6.6.22

STUDI DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK

   
 
Psikologi Sosial

Oleh :

Ahmat Ramadanil (21310410077)

Kelas Reguler A

Tugas Esay Sebagai Prasyarat UAS

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Semester Genap T.A 2021/2022

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
 
 Kondisi kehidupan masyarakat di desa Kecamatan Wonggeduku yang terdiri dari beberapa etnis yakni Jawa, Bali, Sunda, Sumba, Bugis dan Tolaki dengan penyebaran pada 15 desa/kelurahan secara tidak merata, namun demikian Kecamatan Wonggeduku merupakan salah satu wilayah yang berada dalam lingkup pemerintahan Kabupaten Konawe dengan luas wilayah mencapai 5.509 Ha dan jumlah penduduk sebanyak 13.408 jiwa yang sebagian besar bekerja sebagai petani sebanyak 6.936 orang dari 9.558 orang angkatan kerja yang ada di Kecamatan Wonggeduku dan sisanya bekerja pada sektor lain (Data Kantor Kecamatan Wonggeduku Tahun 2018). Etnik Jawa dan Bali terbanyak berada di Desa Duria Asi dan Puuduria, sedangkan etnik lainnya berada di berbagai desa yang ada pada Kecamatan Wonggeduku. Dinamika kehidupan masyarakat multietnik di Kecamatan Wonggeduku hidup dalam kebersamaan, bekerja sama dalam kegiatan keagamaan, kegiatan sosial, kegiatan budaya seperti pada acara pernikahan dan acara adat lainnya. Harmonisasi ini menunjukkan kondisi sosial masyarakat walaupun terdapat perbedaan suku dan adat budaya. Dinamika kehidupan masyarakat di daerah transmigrasi ini juga tidak lepas dengan adanya konflik antar etnik yang kadang terjadi pada beberapa desa yakni konflik antar etnik seperti masalah pernikahan antara etnik Jawa dengan etnik Bugis, etnik Jawa dan etnik Tolaki, masalah sengketa lahan yang diperjual belikan, masalah pertanian yang berkaitan dengan pengadaan bibit dan saluran irigasi dan berbagai masalah lainnya yang menyebabkan terjadinya konflik sosial tetapi dapat diselesaikan dengan interaksi dan integrasi sosial antar warga masyarakat melalui pendekatan kekerabatan dan kekeluargaan. Perbedaan etnik yang ada di Kecamatan Wonggeduku menyebabkan timbulnya pluralisme etnik yang harus dijaga agar tidak mudah konflik. Keberagaman etnik harus didukung dengan pendekatan kognitif dan pendekatan emosional kepada warga masyarakat masing-masing etnik yang ditunggangi oleh tokoh adat dan tokoh masyarakat sehingga kerukunan hidup tetap terpelihara dengan baik dalam interaksi sosial.
 
Dinamika interaksi sosial antar kelompok etnik dalam penelitian ini dikaji melalui bentuk-bentuk interaksi sosial yang meliputi kerja sama, persaingan, konflik dan akomodasi. 
1. Kerja sama Hasil wawancara dengan informan diperoleh bahwa warga desa memiliki sikap suka bekerja sama antar warga dan masyarakat yang berbeda etnik. Kerjasama dalam aspek ekonomi seperti membuat irigasi, menggarap sawah, bercocok tanam dan berkebun. Ada sebagian warga yang bekerja sama untuk membuat kerajinan, beternak dan melakukan kegiatan jual-beli di pasar sebagai pedagang sayur-mayur. Kerja sama dari aspek sosial seperti membangun rumah ibadah, kerja bakti, membuat jalan swadaya dan berkumpul, bermusyawarah dan bermufakat dalam pengambilan keputusan bersama tokoh masyarakat, aparatur pemerintah dan pihak terkait lainnya dalam rangka meningkatkan aktifitas usaha tani.
2. Persaingan Hasil penelitian yang diperoleh dari para informan mengungkapkan fakta bahwa interaksi sosial masyarakat dapat terjadi melalui bentuk persaingan antar kelompok etnik, bahkan persaingan pada sesama etnik karena kegiatan usaha tani dilakukan bersama dan hasil yang diperoleh tidak sama. Hal ini terjadi karena ada faktor imitasi dimana warga saling meniru cara kerja. Sugesti dari warga yang mengalami gagal panen dan tidak berhasil dalam berusaha, bertindak irasional padahal petani ini memiliki wibawa, karismatik dan kedudukan yang tinggi dalam kelompok etniknya. Akibat dari persaingan dalam usaha tani, warga yang gagal panen dan tidak kreatif akan tidak mampu memenuhi kebutuhan ekonomi rumah tangga. Tetapi jika diidentifikasikan, maka persaingan ini dapat dikendalikan dan akan menimbulkan simpati dan empati.
3. Konflik Konflik dikenal sebagai peristiwa yang terjadi karena berbeda pendapat dan pandangan terhadap segala sesuatu yang terjadi dalam kehidupan kelompok etnik. Konflik ekonomi terjadi karena perbedaan harga jual, biaya usaha tani dan penggunaan alat-alat pertanian. Konflik ekonomi dalam rumah tangga terjadi karena ketimpangan pendapatan keluarga yang berharap pada hasil panen tanpa ada kreativitas kerja seperti keterampilan dan kemampuan membuat kerajinan untuk dapat dipasarkan kepada masyarakat guna memperoleh penghasilan.
4. Akomodasi Akomodasi dalam penelitian ini adalah bentuk interaksi untuk menyalurkan bantuan alat pertanian yang dibutuhkan oleh warga transmigrasi. Hasil penelitian diperoleh bahwa akomodasi memiliki beberapa fungsi seperti akomodasi untuk kerjasama dalam mengelola hasil pertanian di daerah transmigrasi dengan menafaatkan bantuan dari pemerintah.
 
