21.7.22

BAGAIMANA SIH CARA MENJADI PEMIMPIN YG BIJAK? 

 

ESSAY UJIAN AKHIR SEMESTER 
PSIKOLOGI SOSIAL
Semester Genap T.A 2021/2022
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Oleh :
ADE DIAH PALUPI
(21310410081) 
Kelas A (Reguler)
PROGRAM STUDI PSIKOLOGI
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

BAGAIMANA SIH CARA MENJADI PEMIMPIN YG BIJAK? 
Setiap orang hakikatnya merupakan pemimpin, sebagaimana sabda Nabi Muhammad saw: Kullukum ro'in wa kullukum mas'ulun an ro'iyyatihi. Setiap kalian adalah pemimpin, dan akan dimintai pertanggung jawaban dari kepemimpinannya itu.Namun untuk menjadi pemimpin yang baik diperlukan kiat-kiat tertentu, sehingga akhirnya dapat menjadi pemimpin yang matang dan bijak dalam mengemban tugasnya.

Adapun kiat-kiat menjadi pemimpin yang bijak antara lain:
1.Tidak Emosional
Hal ini berarti orang yang temperamental, mudah marah, meledak-ledak, gampang tersinggung, sulit menjadi pemimpin bijak, jadi orang yang bijak adalah orang yang terampil mengendalikan diri. Berhati-hatilah jika kita termasuk orang yang mudah marah maka jika bertindak biasanya cenderung tergesa-gesa. Orang-orang yang emosional tersinggung sedikit oleh bawahannya akan sibuk membela diri dan membalas menyerang, ini tidak bijaksana karena yang dicari adalah kemenangan pribadi bukan kebenaran itu sendiri.

2.Tidak Egois
Orang yang egois jelas tidak akan dapat menjadi pemimpin bijak, karena bijak itu pada dasarnya ingin kemaslahatan bersama, orang yang egois biasanya hanya menginginkan kebaikan untuk dirinya sendiri. Orang yang bijak adalah orang yang mau berkorban untuk orang lain bukan mengorbankan orang lain untuk kepentingan dirinya sendiri.
Suka, Cinta dan Rindu pada Nasihat
Akan sangat bodoh jika kita masuk hutan tanpa bertanya kepada orang yang tahu mengenai hutan. Jika kita di beri nasihat seharusnya kita berterima kasih. Jika kita tersinggung karena di sebut bodoh maka seharusnya kita tersinggung jika disebut pintar karena itu tidak benar. Jika kita alergi terhadap kritik, saran, nasehat atau koreksi maka kita tidak akan bisa menjadi pemimpin yang bijak. Jika seorang pemimpin alergi terhadap saran atau nasehat, bahkan memusuhi orang atau bawahannya yang mengkritik, maka dia tidak akan pernah bisa menjadi pemimpin yang baik dan bijak.

3.Memiliki Kasih Sayang Terhadap Sesama
Rasa sayang yang ada diharapkan tetap berpijak pada rambu-rambu yang ada seperti ketegasan. Diriwayatkan bahwa orang yang dinasehati oleh Rasulullah secara bijak berbalik menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya. Orang-orang yang bijak akan sayang terhadap sesama. Berbeda dengan orang-orang yang hidup penuh dengan kebencian, dimana kepuasan batinnya adalah menghancurkan orang lain. Pemimpin sebaiknya memiliki kasih sayang yang berlimpah tidak hanya pada waktu di tempat tugas saja. Tetapi kasih sayangnya juga tidak hanya untuk satu pihak atau kelompok melainkan merata untuk semua golongan.

4.Selalu Berupaya Membangun
Orang yang bijak tidak hanyut oleh masa lalu yang membuat lumpuh tetapi selalu menatap ke depan untuk memperbaiki segalanya. Pemimpin yang bijak akan membangkitkan semangat bawahannya yang lemah, menerangi sesuatu yang gelap. Jika melihat orang yang berdosa, maka ia akan bersemangat untuk mengajak orang tersebut untuk bertaubat. Pemimpin yang bijak ingin membuat orang maju dan sangat tidak menyukai kehancuran dan kelumpuhan kecuali bagi kebatilan. Semangat pemimpin yang bijak adalah semangat untuk maju tidak hanya untuk dirinya tetapi juga bagi bawahannya dan orang lain disekitarnya.

Bagaimana agar pemimpin tidak dilengserkan?
Pertanyaan-pertanyaan baik akan memberikan solusi terbaik pula, yaitu:
Evaluasilah, kemudian memilih apa yang harus didahulukan. Pertanyaan-pertanyaan berikut digunakan dalam menyusun evaluasi:
1. Apa yang diminta dari saya?
Lakukan apa saja yang harus Anda lakukan dan apa yang dapat 
didelegasikan ke orang lain.
2. Apa yang dapat memberi Anda hasil terbesar?
Hal-hal terbaik apa saja yang dapat Anda lakukan dengan hasil yang 
baik bagi organisasi. Berikut tiga (3) masalah umum pada suatu organisasi, antara lain:
• Menyalahgunakan : terlalu sedikit karyawan mengerjakan terlalu 
banyak pekerjaan.
• Mengabaikan : terlalu banyak karyawan mengerjakan terlalu 
sedikit pekerjaan.
• Salah menggunakan : terlalu banyak karyawan mengerjakan hal 
yang salah.
Dalam bekerja akan sukses dan meningkat pesat jika 3R, Requirements 
(Persyaratan), Return (Hasil) dan Reward (Imbalan) berimbang. Dengan kata 
lain, bila persyaratan pekerjaan Anda sejalan dengan kemampuan Anda, 
memberikan hasil maksimal dan melakukan hal itu benar-benar 
menyenangkan, maka Anda akan sukses jika bertindak sesuai dengan 
prioritas.
Jadi yang dibutuhkan seorang pemimpin bijak adalah pribadi yang tidak emosional, tidak egois, penuh kasih sayang, cinta akan nasihat dan memiliki semangat terus menerus untuk membangun dirinya, bawahannya atau yang dipimpinnya, ummat serta bangsa ini, dia tidak akan peduli walaupun dibalik kebangkitan yang ada dia mungkin akan tenggelam. Pemimpin yang bijak tidak peduli akan popularitas dan tidak peduli dengan adanya pujian manusia karena kuncinya adalah ketulusan hati, adalah tidak akan bisa bijak jika kita selalu mengharapkan sesuatu dari apa yang kita lakukan. Kita hanya akan menikmati sikap bijak jika kita bisa memberikan sesuatu dari rizki kita, bukannya mengharapkan sesuatu dari yang kita kerjakan.
DAFTAR PUSTAKA
Maxwell, John C, 2002: Leadership 101, Thomas Nelson, Inc, ISBN 9780785264194.
Maxwell, John C, 2010: A Leader’ Heart: 365 Days Devotional Journal http://www.amazon.com/Leaders-Heart-365-Day-Devotional
Journal/dp/1404189475 diunduh 24 Agustus 2015.
Maxwell, John C, 2011: The 5 Levels of Leadership, Center Street, ISBN 9781599953656.

0 komentar:

Posting Komentar