18.5.22

Makan Gak Makan, Asal Kumpul

Apakah Pepatah "Makan Gak Makan Asal Kumpul" Masih Relevan Saat Ini?

Essay Syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial

(Semester 2 Genap 2022/2023)

Nurul Mawaddah (21310410028)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu    : Dr. Arundati Shinta, M.A

 


Apa menurut kalian pepatah "makan gak makan asal kumpul" masih relevan saat ini?

“Makan gak makan, asal kumpul” sebenarnya merupakan ungkapan yang sangat filosofis. Dia muncul dari kesadaran bahwa kebersamaan, kerukunan, saling mengasihi, dan keharmonisan antar sesama itulah yang membuat manusia itu manusiawi (that makes humans human).

Sayangnya, realita pengalaman hidup yang penuh tekanan akibat kompetisi memperebutkan sumberdaya yang makin terbatas membuat sebagian orang justru berpandangan terbalik sehingga muncullah ungkapan pragmatis “kumpul tidak kumpul, yang penting makan”.

Memang betul bahwa untuk survive manusia butuh makan. Butuh makan artinya perlu perjuangan, usaha atau kerja. Realita inilah yang memunculkan ungkapan “makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan”, atau “hidup adalah perjuangan”.

Tetapi fakta menunjukkan bahwa perjuangan keras manusia berlandaskan pragmatisme “makan untuk hidup, bukan hidup untuk makan” terasa absurd, manakala seseorang menggunakan sumber daya (kekayaan) yang dia miliki untuk berburu pengakuan dan kasih sayang.

Itu sebabnya orang-orang yang sukses menguasai sumber daya melalui usaha keras di bawah jargon “hidup adalah perjuangan” banyak mendirikan beragam perkumpulan, organisasi, club-club, atau resort-resort eksklusif. Untuk apa? Untuk sekedar mendapatkan kesempatan ‘kumpul’, karena di dalam perkumpulan itulah dia bisa merasakan hidup sebagai manusia yang manusiawi.

Nah, ungkapan “makan tidak makan, asal kumpul” itu adalah peringatan dan nasihat bahwa kebahagiaan manusia yang manusiawi itu tidak bergantung pada seberapa banyak harta yang berhasil dikumpulkan tetapi seberapa banyak yang bisa dinikmati.

Berkumpul adalah cara menikmati apa yang dimiliki (pengalaman, pengetahuan, makanan) bersama-sama (berbagi) dengan orang-orang terdekat: keluarga, sanak saudara, teman atau kolega dalam suasana suka-cita.

Apakah pepatah "makan gak makan asal kumpul" masih relevan saat ini? Relevan atau tidak, yang pasti setiap manusia butuh perhatian, kasih sayang dan pengakuan. Perhatian, kasih sayang dan pengakuan itu hanya bisa didapat jika manusia saling bersosialisasi di dalam suatu perkumpulan, keluarga dan masyarakat.

 

Daftar Pustaka                        :

https://www.indopositive.org/2019/08/5-tingkatan-dalam-teori-hirarki.html

Materi dari PPT Psikologi Sosial

0 komentar:

Posting Komentar