20.7.22

GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERPENGARUH PADA KARYAWAN

 GAYA KEPEMIMPINAN YANG BERPENGARUH PADA KARYAWAN

 Essay untuk Ujian Akhir Psikologi Sosial

Semester Genap

Tahun Akademik 2021/2022

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

 

Nama : Meylita Ayu Herbafalony

NIM : 21310410084



Tentunya di dalam suatu organisasi terdapat pemimpin yang akan memimpin sekaligus mengkoordinasikan segala sesuatu yang ada. Pada umumnya seorang pemimpin mempunyai kemampuan untuk mempengaruhi orang lain, untuk bersama-sama melakukan aktivitas tertentu dalam mencapai suatu tujuan. Adapun pengertian kepemimpinan adalah proses mempengaruhi aktivitas kelompok yang terorganisir, dalam usaha untuk menentukan tujuan yang akan dicapai (Stogdill dalam Kartono, 1994). Seseorang dapat ditentukan menjadi pemimpin, karena mempunyai kemampuan tentang perencanaan dan pembuatan konsep kegiatan yang berguna untuk pengembangan organisasi.

 

Di samping itu, seorang pemimpin juga memiliki karakter ataupun gaya untuk menarik perhatian para karyawan. Apabila gaya kepemimpinan kepada karyawan lebih ditingkatkan, maka kinerja karyawan akan meningkat pula, begitu juga sebaliknya apabila kepemimpinan yang diberikan kepada karyawan rendah maka kinerja karyawan akan menurun.

 

Persoalan yang mungkin terjadi di beberapa organisasi yaitu, seorang pemimpin yang memiliki karakter ingin menjadi penguasa maka ia bisa menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Seperti gaya kepemimpinan tokoh yang paling terkenal yaitu Niccolo Machiavelli. Niccolo Machiavelli ini kemudian diabadikan untuk menggambarkan perilaku orang yang suka bersiasat ketika berhubungan dengan orang lain. Kemudian, siasat itu digunakan agar ia dapat mengambil keuntungan dari situasi tersebut, sekaligus ia bisa mengontrol orang lain. Sebagai contoh, segala keuntungan finansial yang didapat atau dimanipulasi dari pihak eksternal tersebut kemudian diberikan untuk kesejahteraan semua anak buah organisasi dan ini dilakukan demi ingin mendapatkan kesetiaan anak buah atau karyawan terhadap pimpinan, sehingga kekuasaan dalam organisasi menjadi lestari. Idealnya, seorang pemimpin pasti memiliki cara serta gayanya tersendiri demi memajukan kesejahteraan para karyawan serta mengembangkan suatu organisasi menjadi lebih baik lagi.

 

Terdapat satu pertanyaan yang perlu dikupas tuntas, adalah apakah benar, karakter Machiavelli akan kita hujat bila itu tidak menguntungkan kita, namun bila menguntungkan kita maka Machiavelli kita sanjung?. Hal ini perlu untuk dibahas, karena kita sebagai karyawan juga kadang merasa perlu adanya sebuah apresiasi keuntungan dari pihak pimpinan, dan ini akan sangat berpengaruh dengan kinerja para karyawan tersebut. Jika pemberian apresiasi itu menguntungkan maka kinerja karyawan untuk mengembangkan suatu organisasi akan semakin lebih baik.

 

Karakter Machiavelli ini termasuk ke dalam gaya kepemimpinan yang dapat mempengaruhi bawahan agar sasaran organisasi tercapai atau dapat pula dikatakan bahwa gaya kepemimpinan adalah pola prilaku dan strategi yang disukai dan sering diterapkan oleh seorang pemimpin (Alimudin, A., & Sukoco, 2017). Sehingga gaya kepemimpinan yang paling dominan dilakukan oleh Niccolo Machiavelli adalah suatu gaya yang dapat memaximumkan produktivitas, kepuasan kerja, pertumbuhan dan mudah menyesuaikan dengan segala situasi.


Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu berusaha untuk meningkatkan kinerja pegawai, dengan harapan apa yang menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Maka, jika gaya kepemimpinan Niccolo Machiavelli dapat menguntungkan seorang karyawan, pemimpin akan disanjung dan lebih di hargai oleh para karyawan. Namun, jika gaya tersebut merugikan kita sebagai karyawan, maka yang akan di dapat oleh pemimpin adalah hujatan ataupun pembicaraan yang kurang enak di dengar oleh pemimpin, karena dalam perilaku gaya kepemimpinan Niccolo Machiavelli itu tidak ada standar moral, yang penting adalah keuntungan untuk diri sendiri, sehingga banyak karyawan yang tidak setuju karena tidak mendapatkan keadilan dari pemimpin.


Seperti yang dinyatakan oleh Siagian (1984) bahwa keberhasilan suatu organisasi sangat tergantung pada efektivitas kepemimpinan dan perilaku yang mendorong timbulnya dan terpeliharanya semangat kebersamaan. Sebaliknya, jika hanya gaya kepemimpinan lebih menitikberatkan pada tugas saja, maka rasa kemanusiaan akan terusik sehingga semangat kerja tidak akan optimal.

 

Daftar Pustaka :

Rivai, V., & Mulyadi, D. (2012). Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi. In Kepemimpinan dan Perilaku Organisasi.

Emilia Ika Andriyani. 2016. Pengaruh Gaya Kepemimpinan Terhadap Kinerja Karyawan. Universitas Sanata Dharma. Yogyakarta.

Asnawi, Sahlan. 1999. Semangat Kerja dan Gaya Kepemimpinan. Jurnal Psikologi. Universitas Persada Indonesia.





0 komentar:

Posting Komentar