Essay
Ujian Akhir Psikologi Sosial
Semester
Genap Tahun 2021/2022
Dosen
Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA
Disusun
Oleh: Tiyas Wulandari (21310410108)
FAKULTAS
PASIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dimiliki seseorang
untuk memimpin dan mempengaruhi orang lain. Kepemimpinan sering dikaitkan
dengan ketrampilan, keckapan, dan tingkat pengaruh yang dimiliki seseorang. Kepemimpinan
memiliki peran yang sangat penting dalam memimpin dan membawa suatu kelompok
kerja kearah yang maksimal. Dalam proses tersebut tentunya juga diperlukan
adanya komunikasi yang baik demi mencapai target dan tujuan dari individu,
kelompok, dan organiasai.
Berbicara mengenai kepemimpinan kita tidak bisa lepas
dari persoalan manajeman. Gaya kememimpinan atau style of leadership
adalah cara seseorang dalam malaksanakan fungsi dan menjalankan manajement
kepemimpinan. Terdapat beberapa jenis gaya kepemimpinan dintaranya. Pertama
Gaya Kepemimpinan Demokratis, gaya tersebut merupakan suatu kemampuan dalam
mempengaruhi orang lain agar dapat bekerjasama dalam mencapai tujuan yang sudah
ditetapkan. Gaya kepemimpina demokratis juga sering disebut sebagai gaya yang
terpusat pada anggota, yang menganut kesederajatan, kepemimpinan partisipasif
atau konsultif. Ciri dari gaya kepemimpinan demokratis pemimpin tidak memiliki
wewenang yang mutlak, karena pemimpin melimpahkan sebagian wewenang kepada
bawahan dan kebijaakan serta keputusan akhir disepakati bersama.
Kedua Gaya Kepemimpinan Laissez-faire, gaya kepemimpinan
ini pemimpin cenderung pasif, jaranng memberikan arahan, dan sedikit sekali
dalam menggunakan kekuasaannya atau sama sekali telah membiarkan anak buahnya
untuk membuat keputusan. Gaya ini akan mendorong kemampuan anggota dalam
mengambil inisiatif. Interaksi dan kontrol yang telah dilakukan oleh pemimpin
tidak sepenuhnya, sehingga gaya tersebut hanya dapat berjalan jika bawahan
mampu memperlihatkan tingkat kompetensi dan keyakinan dalam mengejar tujuan dan
sasaran yang cukup tinggi. Namun, gaya kepemimpinan ini hamper mirip dengan
gaya kepemimpinan demokratis yang keduaya kurang cocok diterapkan pada kondisi
yang keritis.
Gaya kepemimpinan ketiga adalah Birokratis, Gaya
kepemimpinan birokratis ditandai dengan adanya keketatan dalam pelaksanaan
suatu prosedur yang telah berlaku. Pemimpin membuat segala keputusan
berdasarkan dari aturan yang telah berlaku dan tidak ada lagi fleksibilitas. Segala
kegiatan yang dilaksanakan terpusat pada pemimpin dan hanya diberi sedikit kebebasan
kepada orang lain dalam berkreasi dan bertindak, itupun tak boleh melanggar ketentuan
yang sudah berlaku.
Keempat
Gaya Kepemimpinan Otoriter/Authotarian, merupakan gaya pemimpin yang telah mengambil
secara penuh atas segala keputusan dan kebijakan yang akan dijalani. Semua
pembagian tugas dan tanggung jawab akan dipegang oleh pemimpin yang bergaya
otoriter tersebut, sedangkan para anggota hanya sekedar melaksanakan tugas yang
sudah diberikan. Tipe kepemimpinan ini mengarah kepada tugas. Artinya dengan
adanya tugas yang telah diberikan oleh suatu lembaga atau suatu organisasi,
maka kebijaksanaan dari lembaganya ini mesti diproyeksikan dalam bagaimana pemimpin
memerintah kepada bawahannya agar kebijakan tersebut dapat tercapai dengan
baik. Gaya kepemimpinan ini anggota hanya sebagai mesin pengerak sesuai
kehendak, dan inisiatif anggota tidak diperhatikan sama sekali.
Berkaitan
dengan gaya kepemimpinan juga perlu kita ketahui terdapat beberapa tokoh
terkait isu kepemimpinan salah satunya adalah Niccolo Machiavelli penulis buku Il
Principe (Sang Penguasa). Dalam buku tersebut menjelaskan bahwa seseorang
yang ingin menjadi penguasa maka ia bisa menghalalkan segala cara dalam mencapai
tujuannya. Nilai utama yang ditekankan Machiavelli adalah kebutuhan akan
stabilitas dalam wilayah seorang penguasa. Pada bab awal buku, Machiavelli
mendefinisikan metode-metode pemerintahan yang efektif dalam beberapa bentuk
kepenguasaan. Pada bab selanjutnya Machiavelli membahas mengenai pengaturan
negara keturunan, dll.
Menganalisis
dari buku Il Principe dengan kepemimpinan saat ini, terdapat masalah
yang berkaitan. Seorang pemimpin dalam sebuah organisasi yang menerapkan karakter
Machiavelli yang menghalalkan segala cara untuk mencapai tujuannya. Pemimpin
yang menjalin hubungann dengan organisasi eksternal dengan mengambil
keuntungann dan menamipulasi, kemudian hasilnya diberikan untuk mensejahterakan
anggota organisasi (membeli kesetiaan anggota). Sebagai anggota organisasi apakah
setuju dengan tindakan pemimpin tersebut?
Menurut
pendapat saya sebagai karyawan seharusanya memiliki pendirian yang baik. Selaras
dengan gagasan yang diungkapkan oleh Machiavelli, konsep yang digagas Machiavelli
bukan hanya soal mendapatkan kekuasaan, tapi lebih jauh ia ingin para penguasa
mementingkan kehormatan dan kebahaiaan bangsanya (Ali, 2010:75). Menurut Machiavelli
(2005: 56-57) cara licik seperti menipu dan tidak memiliki belas kasihan tentu
bisa mendapatkan kekuasaan, tapi tidak dengan kemuliaan. Dengan demikian kita
tidak harus melakukan tindakan yang licik untuk mencapai suatau keuntungan,
meskipun dengan keuntungan tersebut kehidupan kita dapat terjamin.
DAFTAR
PUSTAKA
Mattayang, B. (2019).
TIPE DAN GAYA KEPEMIMPINAN: SUATU TINJAUAN TEORITIS. JEMMA: JURNAL OF ECONOMIC,
MANAGEMENT AND ACCOUNTING, 2(2). 45-52
Putra, G. F. (2015). EVERYTHING
IS PERMITTED: SEBUAH ULASAN SINGKAT IL PRINCIPE KARYA MACHIAVELLI. Jurnal
Poetika, 3(1). 75-78
Muhammad, N. A &
Hambali, R. Y. (2021). KEJUJURAN DAN ETIKA DALAM KONSEP POLITIK MACHIAVELLI. Jurnal
Prespektif, 5(1). 57-73
0 komentar:
Posting Komentar