6.5.22

CARA MEMINIMALISIR AGRESIVITAS AKIBAT KETERBATASAN RUANG

 

CARA MEMINIMALISIR AGRESIVITAS AKIBAT KETERBATASAN RUANG

Oleh:

 Alfiantika Pratiwi (21310410094)

Kelas A (Reguler)

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A

Psikologi Sosial (Essay 2)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Semester Genap T.A 2021/2022

 

Agresivitas merupakan perilaku, tingkah laku atau perbuatan yang bisa menyakiti orang lain. Agresivitas biasanya terjadi di kalangan anak-anak dan remaja. Menurut Riyana kata agresi berasal dari bahasa latin “aggredi” yang berarti menyerang, kata ini menyiratkan bahwa orang siap untuk memaksakan kehendak mereka atas orang lain atau objek lain walaupun itu berarti bahwa kerusakan fisik atau psikologinya makin ditimbulkan sebagai akibat. Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia agresif merupakan sifat bermusuhan, cenderung untuk menyerang, bersemangat dan penuh inisiatif serta percaya pada diri sendiri.  Adapun faktor yang memperngaruhi terjadinya agresivitas, yaitu frustasi, stres, deindividuasi, provokasi, kekuasaan dan kepatuhan.

Salah satu pemicu timbulnya agresivitas adalah stres. Stres psikologis pada seseorang individu dapat dipicu oleh kesesakan. Kondisi kepadatan dan kesesakan juga mengakibatkan individu mendapatkan stimulus yang berlebihan. Individu harus memilih stimulus-stimulus yang dianggap relevan dan penting dari stimulus yang tidak penting untuk melakukan sebuah adaptasi. Menurut Sundstrom (1975) bahwa kondisi dalam ruangan dengan kepadatan yang tinggi memicu timbulnya stres. Kondisi ini akan muncul ketika individu merasa terganggu oleh interaksi interpersonal. Stres yang berkelanjutan dipicu oleh timbulnya gangguan interpersonal oleh goal blocking. Kepadatan dan kesesakan sangat berkaitan erat dengan psikologi sosial dan stres. Seseorang tidak akan mengalami stres jika mampu beradaptasi dengan lingkungan hal ini  menurut Baum dan Valins (1979). Agresivitas itu muncul diakibatkan oleh stres atas dasar keterbatasan ruang yang  dimiliki individu. Dari penjelasan diatas bahwa faktor agresivitas salah satu pemicunya adalah stres. Jadi dalam hal ini untuk meminimalisir agresivitas dengan menghindari atau mengurangi stres yang akan berakibat munculnya agresif. Cara menguragi stres yaitu mengetahui penyebab stres, menjaga pola makan, latihan relaksasi, mencari kesenangan, melakukan aktivitas, memelihara kebugaran jasmani, menghindari kebiasaan jelek, berlibur dan lain sebagainya. Secara lebih rinci, berikut terdapat beberapa cara lain mengatasi agresivitas yaitu:

1    1.   Pengamatan tingkah laku yang baik
Tingkah laku yang baik berpengaruh dalam mengurangi perilaku agresif. Banyak sekali bahwa budaya, pendidikan, dan tontonan dapat memberikan dampak perilaku agresif karena individu akan mengimitai perilaku tersebut.
2.    Hukuman
Hukuman yang diberikan harus bersifat jelas dan keras, sehingga mengurangi kemungkinan pergaulan tersebut.
3.     Katarsis
Katarsis atau hipotesis katarsis merupakan upaya untuk mengurangi atau menurunkan rasa marah dan kebencian dengan cara yang lebih aman untuk mengurangi agresivitas di sekitarnya muncul.
4.      Kognitif

 

Cara-cara tersebut dapat menjadi alternatif dan solusi mengatasi timbulnya agresivitas termasuk pada permasalahan keterbatasan ruang, baik itu rumah, lingkungan, kost, dll.

 

 






DAFTAR PUSTAKA

Anonim. (2012, April ). Psychology Mania . Retrieved from https://www.psychologymania.com/2012/04/cara-mengatasi-agresi.html

Baum, & Andrew. (1979). Crowding And The Regulation Of Social Contact. Maryland: Advances In Experimental Social Psychology .

Erlinda, A. (2015). HUBUNGAN KESESAKAN DENGAN TINGKAT STRES PADA PENGHUNI RUMAH SUSUN PEKUNDEN SEMARANG. 39-41.

Riyana. (2011). UPAYA GURU PEMBIMBING DALAM MENGATASI AGRESIFITAS SISWA SEKOLAH MENENGAH PERTAMA NEGERI 17 PEKANBARU . 14-15.

Sukadiyanto. (n.d.). STRESS DAN CARA MENGURANGINYA. 63.

Sundroms, & Eric. (1975). Effects of Room Size, Intrusion, and Goal Blocking on Nonverbal Behavior, Self Disclosure, and Self Reported Stress. Tennessee: Journal of Personality and Social Psychology.

 

 Sumber Gambar :

https://janethes.com/pendidikan-anak/bahaya-pola-asuh-permisif-anak-jadi-impulsif-dan-agresif/


0 komentar:

Posting Komentar