11.5.22

Eksplorasi Diri Yang Terbatas Pada Anak

 EKSPLORASI DIRI YANG TERBATAS PADA ANAK



Oleh: Humairah Natsir

Program Studi Psikologi Umum

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

2022


Essai ini dibuat untuk memenuhi persyaratan UTS mata kuliah Psikologi Sosial

Dosen Pengampu: Ibu Dr. Arundati Shinta, M.A.


     Anak merupakan salah satu anugerah Tuhan yang dikaruniakan pada sepasang kekasih. Kehadiran seorang anak dinantikan para orangtua, sebagian kebahagiaan mereka berada pada kebahagiaan sang anak. Anak lelaki ataupun perempuan, semuanya memiliki karakter yang berbeda. Anak laki-laki dianggap sosok yang maskulin di mana, sang anak harus diingat untuk kuat, tangguh, agresif, dan kompetitif, sedangkan anak perempuan dianggap sosok yang feminim di mana sang anak harus mendidik dan penuh kasih sayang. 

     Anak akan mengeksplorasi dirinya sejak usia 2-3 tahun, terlihat dari cara mereka bermain. jenis mainan yang diberikan selalu diberikan barang-barang seperti gender anak, anak cenderung diberikan mobil-mobilan, sedangkan anak perempuan cenderung mainan boneka barbie dan masak-masakan. Hal ini bisa terjadi karena faktor budaya di mana anak diberi mainan yang sesuai dengan gendernya. Namun, ada juga faktor kadar tosesteron pada anak lelaki, semakin tinggi kadar tosesteron maka anak lelaki cenderung memilih mainan yang keras. Pemberian mainan sesuai gender ini akan membatasi usia anak dalam mengeksplorasi diri mereka di dini yang akan berdampak pada masa mendatangnya. 

     Anak lelaki lebih senang dengan mainan yang dapat bergerak seperti mobil-mobilan dan mainan robot, hal ini dapat melatih ketangkasan pada anak. Sementara anak perempuan senang dengan mainan yang statis seperti boneka dan masak-masakan, hal ini akan melatih anak menghargai orang lain, berkomunikasi dengan baik, dan lembut serta penuh kasih sayang. Orangtua bisa saja memberikan mainan sesuai gender anak, namun hal ini sebaiknya tidak dibatasi pada sang anak. Bisa saja anak lelaki dan anak perempuan memainkan permainan yang sama namun cara bermain mereka berbeda. Contohnya adalah anak lelaki dan anak perempuan yang diberi mainan hewan-hewan, anak laki-laki akan bermain dengan kelompok hewan yang selalu berkomunikasi dan merawatnya seperti peliharaan, sedangkan anak lelaki akan bermain dengan hewan tersebut bertarung. 

     Memberikan mainan sesuai gender pada anak, salah. Namun, jika anak memainkan berlawanan dengan gender sebaiknya jangan dilarang. Anak seharusnya memilih sendiri mainan yang disenangi, karena ia lebih tahu bagaimana bisa mengeksplorasi dirinya. Jika anak lelaki hanya memainkan mainan gendernya, cenderung ia tidak akan senang dan kurang perhatian serta kasih sesuatu, sebaliknya jika anak perempuan tidak suka memainkan mainan anak, anak perempuan tersebut hanya terbiasa dengan dunianya saja, kurang tangkas dan susah memecahkan atau ide terhadap sesuatu. 

     Eksploitasi diri adalah hal yang sangat dibutuhkan anak sejak usia dini, memberikan mainan menjadi peran penting dalam hal ini. Anak harus bermain sesuai keinginannya tanpa adanya batas mainan. Sehingga eksplorasi dirinya menjadi lengkap selain cerdas dan tangkas juga lembut dan penuh perhatian serta kasih sayang baik pada anak perempuan maupun anak lelaki. 


Referensi:

https://www.popmama.com/kid/1-3-years-old/bernadine/memberikan-mainan-tanpa-batas-gender-apakah-perlu

https://www.google.com/amp/s/m.kumparan.com/amp/kumparansains/mengapa-perempuan-senang-main-boneka-laki-laki-senang-mobil-mobilan

https://www.sehatq.com/artikel/mengapa-mainan-anak-laki-laki-dan-mainan-anak-perempuan-berbeda

0 komentar:

Posting Komentar