19.7.22

JANGAN HANYA KARENA KEBIJAKAN ANEH KITA JADI MENGURUNGKAN NIAT UNTUK BEREKSPLORASI

Hanya karena kebijakan aneh, sampai-sampai kita mengurungkan niat untuk bereksplorasi, belajar, berinovasi, dan membuat gebrakan baru

Essay Ujian Akhir PIO

Semester Genap T.A 2021/2022

Tahun Akademik 2021/2022

Dosen Pengampu: Arundati Shinta

Satria Rahman Nasution (21310410087)

 


Dalam   bekerja,   lingkungan   kerja   berpengaruh   langsung   terhadap   sikap   kerja   dan  menentukan  prestasi  kerja  pegawai.  Lingkungan  kerja   yang  menyenangkan  membuat  sikap  pegawai positif dan memberi dorongan untuk bekerja  lebih tekun dan lebih baik. Sebaliknya, jika  situasi  lingkungan  tidak  menyengangkan  mereka  cenderung  meninggalkan  lingkungan  tersebut.  Sebagaimana  diungkap  Ghiselli  dan  Brown  (dalam  Tjalla, 1989)  bahwa  lingkungan  kerja  berpengaruh terhadap kuantitas dan kualitas hasil kerja karyawan.    

Pengaruh lingkungan  dapat dilihat dari dua sisi, yaitu  lingkungan  luar  dan  lingkungan  dalam.  Lingkungan  luar  umumnya  menggambarkan  kekuatan  yang berada di luar organisasi, sedangkan lingkungan dalam merujuk pada faktor-faktor di dalam  organisasi   yang   menciptakan   milieu   kultural   dan   sosial   tempat   berlangsungnya   kegiatan.  Lingkungan dalam ini biasanya disebut dengan istilah iklim organisasi.  Menyadari  betapa  iklim  organisasi  memiliki  kontribusi  yang  cukup  signifikan  terhadap  setiap individu di organisasi, yang pada ujung-ujungnya akan pula berpengaruh terhadap kualitas  kerja, maka dengan sendirinya perlu pemahaman yang  baik tentang iklim organisasi.

Tidak sedikit pula, beberapa persoalan terjadi di antara karyawan yang berkontribusi dalam sebuah organisasi kerja. Misalnya saja seorang lulusan mahasiswa dengan gelar akademis yang keren dan membanggakan, yang tergabung ke dalam organisasi perusahaan. Namun, kebijakan perusahaan organisasi yang sama sekali tidak bersedia membantu keinginan karywan tersebut untuk menuntut ilmu lebih tinggi. Tulisan ini lebih tertuju kepada organisasi yang tidak memberi kemudahan untuk menuntut ilmu lanjutan namun mau memetik manfaat dari ilmu lanjutan tersebut. Karena, idealnya sebuah organisasi yakni memberikan kesempatan kepada karyawannya untuk menggali potensi diri, dan peduli akan hal tersebut agar dapat memetik manfaat dari ilmu lanjutan, serta mempromosikan karyawannya.

Jadi pada tulisan ini menjawab pertanyaan: Bagaimana jadinya dunia kerja di masa depan yang mendambakan tenaga kerja berkualitas. Namun, kebijakannya selfish atau egois? Hal demikian dinilai penting, karena kualitas pendidikan sangat berpengaruh di dunia kerja, dengan melanjutkan pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi,  maka kualitas karyawan juga semakin membaik. Pendidikan serta pengetahuan yang baik, diperoleh dari pendidikan tinggi yang menjadi modal untuk menciptakan pembaharuan-pembaharuan di bidang teknologi, ekonomi dan dalam berbagai aspek lainnya di perusahaan. Oleh karena iti, semakin tinggi kualitas pendidikan seseorang maka semakin meningkat pula efisensi dan produktivitas suatu perusahaan.

Kiat-kiat yang dapat dilakukan untuk mengatasi kebijakannya selfish/egois pada organisasi

1. Kita sebagai mahasiswa yang nantinya akan menyandang gelar sarjana, harus memahami bahwasanya pendidikan tinggi merupakan elemen penting bagi kehidupan kita kedepan. Pendidikan yang lebih tinggi akan memperluas pengetahuan masyarakat dan mempertinggi rasionalitas pemikiran mereka. Dengan adanya hal ini, organisasi harus mengambil langkah yang lebih rasional dalam mengambil keputusan. Sebagai calon pegawai nantinya, kita wajib membuktikan dengan tindakan bahwasannya pendidikan tersebut penting sebagai bekal dalam meningkatkan kinerja kita di organisasi.

2. Mendiskusikan kepada organisasi terkait pentingnya peran organisasi dalam mendukung karyawan untuk meneruskan pendidikan lebih lanjut. Pendidikan serta pengetahuan yang baik, diperoleh dari pendidikan tinggi akan menciptakan pembaharuan-pembaharuan di bidang teknologi, ekonomi dan dalam berbagai aspek lainnya di perusahaan.  Sehingga perusahaan atau organisasi juga akan mendapatkan manfaat dari meningkatnya kinerja karyawan.

3. Dengan majunya teknologi, maka total quality control (TQC) semakin ketat dan itu merupakan perlombaan tanpa adanya garis finish. Semakin maju zaman, maka hampir semua pekerjaan digantikan oleh robot. Oleh sebab itu, karyawan akan terus-terusan dipacu untuk mendapatkan kesempurnaan. Dengan bermodal pengetahuan, penalaran, serta hal-hal luar biasa yang kita raih ketika meneruskan pendidikan tinggi, bisa menjadi batu loncatan yang cukup baik untuk perusahaan. Apabila organisasi tetap teguh dengan peraturan aneh tersebut, mengundurkan diri dari organisasi tersebut bisa menjadi opsi terakhir. Karena dirasa kebijaakan serta lingkungan kerja yang tidak mendukung dan sama sekali tidak peduli dengan progres karyawan.

Kita sebagai calon karyawan nantinya, harus bijak dalam menghadapi situasi sulit seperti ini. Terlebih-terlebih, menyangkut kebutuhan mendasar yang akan berguna kedepannya kelak. Sebab, semakin maju teknologi yang digunakan organisasi, maka konsumen akan menilai berdasarkan kualitas barang/jasa yang dihasilkan, bukan tingginya kualitas dari para manager. Hanya karena kebijakan aneh, sampai-sampai kita mengurungkan niat untuk bereksplorasi, belajar, berinovasi, dan membuat gebrakan baru nantinya dari hasil menuntut ilmu tinggi.

 

Daftar Pustaka

Idrus, M. (2006). Implikasi Iklim Organisasi terhadap kepuasan kerja dan kualitas kehidupan kerja karyawan. Jurnal Psikologi3(1), 94-106.

Dwi Atmanti, H. (2005). Investasi sumber daya manusia melalui pendidikan. Jurnal Dinamika Pembangunan (JDP)2(Nomor 1), 30-39.

Chauhan, S.S., (1979). Innovation in Teaching Learning Process, New Delhi: Vikas Publishing Hoyse, Pvt.Ltd.


0 komentar:

Posting Komentar