Psikologi Sosial
Oleh :
Ahmat Ramadanil (21310410077)
Kelas Reguler A
Tugas Esay Sebagai Prasyarat UAS
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Semester Genap T.A 2021/2022
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Oleh :
Ahmat Ramadanil (21310410077)
Kelas Reguler A
Tugas Esay Sebagai Prasyarat UAS
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A
Semester Genap T.A 2021/2022
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Kondisi kehidupan masyarakat di desa Kecamatan Wonggeduku yang terdiri
dari beberapa etnis yakni Jawa, Bali, Sunda, Sumba, Bugis dan Tolaki dengan
penyebaran pada 15 desa/kelurahan secara tidak merata, namun demikian
Kecamatan Wonggeduku merupakan salah satu wilayah yang berada dalam lingkup
pemerintahan Kabupaten Konawe dengan luas wilayah mencapai 5.509 Ha dan
jumlah penduduk sebanyak 13.408 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani
sebanyak 6.936 orang dari 9.558 orang angkatan kerja yang ada di Kecamatan
Wonggeduku dan sisanya bekerja pada sektor lain (Data Kantor Kecamatan
Wonggeduku Tahun 2018).
Etnik Jawa dan Bali terbanyak berada di Desa Duria Asi dan Puuduria,
sedangkan etnik lainnya berada di berbagai desa yang ada pada Kecamatan
Wonggeduku. Dinamika kehidupan masyarakat multietnik di Kecamatan
Wonggeduku hidup dalam kebersamaan, bekerja sama dalam kegiatan keagamaan,
kegiatan sosial, kegiatan budaya seperti pada acara pernikahan dan acara adat
lainnya. Harmonisasi ini menunjukkan kondisi sosial masyarakat walaupun terdapat
perbedaan suku dan adat budaya.
Dinamika kehidupan masyarakat di daerah transmigrasi ini juga tidak lepas
dengan adanya konflik antar etnik yang kadang terjadi pada beberapa desa yakni konflik antar etnik seperti masalah pernikahan antara etnik Jawa dengan etnik Bugis,
etnik Jawa dan etnik Tolaki, masalah sengketa lahan yang diperjual belikan, masalah
pertanian yang berkaitan dengan pengadaan bibit dan saluran irigasi dan berbagai
masalah lainnya yang menyebabkan terjadinya konflik sosial tetapi dapat diselesaikan
dengan interaksi dan integrasi sosial antar warga masyarakat melalui pendekatan
kekerabatan dan kekeluargaan.
Perbedaan etnik yang ada di Kecamatan Wonggeduku menyebabkan timbulnya
pluralisme etnik yang harus dijaga agar tidak mudah konflik. Keberagaman etnik
harus didukung dengan pendekatan kognitif dan pendekatan emosional kepada
warga masyarakat masing-masing etnik yang ditunggangi oleh tokoh adat dan tokoh
masyarakat sehingga kerukunan hidup tetap terpelihara dengan baik dalam interaksi
sosial.
Dinamika interaksi sosial antar kelompok etnik dalam penelitian ini dikaji melalui
bentuk-bentuk interaksi sosial yang meliputi kerja sama, persaingan, konflik dan
akomodasi.
1. Kerja sama
Hasil wawancara dengan informan diperoleh bahwa warga desa memiliki sikap
suka bekerja sama antar warga dan masyarakat yang berbeda etnik. Kerjasama dalam
aspek ekonomi seperti membuat irigasi, menggarap sawah, bercocok tanam dan
berkebun. Ada sebagian warga yang bekerja sama untuk membuat kerajinan,
beternak dan melakukan kegiatan jual-beli di pasar sebagai pedagang sayur-mayur.
Kerja sama dari aspek sosial seperti membangun rumah ibadah, kerja bakti,
membuat jalan swadaya dan berkumpul, bermusyawarah dan bermufakat dalam
pengambilan keputusan bersama tokoh masyarakat, aparatur pemerintah dan pihak
terkait lainnya dalam rangka meningkatkan aktifitas usaha tani.
