21.7.22

KEUNTUNGAN SERTA TIMBAL BALIK DARI GAYA KEPEMIMPINAN NICCOLO MACHIAVELLI TERHADAP KARYAWAN

ESSAY UJIAN AKHIR PSIKOLOGI SOSIAL SEMESTER GENAP TAHUN 2021/2022

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A

Oleh:

Arya Apolonio (21310410109) reguler


FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA





KEUNTUNGAN SERTA TIMBAL BALIK DARI GAYA KEPEMIMPINAN NICCOLO MACHIAVELLI TERHADAP KARYAWAN


Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi  anak  buah  untuk  bekerja  sesuai  yang diharapkan dalam  rangka  mencapai tujuan organisasinya (Bryman, 1992). Pemimpin dengan sifat dan perilakunya berupaya untuk mempengaruhi  anak  buah  untuk mencapai  tujuan  organisasi,  namun belum  tentu  sesuai dengan harapan anak buahnya. Menurut “teori pertukaran sosial” (Homans, 1959), dalam perilaku  sosial  kepemimpinan,  perilaku    pemimpin  akan diimbangi  dengan  perilaku anak buah.Bila pemimpin  memiliki  sifat  atau  perilaku  posisif, anak  buah kemungkinan akan bekerja dengan baik, namun bila sifat atau perilaku pimpinannya negatif, bagaimana anak buah kemungkinan berperilaku?. Dengan demikian persepsi anak buah terhadap sifat atau perilaku pimpinannya sangat penting dalam kepemimpinan, karena sikap negatif pimpinan dapat memicu perilaku negatif anak buah.

Sifat atau pengaruh yang di tunjukkan oleh pemimpin atau leader pada umumnya berpengaruh besar terhadap kinerja yang di berikan oleh para karyawan terhadap sebuah hasil kerja. Seperti seorang pemimpin yang  mempunyai  sifat machiavellianism senang  memanipulasi  dan  mengeksploitasi  anak buah untuk    tujuan pribadinya, tetapi karena kepiawaiannya, anak buah    tidak merasakannya, hal ini sesuai dengan penelitian terdahulu (Routhman,  2012., dan Jonason et al., 2012). Pemimpin Machiavellianism senang  memanipulasi  dan  mengeksploitasi  bawahan untuk mencapai tujuan pribadinya (Rauthmann, 2012). Oleh karena itu, pemimpin dengan sifat ini akan cenderung tidak memperhatikan kebutuhan bawahannya. Menurut Gkorezis et al.(2015), pemimpin dengan sifat ini membuat bawahannya menjadi skeptis dan negatif terhadap organisasi, yang pada akhirnya mengalami kelelahan emosi. Dalam penelitian Christie (1970) mengungkapkan tiga hal mendasari sifat machiavelli, yaitu:

1. Mendukung taktik manipulatif seperti tipu daya dan kebohongan.

2.   Pandangan atas manusia yang tidak menyenangkan, misalnya lemah, pengecut, dan mudah dimanipulasi,.

3. Kurangnya perhatian terhadap moral konvensional seseorang yang memilki moral konvensional dengan sifat machiavelli.

Sesuai dengan karakter atau sifat yang di miliki Machiavelli tentu di anggap kurang baik oleh sebagian orang yang mungkin memiliki sifat yang bertolak belakang dengannya. Sifat tersebut lah yang menjadi suatu permasalahan bagi perusahaan yang menganut sistem Machiavelli dimasa kini. Karena yang pada dasarnya akan menghalalkan segala macam cara untuk mencapai tujuan dari organisasinya. Adapun permasalahan mendasar yang kemudian akan di hadapi oleh karyawan ketika organisasi nya menganut paham ini adalah:

1. Manjadi pribadi yang tidak jujur atau tidak bermoral, karena melakukan segala kecurangan demi kemajuan organisasi,

2. Menjalani pekerjaan dengan keterpaksaan,

3. Karyawan bekerja di bahwa tekanan yang besar,

4. Berusaha menampilkan sisi baik dari perusahaan padahal mengalami tekanan mental kerja.

Hal-hal tersebut merupakan sedikit permasalahan yang akan berdampak terhadap karyawan yang menganut paham Machiavellin dalam sebuah organisasi. Degan adanya permasalahan tersebut menjadikan sifat perilaku karyawan menjadi kurang bermoral, dan tentu hal itu menjadi sisi negatif bagi organisasi yang menganut paham tersebut. Adapun solusi yang menjadikan diri sebagi pribadi yang lebih baik dengan cara menguatkan Iman dalam diri karena mungkin sebelum bergabung dalam organisasi tidak di jelaskan bahwa mereka menganut paham itu. Dan apabila ketika melakukan kecurangan dalam bekerja pada organisasi sebaiknya di bicarakan bersama terhadap pimpinan dan karyawan lainnya. Terakhir ketika merasa benar-benar tidak adanya kecocokan dan kesanggupan dalam bekerja jauh lebih baik mengundurkan diri secara baik-baik. Karena hasil kerja yang baik yang berdasarkan dengan segala kecurangan dan penekanan dalam kerja adalah sia-sia. Karena setiap permasalahan yang ada tentu memiliki jalan keluar yang terbaik. Walaupun pada dasarnya Individu dengan sikap machiavelli tinggi cenderung pragmatis, mempertahankan jarak emosional, dan yakin bahwa hasil lebih penting daripada proses. Mereka lebih banyak melakukan manipulasi, memperoleh kemenangan, tidak mudah terbujuk namun lebih banyak membujuk. Beberapa keadaan di mana individu dengan karakter machiavelli yang tinggi berkembang baik, pertama ketika mereka berinteraksi secara langsung dengan individu lain, kedua adalah ketika mereka berada pada situasi yang sedikit peraturan, sehingga kebebasan. 








Daftar pustaka:

1. Sumber foto: galeri. Di unggah 21 juli 2022. Pukul 13:30 WIB.

2. Giovani Anggasta Susanto1, Achmad Sudjadi2, Margani Pinasti31Magister Manajemen, FEB Unsoed, Indonesia2Jurusan Manajemen, FEBUnsoed, Indonesia3 Jurusan Akuntansi, FEBUnsoed.2019."PENGARUH SIFAT GELAP PEMIMPIN TERHADAP NIAT KELUAR KERJA KARYAWAN". (http://jos.unsoed.ac.id/index.php/performance/article/view/1622).

3. Landasan Teori. Universitas kristen petra. https:dewey.petra.ac.id


0 komentar:

Posting Komentar