17.4.22

PENTINGNYA MENGIKUTI TRAINING MASA PERSIAPAN PENSIUN (MPP) BAGI PARA KARYAWAN

 


PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

 Semester Genap T.A 2021/2022

Oleh :

Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.


      Istilah pensiun pada umumnya dihubungkan dengan berakhirnya masa bakti seseorang pada suatu institusi atau dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia diartikan sebagai tidak bekerja lagi karena masa tugasnya sudah selesai (Kamus Besar Bahasa Indonesia, 2016). Di Indonesia, pada umumnya batasan usia pensiun bagi Pegawai Negeri Sipil, BUMN, ataupun swasta berkisar pada usia 58 tahun bagi Pejabat Administrasi dan 60 tahun bagi Pejabat Pimpinan Tinggi (Badan Kepegawaian Negara, 2014). Pensiun bisa dikatakan sebagai salah satu peristiwa perubahan sosial yang penting di masa dewasa akhir yang membutuhkan adanya restrukturisasi terhadap rutinitas hidup sehari-hari dan kontak sosial (Weiner, 2003), sehingga memungkinkan munculnya masalah-masalah psikologis mulai dari masalah ringan sampai Sikap terhadap Pensiun, Perencanaan Pensiun, dan Kualitas Hidup pada Karyawan dalalm Masa Persiapan Pensiun dengan masalah yang memerlukan bantuan profesional. Penelitian di negara Eropa menunjukkan adanya hubungan antara masa pensiun dengan penurunan status kesehatan, penurunan aktivitas, dan kondisi kesehatan kronis (Hessel, 2016).

      Terdapat beberapa faktor yang membantu seseorang untuk bisa menyesuaikan diri dengan tuntutan masa pensiun secara baik, yaitu faktor personal, sosial, dan finansial (Szinovacz, 2003). Ketersediaan faktor-faktor tersebut tidak hanya memengaruhi kemampuan untuk menyesuaikan diri dengan masa pensiun, namun juga memengaruhi sikapnya terhadap pensiun (Reitzes, 2006).

      Para ahli memiliki pandangan bahwa untuk bisa menghadapi dan menyesuaikan diri dengan masa pensiun secara baik, diperlukan adanya sikap yang positif terhadap pensiun dan juga perencanaan masa pensiun yang baik (Lim, 2003). Sikap terhadap pensiun dapat didefinisikan sebagai preferensi, keinginan, atau keyakinan seseorang yang berkaitan dengan proses pensiun, sedangkan perencanaan pensiun dapat didefinisikan sebagai tindakan atau prosedur yang dimiliki seseorang yang berkaitan dengan berbagai masalah spesifik di masa pensiun (Turner, 1989). Selain sikap terhadap pensiun, perencanaan pensiun pun dianggap sebagai hal yang menentukan keberhasilan seseorang untuk bisa beradaptasi dengan masa pensiunnya kelak. Meskipun demikian, pada kenyataanya hanya sedikit orang yang melakukan perencanaan masa pensiun dikarenakan mereka terlalu sibuk dengan pekerjaan sekarang, tidak bisa, atau pun tidak mau membuat perencanaan masa depan (Adams & Rau, 2011). Di Indonesia, permasalahan penyesuaian diri dan permasalahan psikologis lainnya pada mereka yang meghadapi masa pensiun masih belum banyak diteliti secara sistematis. Selain itu, meskipun telah ada beberapa institusi pemerintah, seperti BUMN maupun swasta yang sudah memiliki program persiapan masa pensiun, pada pelaksanaanya hanya beberapa institusi saja yang telah memiliki program secara terstruktur.