2. Persaingan
Hasil penelitian yang diperoleh dari para informan mengungkapkan fakta
bahwa interaksi sosial masyarakat dapat terjadi melalui bentuk persaingan antar
kelompok etnik, bahkan persaingan pada sesama etnik karena kegiatan usaha tani
dilakukan bersama dan hasil yang diperoleh tidak sama. Hal ini terjadi karena ada
faktor imitasi dimana warga saling meniru cara kerja. Sugesti dari warga yang
mengalami gagal panen dan tidak berhasil dalam berusaha, bertindak irasional
padahal petani ini memiliki wibawa, karismatik dan kedudukan yang tinggi dalam
kelompok etniknya. Akibat dari persaingan dalam usaha tani, warga yang gagal
panen dan tidak kreatif akan tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rumah
tangga. Tetapi jika diidentifikasikan, maka persaingan ini dapat dikendalikan dan
akan menimbulkan simpati dan empati.
3. Konflik
Konflik dikenal sebagai peristiwa yang terjadi karena berbeda pendapat dan
pandangan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kelompok etnik.
Konflik ekonomi terjadi karena perbedaan harga jual, biaya usaha tani dan
penggunaan alat-alat pertanian. Konflik ekonomi dalam rumah tangga terjadi karena
ketimpangan pendapatan keluarga yang berharap pada hasil panen tanpa ada
kreativitas kerja seperti keterampilan dan kemampuan membuat kerajinan untuk
dapat dipasarkan kepada masyarakat guna memperoleh penghasilan.
4. Akomodasi
Akomodasi dalam penelitian ini adalah bentuk interaksi untuk menyalurkan
bantuan alat pertanian yang dibutuhkan oleh warga transmigrasi. Hasil penelitian
diperoleh bahwa akomodasi memiliki beberapa fungsi seperti akomodasi untuk
kerjasama dalam mengelola hasil pertanian di daerah transmigrasi dengan
menafaatkan bantuan dari pemerintah.
Hasil Wawancara
1. Dinamika interaksi sosial antar kelompok etnik yang terdiri dari etnik Jawa, Bali,
Sunda, Sumba dan Bugis serta Tolaki di daerah transmigrasi menunjukkan
adanya saling kerja sama antar kelompok etnik dalam melaksanakan pekerjaan
sehari-hari seperti bertani dan berkebun serta toleransi dan saling silaturahmi
antar warga yang ada di daerah transmigrasi. Interaksi dalam Persaingan usaha
dengan tujuan mencapai hasil usaha yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan
sehari-hari. Interaksi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kehidupan
bermasyarakat antar kelompok etnik. Dan interaksi dalam mengakomodasi
penyelesaian konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat
sehingga tercapai suatu keadaan yang damai dan kondusif di daerah transmigrasi.
2. Kondisi situasional yang terjadi di daerah transmigrasi menunjukkan kegiatan
ekonomi warga kelompok etnik untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan
mereka. Kondisi sosial warga yang berupaya memenuhi kebutuhan jasmani,
rohani, pendidikan dan kesehatan serta kebutuhan lainnya. Kondisi budaya yang
menunjukkan adanya penerapan budaya masing-masing kelompok etnik seperti
pada acara-acara pernikahan, kesenian maupun acara lainnya. Kondisi
demografis yang berubah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk
sehingga daerah di Kecamatan Wonggeduku mulai mengalami kepadatan
penduduk sehingga keadaan ini dapat meningkatkan ketenagakerjaan di daerah
transmigrasi. Serta kondisi hankamnas yang diimplementasikan melalui
pembentukan kelompok-kelompok jaga malam atau biasa disebut ronda di desa dan kelurahan sebagai upaya demi terwujudnya keamanan dan ketentraman
lingkungan masyarakat desa.
Daftar Pustaka
Alimuddin, Hos Jamaluddin, Muhammad Arsyad, April 2019. " STUDI DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK
DI DAERAH TRANSMIGRASI KECAMATAN WONGGEDUKU
KABUPATEN KONAWE ", https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjq0cChypj4AhUTXnwKHWLtAVAQFnoECBsQAQ&url=http%3A%2F%2Fdownload.garuda.kemdikbud.go.id%2Farticle.php%3Farticle%3D1197443%26val%3D9084%26title%3DSTUDI%2520DINAMIKA%2520INTERAKSI%2520SOSIAL%2520ANTAR%2520KELOMPOK%2520ETNIK%2520DI%2520DAERAH%2520TRANSMIGRASI%2520KECAMATAN%2520WONGGEDUKU%2520KABUPATEN%2520KONAWE&usg=AOvVaw1t1wGWLqgKJh2vLLnZdubB, diakses pada tanggal 06 Juni 2022 pukul 16.41 WIB.
0 komentar:
Posting Komentar