5.7.22

PENTINGNYA MEMULAI INTERAKSI SOSIAL PADA TEMAN BARU

 

PSIKOLOGI SOSIAL

Semester Genap T.A 2021/2022

Oleh

Nabila Tus Sangadah (21310410038)

Kelas A Reguler

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu

Dr. Arundati Shinta, M.A.




Interaksi sosial menurut Walgito (2003) bahwa Interaksi sosial adalah suatu hubungan antara individu satu dengan individu yang lain, satu individu sangat mempengaruhi individu lain begitupun sebaliknya. Maka dari itu terdapat adanya hubungan timbal balik, sedangkan menurut Soerjono (2012) Interaksi sosial adalah hubungan anatara orang dengan perorangan dan anatar kelompok-kelompok manusia maupun pada perorangan dengan kelompok. Jadi dapat di ambil kesimpulan bahwa interaksi pada intinya dalam suatu kehidupan manusia adalah makhluk sosial, yang tidak bisa lepas dari interaksi. Dimana individu satu dengan yang lainnya akan saling membutuhkan, tanpa adanya interaksi sosial kita tidak mungkin ada di titik kehidupan adanya kebersamaan.

Menurut Helms & Turner (2013) mengungkapkan bahwa pola perilaku sosial dapat dilihat dari empat dimensi:

1.      1. Anak dapat bekerjasama dengan teman,

2.     2. Anak mampu menghargai teman, baik dalam hal menghargai milik, pendapat, hasil karya teman,

3.     3. Anak mampu berbagi kepada teman,

4.     4. Anak mampu membatu orang lain.

Disini saya mewawancarai adik kelas saya, ia adalah siswi SMA. Dengan wawancara ini saya ingin memperoleh gambaran dari pendapat siswi mengenai interaksi sosial pada teman yang ia baru kenali. Berikut adalah hasil wawancara:

“Apakah anda berani untuk menyapa teman ketika bertemu dan membalas sapaan temannya dengan ramah dan berjabat tangan?”

“Saya selalu menyapa temen saya dimana pun jika bertemu pasti selalu saya sapa duluan karena saya tidak mau di anggap orang yang sombong dan angkuh. Apalagi dengan sapaan yang ramah itu sudah menjadi kewajiban seseorang untuk menyapa temannya.”

“Apakah anda sudah berani dalam bertanya, berpendapat dan memuji karya atau kelebihan yang di miliki oleh teman anda?”

“Kalau saya untuk bertanya tidak pernah malu sebab ada pribahasa malu bertanya sesat di jalan, nah kalau untuk saling memberi pendapat saya juga sering dengan teman saya ataupun dalam kelompok tugas saya dan apalagi untuk memuji teman saya tidak pernah sungkan karena itu harus diberi apresiasi.”

“Apakah anda suka saling menolong, saling berbagi dan peduli terhadap teman anda?”

“Saya ini anak yang bisa berbagi, peduli dan bahkan selalu tolong menolong sesama teman, tanpa rasa malu. Saya selalu empati terhadap orang-orang siapa pun itu apalagi terhadap keluarga dan teman saya.

“Jika anda mendapat kelompok baru di kelas yang anda sendiri tidak saling mengenalinya, nah bagaimana gambaran interaksi sosial anda pada kelompok tersebut?”

“Mungkin kalau saya ini mencoba untuk belajar beradaptasi dengan kelompok saya, dengan cara memperkanalkan dirinya satu sama lain, setelah itu baru membahas rencana persoalan tugasnya yang akan di buat.”

 

Dari hasil wawancara di atas dapat di lihat bahwa dia mampu berinteraksi langsung tanpa rasa malu bisa di lihat saat ia menyapa pada temannya, saling berjabat tangan  dan tersenyum. Kalau saya lihat dari Siswi tersebut bahwa siswi itu sering mengajak untuk berbicara dan bercanda pada temannya bahkan pada seseorang yang ada di depan hadapan dia. Menurut saya semua orang tidak seperti dia sebab biasanya ada seseorang yang memiliki rasa malu dan cuek, sebab pola prilaku sosial seseorang mungkin berbeda-beda.

 

Daftar Pustaka

Andarbeni, S. L. (2013). Studi Tentang Tentang Kemampuan Interaksi Sosial Anak Kelompok a Dalam Kegiatan Metode Proyek Di Tk Plus Al-falah Pungging Mojokerto (Doctoral dissertation, State University of Surabaya).



0 komentar:

Posting Komentar