      Dari permasalahan-permasalahan yang terjadi, seharusnya para pegawai dan karyawan menyadari, betapa pentingnya mengikuti training untuk mempersiapkan masa pensiunnya, berikut ini adalah manfaat yang dapat diperoleh setelah mengikuti training atau pelatihan persiapan masa pensiun, diantaranya adalah

1.     Menyadari pentingnya kesehatan

Hal yang berkaitan erat dengan kesehatan adalah gaya hidup. Penting untuk menyadari bahwa gaya hidup harus banyak menyesuaikan ketika memasuki masa pensiun. Ketika mulai meninggalkan batas usia produktif, orang-orang akan memiliki kekhawatiran sendiri. Mengikuti pelatihan persiapan pensiun membuat karyawan lebih siap dan tetap realistis tanpa kekhawatiran berlebih menghadapi masa pensiun.

2.     Mengubah mindset dan membuka wawasan tentang bisnis

Training ini juga membuat karyawan memiliki pola pikir yang tepat dalam menjalani masa pensiun. Karyawan akan menjadi lebih mandiri dan menyadari bahwa hidupnya memiliki purpose. Jikalau Anda berniat membuka bisnis purna usia produktif, pelatihan ini akan memberikan materi yang akan sangat berguna. Materi tersebut akan membantu memotivasi pola pikir dan mental untuk memulai usaha dari nol

3.     Merencanakan keuangan

Melek finansial adalah hal yang penting, apalagi dalam menyambut masa pensiun. Tanpa perencanaan yang baik dan matang, mustahil untuk mencapai kondisi keuangan yang stabil di masa tua. Sebelum usia produktif habis, mengikuti pelatihan akan membantu Anda merencanakan keuangan dengan lebih baik.

4.     Kecerdasan emosional

Apa pentingnya mengasah kecerdasan emosional? Kecerdasan emosional yang baik membuat seseorang tetap percaya diri dan bermental baja.

Hal ini sangat berkaitan dengan pola pikir seseorang, terutama dalam memandang pensiun. Ketika seseorang memiliki kecerdasan emosional yang tinggi, menjadikan masa pensiun sebagai peluang bukanlah hal yang sulit.

Maka dari itu, mengikuti pelatihan mempersiapkan hari pensiun adalah kegiatan yang manfaat.

      Lebih dari apapun, pelatihan semacam ini akan membawa banyak dampak positif dalam kehidupan. Pensiun lebih dari hal yang menyangkut finansial saja. Menyambut masa pensiun akan menjadi lebih menyenangkan ketika para karyawan telah tuntas mengikuti training persiapan pensiun.

 

 

Daftar Pustaka

KBBI (2016). Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI). (Online). Diakses Pada 17 April 2022, dari http://kbbi.web.id/pensiun,

Weiner, I. B. (2003). Handbook of psychology. In Richard M. Lerner, M. Ann Easterbrooks & Jayanthi Mistry (Eds.). Developmental Psychology (Vol. 6). Danvers: John Wiley & Sons, Inc

Hessel, P. (2016). Does retirement (really) lead to worse health among European men and women across all educational levels? Soc Sci Med, 151, 19-26.

Szinovacz, M. E. (2003). Contexts and pathways: Retirement as institution, process, and experience. In G. A. Adams & T. A. Beehr (Eds.), Retirement: Reasons, processes, and results New York: Springer.

Reitzes, D. C., & Mutran, E. J. (2006). Lingering identities in retirement. Sociological Quarterly, 47, 333-359.

Lim, G. (2003). An empirical study of older workers'attitudes towards the retirement experience. Employee Relations, 25(4), 330-346.

Turner, M. J. (1989). Factors Influencing Attitude Toward Retirement and Retirement Planning among Midlife University Employees (Doctor of Philosophy), Texas Tech University, Texas.

Adams, G. A., & Rau, B. L. (2011). Putting Off Tomorrow to Do What You Want Today: Planning for Retirement. American Psychologist, 66(3), 180–192.

Esqmpp. (30 Juni 2021). “Pentingnya Mengikuti Training Persiapan Pensiun untuk Karyawan”. Diakses Pada 17 April 2022, dari http://esqmpp.com/pentingnya-mengikuti-training-persiapan-pensiun-untuk-karyawan/


0 komentar:

Posting Komentar