Apakah Pepatah "Makan Gak Makan Asal Kumpul" Masih Relevan Saat Ini?
Essay Syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial
(Semester 2 Genap 2022/2023)
Nurul Mawaddah (21310410028)
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A
“Makan gak
makan, asal kumpul” sebenarnya merupakan ungkapan yang sangat filosofis. Dia
muncul dari kesadaran bahwa kebersamaan, kerukunan, saling mengasihi, dan
keharmonisan antar sesama itulah yang membuat manusia itu manusiawi (that
makes humans human).
Sayangnya,
realita pengalaman hidup yang penuh tekanan akibat kompetisi memperebutkan
sumberdaya yang makin terbatas membuat sebagian orang justru berpandangan
terbalik sehingga muncullah ungkapan pragmatis “kumpul tidak kumpul, yang
penting makan”.
Memang betul
bahwa untuk survive manusia butuh makan. Butuh makan artinya perlu perjuangan,
usaha atau kerja. Realita inilah yang memunculkan ungkapan “makan untuk hidup,
bukan hidup untuk makan”, atau “hidup adalah perjuangan”.
Tetapi fakta
menunjukkan bahwa perjuangan keras manusia berlandaskan pragmatisme “makan
untuk hidup, bukan hidup untuk makan” terasa absurd, manakala seseorang
menggunakan sumber daya (kekayaan) yang dia miliki untuk berburu pengakuan dan
kasih sayang.
Itu sebabnya
orang-orang yang sukses menguasai sumber daya melalui usaha keras di bawah
jargon “hidup adalah perjuangan” banyak mendirikan beragam perkumpulan,
organisasi, club-club, atau resort-resort eksklusif. Untuk apa? Untuk sekedar
mendapatkan kesempatan ‘kumpul’, karena di dalam perkumpulan itulah dia bisa
merasakan hidup sebagai manusia yang manusiawi.
Nah,
ungkapan “makan tidak makan, asal kumpul” itu adalah peringatan dan nasihat
bahwa kebahagiaan manusia yang manusiawi itu tidak bergantung pada seberapa
banyak harta yang berhasil dikumpulkan tetapi seberapa banyak yang bisa
dinikmati.
Berkumpul
adalah cara menikmati apa yang dimiliki (pengalaman, pengetahuan, makanan)
bersama-sama (berbagi) dengan orang-orang terdekat: keluarga, sanak saudara,
teman atau kolega dalam suasana suka-cita.
Apakah
pepatah "makan gak makan asal kumpul" masih relevan saat ini? Relevan
atau tidak, yang pasti setiap manusia butuh perhatian, kasih sayang dan
pengakuan. Perhatian, kasih sayang dan pengakuan itu hanya bisa didapat jika
manusia saling bersosialisasi di dalam suatu perkumpulan, keluarga dan
masyarakat.
Daftar
Pustaka :
https://www.indopositive.org/2019/08/5-tingkatan-dalam-teori-hirarki.html
Materi dari
PPT Psikologi Sosial
0 komentar:
Posting Komentar