PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI
Semester Genap
T.A 2021/2022
Oleh :
Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)
Kelas A (Reguler)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A.
Istilah pensiun pada umumnya dihubungkan dengan
berakhirnya masa bakti seseorang pada suatu institusi atau dalam Kamus Besar
Bahasa Indonesia diartikan sebagai tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah
selesai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Di Indonesia, pada umumnya batasan
usia pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil, BUMN, ataupun swasta berkisar pada usia
58 tahun bagi Pejabat Administrasi dan 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi (Badan
Kepegawaian Negara, 2014). Pensiun bisa dikatakan sebagai salah satu peristiwa perubahan
sosial yang penting di masa dewasa akhir yang membutuhkan adanya
restrukturisasi terhadap rutinitas hidup sehari-hari dan kontak sosial (Weiner,
2003), sehingga memungkinkan munculnya masalah-masalah psikologis mulai dari
masalah ringan sampai Sikap terhadap Pensiun, Perencanaan Pensiun, dan Kualitas
Hidup pada Karyawan dalalm Masa Persiapan Pensiun dengan masalah yang
memerlukan bantuan profesional. Penelitian di negara Eropa menunjukkan adanya
hubungan antara masa pensiun dengan penurunan status kesehatan, penurunan
aktivitas, dan kondisi kesehatan kronis (Hessel, 2016).
Terdapat beberapa faktor yang membantu seseorang
untuk bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan masa pensiun secara baik, yaitu
faktor personal, sosial, dan finansial (Szinovacz, 2003). Ketersediaan
faktor-faktor tersebut tidak hanya memengaruhi kemampuan untuk menyesuaikan
diri dengan masa pensiun, namun juga memengaruhi sikapnya terhadap pensiun
(Reitzes, 2006).
Para ahli memiliki pandangan bahwa untuk
bisa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan masa pensiun secara baik,
diperlukan adanya sikap yang positif terhadap pensiun dan juga perencanaan masa
pensiun yang baik (Lim, 2003). Sikap terhadap pensiun dapat didefinisikan
sebagai preferensi, keinginan, atau keyakinan seseorang yang berkaitan dengan
proses pensiun, sedangkan perencanaan pensiun dapat didefinisikan sebagai
tindakan atau prosedur yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan berbagai masalah
spesifik di masa pensiun (Turner, 1989). Selain sikap terhadap pensiun,
perencanaan pensiun pun dianggap sebagai hal yang menentukan keberhasilan
seseorang untuk bisa beradaptasi dengan masa pensiunnya kelak. Meskipun
demikian, pada kenyataanya hanya sedikit orang yang melakukan perencanaan masa
pensiun dikarenakan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sekarang, tidak bisa,
atau pun tidak mau membuat perencanaan masa depan (Adams & Rau, 2011). Di
Indonesia, permasalahan penyesuaian diri dan permasalahan psikologis lainnya pada
mereka yang meghadapi masa pensiun masih belum banyak diteliti secara
sistematis. Selain itu, meskipun telah ada beberapa institusi pemerintah, seperti
BUMN maupun swasta yang sudah memiliki program persiapan masa pensiun, pada
pelaksanaanya hanya beberapa institusi saja yang telah memiliki program secara
terstruktur.
Dari permasalahan-permasalahan yang
terjadi, seharusnya para pegawai dan karyawan menyadari, betapa pentingnya mengikuti
training untuk mempersiapkan masa pensiunnya, berikut ini adalah manfaat yang
dapat diperoleh setelah mengikuti training atau pelatihan persiapan masa
pensiun, diantaranya adalah
1. Menyadari
pentingnya kesehatan
Hal
yang berkaitan erat dengan kesehatan adalah gaya hidup. Penting untuk menyadari
bahwa gaya hidup harus banyak menyesuaikan ketika memasuki masa pensiun. Ketika
mulai meninggalkan batas usia produktif, orang-orang akan memiliki kekhawatiran
sendiri. Mengikuti pelatihan persiapan pensiun membuat karyawan lebih siap dan
tetap realistis tanpa kekhawatiran berlebih menghadapi masa pensiun.
2. Mengubah
mindset dan membuka wawasan tentang bisnis
Training
ini juga membuat karyawan memiliki pola pikir yang tepat dalam menjalani masa
pensiun. Karyawan akan menjadi lebih mandiri dan menyadari bahwa hidupnya
memiliki purpose. Jikalau Anda berniat membuka bisnis purna usia produktif,
pelatihan ini akan memberikan materi yang akan sangat berguna. Materi tersebut
akan membantu memotivasi pola pikir dan mental untuk memulai usaha dari nol
3. Merencanakan
keuangan
Melek
finansial adalah hal yang penting, apalagi dalam menyambut masa pensiun. Tanpa
perencanaan yang baik dan matang, mustahil untuk mencapai kondisi keuangan yang
stabil di masa tua. Sebelum usia produktif habis, mengikuti pelatihan akan
membantu Anda merencanakan keuangan dengan lebih baik.
4. Kecerdasan
emosional
Apa
pentingnya mengasah kecerdasan emosional? Kecerdasan emosional yang baik
membuat seseorang tetap percaya diri dan bermental baja.
Hal
ini sangat berkaitan dengan pola pikir seseorang, terutama dalam memandang
pensiun. Ketika seseorang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, menjadikan
masa pensiun sebagai peluang bukanlah hal yang sulit.
Maka
dari itu, mengikuti pelatihan mempersiapkan hari pensiun adalah kegiatan yang
manfaat.
Lebih dari apapun, pelatihan semacam ini
akan membawa banyak dampak positif dalam kehidupan. Pensiun lebih dari hal yang
menyangkut finansial saja. Menyambut masa pensiun akan menjadi lebih
menyenangkan ketika para karyawan telah tuntas mengikuti training persiapan
pensiun.
Daftar
Pustaka
KBBI
(2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Diakses Pada 17 April
2022, dari http://kbbi.web.id/pensiun,
Weiner,
I. B. (2003). Handbook of psychology. In Richard M. Lerner, M. Ann Easterbrooks
& Jayanthi Mistry (Eds.). Developmental Psychology (Vol. 6). Danvers: John
Wiley & Sons, Inc
Hessel,
P. (2016). Does retirement (really) lead to worse health among European men and
women across all educational levels? Soc Sci Med, 151, 19-26.
Szinovacz,
M. E. (2003). Contexts and pathways: Retirement as institution, process, and
experience. In G. A. Adams & T. A. Beehr (Eds.), Retirement: Reasons, processes,
and results New York: Springer.
Reitzes,
D. C., & Mutran, E. J. (2006). Lingering identities in retirement.
Sociological Quarterly, 47, 333-359.
Lim,
G. (2003). An empirical study of older workers'attitudes towards the retirement
experience. Employee Relations, 25(4), 330-346.
Turner,
M. J. (1989). Factors Influencing Attitude Toward Retirement and Retirement
Planning among Midlife University Employees (Doctor of Philosophy), Texas Tech
University, Texas.
Adams,
G. A., & Rau, B. L. (2011). Putting Off Tomorrow to Do What You Want Today:
Planning for Retirement. American Psychologist, 66(3), 180–192.
Esqmpp.
(30 Juni 2021). “Pentingnya Mengikuti
Training Persiapan Pensiun untuk Karyawan”. Diakses Pada 17 April 2022,
dari http://esqmpp.com/pentingnya-mengikuti-training-persiapan-pensiun-untuk-karyawan/
0 komentar:
Posting Komentar