Gaya Kepemimpinan Machiavelli Terhadap Loyalitas Bawahan
Ujian Akhir Psikologi Sosial
Semester Genap - Tahun 2021/2022
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Qoyyimah Sofiati / 21310410036
Gaya
kepemimpinan dari seorang pemimpin merupakan salah satu yang terpenting karena
menggerakkan sumber daya manusia dalam perusahaan secara efektif tergantung
pada cara-cara bagaimana pimpinan bertindak dalam memimpin organisasi tersebut.
Kepemimpinan diartikan sebagai kemampuan dan keterampilan seseorang yang
menduduki jabatan pimpinan satuan kerja untuk mempengaruhi orang lain, terutama
bawahannya untuk berpikir dan bertindak sedemikian rupa agar dengan perilaku
yang positif pemimpin akan memberikan sumbangan yang nyata dalam pencapaian
tujuan organisasi (Siagian, 2002). Gaya kepemimpinan menurut Nawawi (2006)
adalah perilaku atau cara yang dipilih dan dipergunakan pemimpin dalam
mempengaruhi pikiran, perasaan, sikap, dan perilaku para anggota organisasi
atau bawahan, hubungan dengan pimpinan dan bawahan dapat diukur melalui
penilaian pekerja terhadap gaya kepemimpinan para pemimpin dalam mengarahkan
dan membina bawahannya untuk melaksanakan pekerjaan.
Dengan
gaya kepemimpinan tentu salah satu fungsinya adalah membuat bawahannya patuh terhadap
pemimpin atas apapun yang telah ditentukan suatu organisasi. Dalam artian bahwa
gaya kepemimpinan memiliki hubungan erat dengan loyalitas bawahan. Loyalitas dapat
diartikan dengan kesetiaan, pengabdian dan kepercayaan yang diberikan atau
ditujukan kepada seseorang atau organisasi, yang di dalamnya terdapat rasa
cinta dan tanggung jawab untuk berusaha memberikan pelayanan dan perilaku yang terbaik
(Winardi, 2005).
Dalam
kepemimpinan Niccolo Machiavelly ia memberikan kesejahteraan kepada bawahannya
dalam artian membeli kesetiaan terhadap pimpinan agar kekuasaannya dalam
organisasi tetap lestari karena hidup bisa terjamin. Persoalan dalam kepemimpinan
era Machiavelli adalah apakah kita akan tetap loyalitas terhadap kepemimpinannya
jika hal tersebut tidak menguntungkan bagi kita apalagi memberi perintah yang
dengan menghalalkan segala cara dalam mencapai tujuannya. Tentu saja, pasti
kita akan melakukan banyak hal asalkan memberi keuntungan kepada kita tetapi
jika tidak, apakah kita akan memberikan sikap mengecam? Sikap loyalitas akan
dibahas terhadap gaya kepemimpinan Machiavelli ketika berhadapan pada situasi
yang menguntungkan dan yang tidak menguntungkan.
Secara umum pemimpin dan bawahan harus memiliki tujuan
bersama. Sebelum membahas lebih lanjut, kita perlu mengetahui indikator
loyalitas terlebih dahulu, menurut konsep Siswanto (1989):
1. Taat pada peraturan. Setiap
kebijakan yang diterapkan dalam organisasi untuk memperlancar dan mengatur jalannya
pelaksanaan tugas manajemen organisasi ditaai dan dilaksanakan dengan baik.
2. Tanggung jawab terhadap
organisasi. Kesanggupan bahwan melaksanakan tugas sebaik-baiknya dan tepa waktu
serta kesadaran akan setiap resiko pelaksanaan tugasnya akan memberikan
penjelasan tentang keberanian dan kesadaran bertanggung jawab terhadap resiko
apa yang telah dilaksanakan.
3. Kemauan untuk bekerja. Bekerja
sama dengan orang-orang dalam suatu kelompok akan memungkinkan organisasi dalam
mencapai tujuan yang tidak mungkin dicapai oleh orang-orang individual.
4. Rasa memiliki. Adanya rasa
memiliki karyawan terhadap organisasi akan membuat bawahan memiliki sikap untuk
ikut menjaga dan bertanggung jawab terhadap perusahaan sehingga pada akhirnya
akan menimbulkan loyalitas demi tercapainya tujuan organisasi.
5. Hubungan antar pribadi. Anggota
atau bawahan yang mempunyai loyalitas kerja tinggi mereka akan mempunyai sikap
fleksibel kearah tata hubungan antara pribadi. Hubungan pribadi ini meliputi;
hubungan sosial antar bahawan, hubungan yang harmonis antara atasan dengan bawahan,
situasi kerja dan sugesti dari teman kerja.
6. Suka terhadap pekerjaan. Organisasi
harus dapat menghadapi kenyataan bahwa bawahannya tiap hari datang untuk
bekerjasama sebagai manusia seutuhnya dalam hal melakukan pekerjaan yang
dilakukan dengan senang hati sebagai
indikatornya bisa dilihat dari; keunggulan bawahan dalam bekerja, karyawan
tidak pernah menuntut apa yang diterimanya diluar gaji pokok.
Pemimpin harus dapat mengambil hati bawahan agar mau bekerja
sesuai keinginan pemimpin dan bekerja secara produktif serta optimal agar mampu
mencapai tujuan perusahaan secara bersama. Jika gaya kepemimpinan yang
dilakukan seorang pemimpin dapat diterima oleh bawahan maka kinerja bawahan
akan baik dan dapat mencapai tujuan serta loyalitas bawahan memiliki pengaruh
yang lebih besar terhadap kinerja bawahan dibanding gaya kepemimpinan terhadap
kinerja bawahan. Dapat simpulkan bahwa dengan gaya kepemimpinan era Machiavelly
loyalitas hanya akan kita dukung apabila hal tersebut menguntungkan bagi kita, namun
bila tidak menguntungkan bisa saja kita menentang bahkan menghujat karakter Machiavelli
tersebut.
Loyalitas bawahan juga bisa menurun apabila harapan-harapan
serta pemenuhan kebutuhan-kebutuhannya terabaikan seperti gaji yang cukup atau
memberikan kesejahteraan kepada bawahan. Sebagaimana yang telah dibahas, bahwasanya
dengan gaya kepemimpinan seperti apapun selama menguntungkan bagi bawahan hal
tersebut akan dilakukan dan meningkatkan loyalitas.
DAFTAR PUSTAKA
Wirawan. (2013).Kepemimpinan: Teori, Psikologi, Perilaku
Organisasi, Aplikasi dan Penelitian. Jakarta: Rajawali Pers.
Mega, Selfia A. "Peranan Gaya Kepemimpinan Dalam
Meningkatkan Loyalitas Melalui Kepuasan Kerja Pegawai PT. Pandan Sari Bandar
Lampung." Jurnal Manajemen dan Bisnis Universitas Bandar Lampung, vol. 5, no. 2, 30 Apr. 2015, pp. 193-213.
0 komentar:
Posting Komentar