Hasil Wawancara
1. Dinamika interaksi sosial antar kelompok etnik yang terdiri dari etnik Jawa, Bali, Sunda, Sumba dan Bugis serta Tolaki di daerah transmigrasi menunjukkan adanya saling kerja sama antar kelompok etnik dalam melaksanakan pekerjaan sehari-hari seperti bertani dan berkebun serta toleransi dan saling silaturahmi antar warga yang ada di daerah transmigrasi. Interaksi dalam Persaingan usaha dengan tujuan mencapai hasil usaha yang lebih baik untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Interaksi dalam menyelesaikan konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat antar kelompok etnik. Dan interaksi dalam mengakomodasi penyelesaian konflik-konflik yang terjadi dalam kehidupan bermasyarakat sehingga tercapai suatu keadaan yang damai dan kondusif di daerah transmigrasi. 
2. Kondisi situasional yang terjadi di daerah transmigrasi menunjukkan kegiatan ekonomi warga kelompok etnik untuk memperoleh penghasilan dari kegiatan mereka. Kondisi sosial warga yang berupaya memenuhi kebutuhan jasmani, rohani, pendidikan dan kesehatan serta kebutuhan lainnya. Kondisi budaya yang menunjukkan adanya penerapan budaya masing-masing kelompok etnik seperti pada acara-acara pernikahan, kesenian maupun acara lainnya. Kondisi demografis yang berubah seiring dengan bertambahnya jumlah penduduk sehingga daerah di Kecamatan Wonggeduku mulai mengalami kepadatan penduduk sehingga keadaan ini dapat meningkatkan ketenagakerjaan di daerah transmigrasi. Serta kondisi hankamnas yang diimplementasikan melalui pembentukan kelompok-kelompok jaga malam atau biasa disebut ronda di desa dan kelurahan sebagai upaya demi terwujudnya keamanan dan ketentraman lingkungan masyarakat desa. 
 
Daftar Pustaka
Alimuddin, Hos Jamaluddin, Muhammad Arsyad, April 2019. " STUDI DINAMIKA INTERAKSI SOSIAL ANTAR KELOMPOK ETNIK DI DAERAH TRANSMIGRASI KECAMATAN WONGGEDUKU KABUPATEN KONAWE ", https://www.google.com/url?sa=t&rct=j&q=&esrc=s&source=web&cd=&ved=2ahUKEwjq0cChypj4AhUTXnwKHWLtAVAQFnoECBsQAQ&url=http%3A%2F%2Fdownload.garuda.kemdikbud.go.id%2Farticle.php%3Farticle%3D1197443%26val%3D9084%26title%3DSTUDI%2520DINAMIKA%2520INTERAKSI%2520SOSIAL%2520ANTAR%2520KELOMPOK%2520ETNIK%2520DI%2520DAERAH%2520TRANSMIGRASI%2520KECAMATAN%2520WONGGEDUKU%2520KABUPATEN%2520KONAWE&usg=AOvVaw1t1wGWLqgKJh2vLLnZdubB, diakses pada tanggal 06 Juni 2022 pukul 16.41 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar