18.5.22

KONSEP PERILAKU AFILIASI DALAM TEORI MOTIVASI MCCLELLAND


Essay 

Psikologi Sosial

Diajukan Untuk Memenuhi Ujian Tengah Semester

Oleh:

Arnoldina Leki(21310410050)


Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A


Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta




Dalam kehidupan bermasyarakat adapun interaksi antara sesama manusia dalam menjalin suatu hubungan dengan aspek dan tujuan tertentu. Konsep ini mengandung unsur yang dapat menguatkan ikatan sosial sebagai bentuk pencapaian yang erat antar kelompok secara kooperatif dalam interaksi sosial. Pola ini menjelaskan bahwa individu membutuhkan jalinan sosial dengan persepktif menjadi individu antar pribadi uang ramah dan akrab.


Individu merefleksikan keinginan diri untuk memenuhi kebutuhan afiliasi. Semakin tinggi taraf afiliasi dalam diri individu maka tingkat pencapaian dalam suatu hal, misalkan pekerjaan juga semakin melambung. Pola ini dikonsepsikan sesuai dengan kesadaran motivasi atau dorongan yang menjadi dasar dalam memperoleh suatu peluang, artinya individu melepaskan energi potensial dalam berinteraksi sesuai apa yang menjadi hasil yang ingin dicapai, berdasarkan individu lain, dan situasi.


Kebanyakan orang memiliki kombinasi dari bentuk karakteristik ini dalam mencapai suatu unsur motivasi atau dorongan diri. Sebagai contoh, dalam ilustrasi di atas sekelompok orang atau sekerabat orang berkumpul dalam satu tempat, kemudian melaksanakan kegiatan makan bersama. Selain membangun tali silaturahmi, juga memenuhi kebutuhan dan keinginan untuk menjalin hubungan yang semakin akrab antara sesama manusia. Hal ini merupakan cara yang sangat efisien untuk manjadi pribadi yang semakin ramah dan akrab antar pribadi.


Apabila keinginan akan motivasi itu tercapai bentuk afiliasi dalam diri individu semakin kuat terbentuk. Dengan terus membangun motivasi hubungan bersosial sesuai ilustrasi di atas maka ikatan yang terjalin akan menjadi lebih erat.


Namun, secara ekstrinsik pada gagasan ini individu lain cenderung akan mengalami kesulitan apabila secara runtun lebih mengutamakan keinginan pribadi orang sebagai hal utama yang harus dipenuhi dalam proses pencapaiannya. Tingkat keputusan yang diambil harus sesuai dengan keinginan individu dengan kombinasi karakteristik seperti ini. Sehingga, hal ini dapat merusak sistem objektivitas dalam pribadi lainnya yang harus selalu menepati perilaku ini seturut kehendak mereka. 


Dalam bersosial individu ini juga harus memiliki keterlibatan dalam kelompok sehingga memenuhi tujuannya sesuai keinginan diri. Sebagai contoh, seorang kerabat yang memiliki kombinasi karakter ini dalam menyikapi segala hal yang terjadi dan cenderung membutuhkan dukungan dari orang terdekatnya sebagai bentuk keinginan pribadi tersebut. Hal ini tentu menurunkan objektivitas, pada individu atau perilaku saudara lainnya lainnya dalam menyikapi.


Dengan demikian, konsep mccleland dalam teori motivasi ini menjadi gagasan yang cenderung tidak stabil dalam proses penerapannya. 


DAFTAR PUSTAKA

Konsultanpsikologijakarta.com. 25 Maret 2015. TEORI MOTIVASI KEBUTUHAN MCCLELLAND. Diakses pada 18 Mei 2022, dari https://www.konsultanpsikologijakarta.com/teori-motivasi-kebutuhan-mcclelland/


0 komentar:

Posting Komentar