18.5.22

MOTIVASI DAN INTERAKSI SOSIAL DALAM KELUARGA


 

 UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOLOGI SOSIAL 2022

Oleh;

Alita Dwi Nur’Aini (21310410080)

Kelas regular

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

 Dosen pengampu ;

                                                  Dr. Arundati Shinta, M.A.    

individu memiliki kondisi internal yang ikut berperan dalam aktivitas diri seorang siswa sehari-hari, salah satu dari kondisi internal tersebut adalah “motivasi”. Motivasi adalah dorongan dasar yang menggerakkan seseorang untuk bertingkah laku. Dorongan ini berada pada diri seseorang yang menggerakkan seseorang untuk melakukan sesuatu sesuai dengan dorongan dalam dirinya. Motivasi lebih dekat pada kegiatan mau melaksanakan tugas untuk mencapai tujuan. Motivasi merupakan kekuatan, baik dari dalam maupun luar yang mendorong seseorang untuk mencapai tujuan tertentu yang telah ditetapkan sebelumnya. Pada seorang siswa, motivasi dapat diartikan sebagai dorongan mental terhadap perorangan atau individu sebagai anggota masyarakat. Secara garis besar dapat disimpulkan bahwa terdapat dua faktor yang sangat mempengaruhi prestasi seorang anak yang dapat menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi seseorang. Faktor-faktor yang menyebabkan bervariasinya pencapaian prestasi dapat dikelompokkan menjadi dua macam, yaitu faktor internal dan faktor eksternal. dua faktor yang mempengaruhi berhasil atau tidaknya adalah :

1. Faktor yang ada pada individu itu sendiri yang disebut faktor individual, meliputi : intelegensia, bakat, minat dan motivasi.

2. Faktor yang ada di luar individu, yang disebut faktor sosial, seperti keluarga, guru

Dalam lingkungan keluarga, baik secara disadari atau tidak, orang tua dapat menanamkan sikap tertentu kepada anak melalui proses pembiasaan. Seorang anak yang setiap kali menerima perlakuan tidak mengenakkan dari orang tua, misalnya perilaku mengejek atau perilaku yang menyinggung perasaan anak, maka lama kelamaan akan timbul rasa benci dari anak tersebut. Secara perlahan-lahan anak akan mengalihkan sikap negatif itu bukan hanya kepada orang tua saja, akan tetapi juga akan berdampak pada motivasi belajar anak menjadi rendah, sehingga untuk mengembalikannya pada sikap yang positif bukanlah pekerjaan mudah.

Interaksi sosial dalam keluarga yang berbeda-beda tersebut dapat menjadi penentu tingkat keberhasilan prestasi seorang anak, karena secara langsung maupun tidak langsung bentuk-bentuk interaksi sosial dalam keluarga dapat mempengaruhi proses perkembangan anak dalam lingkungan keluarga serta di lingkungan masyarakat atau organisasi. Apabila interaksi sosial berjalan baik, maka akan terjalin suatu kerjasama yang harmonis, ada ketenangan dan dapat menciptakan konsentrasi dalam pencapaian pprestasi yang tinggi pada diri pribadi anak. Yang pada akhirnya proses akan berjalan dengan lancar serta hasil yang dicapai akan maksimal.

Selain interaksi sosial dalam keluarga, motivasi berprestasi juga ikut memegang peranan dalam menentukan prestasi belajar siswa. Menurut Maslow dalam Halonen and Santrock (1999 : 333), mengemukakan bahwa lima kebutuhan dasar manusia yang harus dipenuhi agar manusia bisa berkembang baik adalah :

1. Psychological (kebutuhan psikologis)

2. Safety (kebutuhan rasa aman)

3. Love and belongines (kebutuhan rasa cinta kasih dan rasa memiliki)

4. Self - esteem (kebutuhan akan penghargaan)

5. Self actualization (kebutuhan akan kebebasan bertindak/aktualisasi diri)

Kebutuhan-kebutuhan tersebut menimbulkan suatu keadaan siap melakukan sesuatu yang disebut dengan “Motif”. Motif-motif tersebut dapat melahirkan suatu motivasi.

 

DAFTAR PUSTAKA

Gerungan W.A. 1996. Psikologi Sosial. Bandung: Eresco.

Anonim.1984. Pendekatan Analisis Kenakalan Remaja dan Penanggulangannya. Yogyakarta: Kanisius.

0 komentar:

Posting Komentar