18.7.22

KEBIJAKAN PERUSAHAAN YANG EFEKTIF UNTUK DUNIA KERJA YANG LEBIH POSITIF


ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER 

PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Semester Genap T.A 2021/2022

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.


Oleh :

ALWIYAH DWI PRATIWI

(21310410034)

Kelas A (Reguler)


PROGRAM STUDI PSIKOLOGI

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA



Kebijakan Perusahaan Yang Efektif Untuk Dunia Kerja Yang Lebih Positif 


Di masa sekarang ini, pendidikan merupakan kebutuhan primer yang harus kita perjuangkan. Persaingan dalam dunia kerja yang semakin ketat membuat kita harus mempersiapkan kualitas diri kita sebaik mungkin. Karena seperti yang telah kita ketahui, semakin tinggi jenjang pendidikan seseorang, maka semakin besar pula peluang untuk berkarier di dunia kerja.

Setiap orang pasti juga memiliki pekerjaan impian. Sehingga untuk mewujudkannya diperlukan bekal yang dapat digunakan untuk membuat mimpi tersebut terwujud. Berkaitan dengan hal tersebut, saat ini saya sedang mempersiapkan bekal untuk meraih pekerjaan impian saya salah satunya yaitu dengan menempuh pendidikan.

Setelah lulus dari pendidikan sebagai sarjana psikologi,  pintu untuk masuk ke dalam dunia kerja yang sejalan dengan jurusan psikologi pasti dapat terbuka. Dengan begitu kita bisa menjadi lebih mudah untuk mencapai tujuan yang diinginkan. Kemudian apa yang akan terjadi jika sudah memiliki pekerjaan yang diinginkan? Apakah sudah selesai sampai di sini saja? 

Ketika sudah memiliki pekerjaan setelah lulus dari pendidikan sarjana, mengingat kembali tentang pentingnya pendidikan maka melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi dapat menjadi pilihan agar dapat meningkatkan kualitas diri dalam pekerjaan. Namun, kenyataannya melanjutkan pendidikan saat sudah memiliki pekerjaan tidaklah mudah. 

Misalnya dalam sebuah kasus, saya  sudah memiliki gelar sarjana dan bekerja di sebuah perusahaan, kemudian setelah beberapa waktu saya ingin melanjutkan pendidikan lagi tetapi ternyata hal tersebut tidak bisa berjalan dengan baik. Perusahaan tempat saya bekerja tidak mendukung untuk melanjutkan pendidikan. Perusahaan sama sekali tidak bersedia membantu keinginan saya untuk menuntut ilmu yang lebih tinggi. 

Kebijakan yang ada membuat perusahaan tidak mendukung untuk melanjutkan pendidikan. Perusahaan tidak memberi beasiswa, tidak memberi cuti ketika sedang menjalani ujian di kampus, tidak memberi ijin untuk melanjutkan pendidikan, tidak peduli dengan progres dan perkembangan studi lanjutan yang dilakukan, dan tidak peduli dengan keinginan menggali potensi diri karyawan. 

Namun anehnya, ketika lulus dari pendidikan yang lebih tinggi, perusahaan bersedia melakukan promosi sesuai dengan tingkat pendidikan yang telah ditempuh. Sampai di sini saya memandang bahwa perusahaan tersebut sangat licik, selfish dan egois. Bagaimana tidak? Perusahaan tidak memberi kemudahan untuk menuntut ilmu dan melanjutkan pendidikan namun mau mengambil manfaat dari pendidikan lanjutan yang akan ditempuh tersebut. 

Lalu, apa yang akan terjadi dengan dunia kerja di masa depan dengan adanya perusahaan yang selalu mendambakan tenaga kerja yang berkualitas, namun memiliki kebijakan yang selfish/egois tersebut? 

Dalam sebuah organisasi tentu tak dapat lepas dari peran seorang pemimpin. Pemimpin dengan kebijakan yang baik pasti akan memberikan dampak yang baik pula untuk bawahan atau karyawannya, begitupun sebaliknya. Setiap pemimpin tentu memiliki gaya kepemimpinan yang berbeda. Namun, gaya dasar yang dimiliki seorang pemimpin dapat menjadi kunci terbentuknya suatu kebijakan bagi perusahaan. Berikut ini adalah beberapa gaya dasar kepemimpinan.

a. Gaya 1 , merupakan perilaku pimpinan yang banyak memberikan pengarahan dan sedikit dukungan. Pemimpin ini memberikan instruksi yang spesifik tentang peranan dan tujuan bagi bawahannya dan secara ketat mengawasi pelaksanaan tugas bawahan.

b. Gaya 2, merupakan pemimpin yang banyak mengarahkan dan banyak memberikan dukungan. Pemimpin ini mau menjelaskan keputusan dan kebijakan yang diambil dan mau menerima pendapat dari bawahannya akan tetapi pemimpin seperti ini tetap memberikan pengawasan dan pengarahan dalam menyelesaikan tugas para bawahannya.

c. Gaya 3, perilaku pemimpin banyak memberikan banyak dukungan dan sedikit memberikan pengarahan. Pemimpin menyusun keputusan bersama-sama dengan bawahannya dan mendukung usaha-usaha mereka dalam menyelesaikan tugas.

d. Gaya 4, perilaku pemimpin memberikan sedikit dukungan dan sedikit pengarahan. Pemimpin dengan gaya seperti ini mendelegasikan keputusan dan tanggung jawab pelaksanaan tugas kepada bawahan.

Dalam kasus yang menjadi topik dalam tulisan ini, berdasarkan beberapa gaya kepemimpinan tersebut, agar dapat mengembangkan keterampilan dan pengetahuan dengan menempuh pendidikan maka kita membutuhkan pemimpin yang banyak memberi arahan dan banyak memberikan dukungan. Dengan demikian, kesenjangan antara perusahaan dengan karyawan tidak akan terjadi. 

Dengan memiliki pemimpin yang baik, tidak akan ada masalah bagi dunia kerja di masa depan. Tidak akan ada perusahaan yang memiliki kebijakan yang egois/selfish, perusahaan bisa menjadi lebih maju, dan masih banyak hal positif lainnya yang akan terjadi. Dengan begitu, kita tidak perlu mengorbankan apapun. Kita hanya perlu berdiskusi dengan pemimpin dan anggota terkait dalam perusahaan tentang kebijakan yang baik, kebijakan yang dapat menguntungkan bagi berbagai pihak. Sehingga perusahaan dapat mengalami perubahan dan memiliki kemajuan, serta hak dan kewajiban kita sebagai karyawan dan kepuasan kerja yang selalu diperjuangkan juga dapat terpenuhi.



DAFTAR PUSTAKA

Faturahman, B.M.2018.Kepemimpinan Dalam Budaya Organisasi.MADANI Jurnal Politik dan Sosial Kemasyarakatan  Fakultas Ilmu Administrasi Universitas Brawijaya Vol 10 No.1 (7-8).


0 komentar:

Posting Komentar