5.6.22

BRANDING PRODUK LABEL KEMASAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DAYA TARIK PEMASARAN



 Psikologi Industri dan Organisasi

Oleh :

Ahmat Ramadanil (21310410077)

Kelas Reguler A

Tugas Esay Sebagai Prasyarat UAS

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A

Semester Genap T.A 2021/2022

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Pandemi Covid -19 yang terjadi di Indonesia berdampak pada semua sektor industry dan perekonomian masyarakat pada umumnya.. Hal ini tentu menarik perhatian baik dari pihak Pemerintah Pusat maupun Daerah. Dalam keadaan seperti saat ini, masyarakat dipaksa untuk tetap bertahan di tengah keadaan yang cukup sulit, yakni upaya untuk mempertahankan kehidupan perekonomian masyarakat agar tetap stabil. Dalam pengupayaan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat yang sempat terpuruk yang diakibatkan adanya pandemi ini, salah satunya dengan adanya sebuah pendirian UMKM, hal ini dilakukan untuk meningkatkan perekonomian masyarakat setempat. Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (Kemenkop UKM) melaporkan bahwa pada tahun 2018, jumlah UMKM di Indonesia adalah sekitar 64.194.057 buah, dengan daya serap sebanyak 116.978.631 total angkatan kerja. Angka ini setara  dengan 99% total unit usaha yang ada di Indonesia, dengan persentase serapan tenaga kerja di sektor ekonomi setara dengan 97%. Sementara 3 persen sisanya dibagi-bagi pada sektor industri besar. Dari uraian di atas, dapat ditarik kesimpulan bahwa UMKM memiliki kontribusi yang cukup besar dalam peningkatan perekonomian masyarakat. Jika hal tersebut dikaitkan dengan keadaan saat ini, bukan tidak mungkin jika UMKM ini memiliki kontribusi yang cukup besar pula dalam pengendalian perokomian masyarakat di era pandemi covid-19. Pandemi Covid -19 ini, juga berimbas pada Perekonomian masyarakat Desa. Tingkat pendapatan masyarakat desa yang bekerja sebagai petani dan pelaku usaha mandiri tentunya mengalami penurunan pendapatan. Salah satu daerah dipropinsi jawa timur yakni kabupaten Probolinggo kelurahan Pakistaj juga terimbas adanya pandemic covid 19 ini. Banyak usaha rumahan atau UKM yang telah berdiri, mengalami penurunan penjualan. Salah satu UMKM yang cukup memiliki peluang dalam masyarakat adalah usaha yang bergerak dalam produk olahan makanan. Salah satu industri kecil yang memproduksi olahan makanan adalah adalah usaha pembuatan camilan rengginang Ibu Suryani, yang berlokasi di Kelurahan Pakistaji, Kecamatan Wonoasih, Kota Probolinggo. Terdapat dua jenis beras ketan yang digunakan untuk pembuatan rengginang yaitu beras ketan putih dan beras ketan hitam, akan tetapi yang digunakan oleh UMKM Rengginang ibu Suryani ini adalah beras ketan putih. Usaha olahan makanan ini dipilih karena gaya hidup masyarakat yang cenderung konsumtif. Adapun jenis makanan yang sering dijumpai di pasaran adalah jenis makanan ringan. Selain jenisnya yang mudah dijumpai, harga yang ditawarkan pun dapat dijangkau oleh seluruh kalangan masyarakat. Salah satu jenis makanan yang cukup populer dalam kehidupan masyarakat adalah makanan ringan berupa rengginang. Rengginang merupakan makanan ringan yang berbahan dasar beras ketan yang berbentuk bulat pipih dengan ukuran diameter 6-7 cm. Jenis makanan ini selaras dengan selera masyarakat yang cenderung menyukai cita rasa gurih dan renyah yang dihasilkan dari khasnya rasa dari rengginang setelah proses penggorengan. Selain juga terkenal dengan cita rasanya, rengginang juga dapat dikatakan sebagai makanan ringan yang mengenyangkan untuk dikonsumsi karena bahan dasar pembuatannya yang berupa beras ketan, yang tak lain juga mengandung karbohidrat yang sama setara dengan nasi yang menjadi makanan pokok bagi masyarakat Indonesia. Beras ketan yang akan digunakan dalam pembuatan Rengginang pada mulanya akan dilakukan proses pensortiran, yang kemudian akan direndam dalam air dengan suhu kamar selama 3-4 jam. Proses setelah dilakukan perendaman beras ketan akan dicampur dengan bumbu seperti garam dan juga sedikit terasi yang tujuannya untuk lebih mengurihkan cita rasa yang dihasilkan dari Rengginang. UMKM Rengginang Ibu Suryani merupakan suatu jenis Usaha Kecil Menengah yang didirikan dan dikelola oleh Bu Marwah (selaku ibu dari Bu Suryani) Tahun 1980 yang merupakan tahun berdirinya dari UMKM Rengginang ini, berawal dari inisiatif dari ibu Marwah yang merasa bosan dengan pekerjaan lamanya yakni sebagai Nelayan ikan dan beralih ke petani bawang merah, karena dianggap sudah terlalu banyak yang menekuni bidang tersebut maka bu Marwah memutuskan untuk beralih ke Penjual Rengginang. Kapasitas produksi pertama UMKM Rengginang Ibu Marwah sebanyak 3 kg/hari, seiring dengan permintaan yang lebih tinggi dari para konsumen menyebabkan pemilik dari UMKM Rengginang ini meningkatkan kapasitas produksinya menjadi 40 kg/hari sampai hari ini (di pegang oleh Bu Suryani). Saat musim Hari Besar (Idul Fitri) jumlah tenaga kerja yang diperlukan sebanyak 12 orang dengan omset Rp 200.000.000/bulan. UMKM Rengginang ini dapat dikatakan sebagai sistem yang tujuan utamanya adalah sebagai wadah dalam hal pemberdayaan masyarakat, terutama ibu-ibu rumah tangga untuk dipekerjakan di dalam UMKM Rengginang Ibu Suryani ini. Mengingat UMKM Rengginang Ibu Suryani tersebut apabila dilakukan pemberdayaan yang lebih maksimal, bukan tidak mungkin UMKM Rengginang tersebut akan menjadi sumber ekonomi yang potensial sekaligus menjadi simbol kebanggaan tersendiri dari masyarakat sekitar Kelurahan Pakistaji, yang nantinya kedepan akan diharapkan semakin banyak UMKM yang akan lebih berkembang. Hal tersebut akan membawa beribu keuntungan bagi masyarakat sekitar yang ada di Kelurahan Pakistaji dalam hal penyerapan tenaga kerja serta dapat meningkatkan kesejahteraan masyarakat. Maka dari hal pernyataan tersebut sangat diperlukan untuk mengetahui dan membahas lebih lanjut tentang upaya pemberdayaan Usaha Mikro Kecil Menengah (UMKM) Rengginang Ibu Suryani, sehingga dapat diketahui bagaimana perkembangan UMKM Rengginang Ibu Suryani yang ada di Kelurahan Pakistaji. Diharapkan dengan adanya kegiatan Mahasiswa KKN kali ini akan dapat menjawab upaya-upaya yang dapat dilakukan dalam hal pemberdayaan UMKM Rengginang menjadi lebih maju dan produktif, serta dapat mengetahui berbagai macam respon atau tanggapan dari masyarakat atau konsumen mengenai produk kemasan UMKM Rengginang Ibu Suryani dalam Proses Pemberdayaan masyarakat.

Hasil Wawancara

Kegiatan pengabdian masyarakat dilaksanakan dengan melakukan observasi terlebih dahulu untuk mendapatkan informasi mengenai potensi local yang perlu dikembangkan. Hal tersebut meliputi wawancara secara langsung kepada pihak lurah yang ada di kelurahan pakistaji, sekaligus mendapatkan ijin untuk melaksanakan kegiatan pengabdian kepada salah satu UMKM yang ada di sekitar kelurahan pakistaji. Setelah mendapatkan ijin dari pihak kelurahan, kegiatan selanjutnya adalah mendatangi pihak pemilik UMKM rengginang yakni ibu Suryani. Dari hasil pertemuan tersebut bahwa UMKM yang dikelola oleh ibu Suryani mengalami penurunan dalam hal pemasaran yang disebabkan oleh Covid-19 dan permasalahan lain berupa proses pengeringan rengginang yang juga mengalami Dalam proses pembuatan rengginang dimulai dari perebusan yang membutuhkan beras sekitar kurang lebih 5 kg beras, dalam perebusan beras ini ibu suryani menggunakan jenis beras ketan putih yang bertujuan menambah kerenyahan saat proses penggorengan nantinya. Setelah proses perebusan maka beras yang masih setengah matang tersebut kemudian diaduk menjadi satu dengan bumbu yang diracik secara langsung oleh Ibu Suryani. Setelah tercampur dengan merata maka proses selanjutnya adalah perebusan kembali yang tujuannya untuk lebih mematangkan beras yang masih setengah matang tersebut yang membutuhkan waktu kurang lebih 30 menit, kemudian setelah matang maka beras ketan yang sudah menjadi rengginang dibentuk bulatan-bulatan yang ukurannya 6 – 7 cm dengan bentuk pipih. Lalu setelah dibentuk bulatan pipih, maka rengginang tersebut akan dilakukan penjemuran dibawah terik matahari secara langsung selama setengah hari atau sampai rengginang benar-benar kering.
Setelah dinyatakan kering maka proses pengemasan rengginang boleh dilakukan dengan menggunakan plastik kemasan dengan ukuran ½ kg. Dalam hal inilah kemasan yang diusulkan oleh mahasiswa KKN akan dipergunakan sebagai daya tarik produk kemasan rengginang sekaligus sebagai penambah kualitas kesosialn yang akan dipasarkan kepada masyarakat atau konsumen. Diharapkan dengan adanya Label kemasan yang juga menjadi daya pembeda produk rengginang mampu bersaing dengan produk-produk rengginang yang lain dalam pemasaran nantinya. 

Daftar Pustaka

Perwitasari  Dyah Ayu, Mei 2021. " BRANDING PRODUK LABEL KEMASAN SEBAGAI UPAYA PENGEMBANGAN DAYA TARIK PEMASARAN PADA UMKM RENGGINANG DI KELURAHAN PAKISTAJI WONOASIH KOTA PROBOLINGG " , https://ejournal.upm.ac.id/index.php/abdipancamarga, diakses pada tanggal 05 Juni 2022 pada 18.49 WIB.

0 komentar:

Posting Komentar