24.4.22

PENGARUH STEREOTYPE GENDER TERHADAP KONSEP DIRI PEREMPUAN DALAM MASYARAKAT




PSIKOLOGI SOSIAL

Semester Genap T.A 2021/2022

Oleh :

Anisa Zakiatun Nufus (21310410083)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.


      Sejak kecil anak laki-laki dan perempuan sudah mempelajari peran-peran sosial yang dimainkan oleh laki-laki dan perempuan dewasa. Masyarakat sering memberikan stereotype dan harapan yang berbeda pula pada anak laki-laki dan perempuan.

      Stereotype sendiri ialah prasangka terkait segolongan orang dan dapat mempengaruhi persepsi serta penafsiran informasi atau data yang sudah diterima. Stereotype mengacu kepada kecenderungan dalam mempertahankan dan mengembangkan  persepsi yang  tidak dapat berubah dan sudah tetap terkait sekelompok manusia, serta menggunakan persepsi ini dalam mengevaluasi anggota suatu kelompok tersebut, namun mengabaikan karakterstik dari setiap individual yang unik. Dalam keseharian yang dapat dikatan stereotype ialah ketika sejumlah orang membangun pendapat terkait suatu golongan  lain atau suatu objek tertentu serta bertindak sesuai dengan pendapat tersebut.

      Contoh dalam realita yang sering terjadi dalam kehidupan sehari hari terkait stereotype  ini ialah ketika seorang dosen mengkategorikan seorang anak atau sekelompok anak sebagai mahasiswa mahasiswi yang cerdas, malas, dan rajin. Kemungkinan  semua hal dan konsep tersebut menjadi suatu stereotype. Hal tersebut berpengaruh kepada bagaimana cara pandang mereka terhadap diri mereka dan membentuk suatu konsep diri.

      Demikian juga yang terjadi dalam stereotype yang dilekatkan kepada jenis kelamin baik laki laki maupun perempuan yang akan berdampak kepada tuntutan, harapan, dan perlakuan yang berbeda dari masyarakat.

      Dalam praktek kesehariannya perempuan sering dianggap lebih emosional, sensitif, tidak tegas, lebih rapih, sabar dan sebagainya sehingga dianggap lebih cocok untuk melakukan pekerjaan yang sifatnya pelayanan  dan membutuhkan kesabaram seperti  guru, perawat, dan lain-lain. Sementara laki laki yang dianggap lebih kuat, tegas, kompetitif, dan lain sebagainya.

      Hurlock menyatakan bahwa konsep diri ialah  gambaran seseorang tentang dirinya sendiri dan  merupakan gabungan dari  psikologis, keyakinan fisik, aspirasi, emosional, sosial dan prestasi yang dicapai individu.

      Menurut Burns terdapat lima faktor yang  dapat mempengaruhi konsep diri seseorang,  yaitu:

1.     Body image atau Citra Tubuh

2.     Bahasa

3.     Umpan balik

4.     Mengidentifikasikan model peranan yang sesuai berdasarkan pada jenis kelamin secara biologis.

5.     Metode Pengasuhan

      Sementara menurut Calhoun, yang menyatakan bahwa sumber informasi dalam perkembangan dan pembentukan konsep diri ialah melalui belajar, pengaruh orang tua, teman sebaya, dan masyarakat.

      Dasar dari konsep diri ialah terkait suatu  konsep untuk menjadi seseorang yang maskulin atau pun feminim. Proses pembentukan terkait stereotype gender di mulai dari bagaimana proses seorang anak mulai melihat dan mendengar perilaku perilaku orang dewasa baik laki laki maupun perempuan.

      Dampak dari stereotype ini ialah sekelompok orang yang menajdi objek dari stereotype ini diselimuti oleh pemahaman yang membatasi tentang kemampuan dan kepribadian sebenarnya. Banyaknya pengertian atau pemahaman seperti tidak mandiri, lemah, emosional yang dapat membatasi baik kepada laki laki maupun perempuan namun juga penilaian negatif berupa derajat laki laki yang lebih tinggi dibandingkan perempuan yang dapat berdampak kepada kepercayaan diri, rasa untuk dapat menghargai diri sendiri, juga keberanian seseorang .

      Disisi lain, kenyataannya diketahui bahwa dalam masyarakat masih sangat kuat terkait budaya patriarki, yang mana umunya sifat sifat maskulin lebih diterima dan dihargai ketimbang sifat sifat feminitas. Itulah mengapa pandangan masyarakat bahwa laki-laki lebih tegas, lebih bisa diandalkan, dan lebih pantas menjadi pemimpin, dibandingkan wanita masih terus melekat, karena sterotype yang masih melekat kuat di masyarakat. Mereka masih enggan membuka mata dan pikirannya bahwa  zaman sudah berkembang, dan belum bisa menerima adanya kesetaraan gender antara laki-laki dan perempuan.

      Hal tersebut berdampak kepada konsep diri kaum perempuan terutama dalam masyarakat yang ditemukan dalam berbagai studi, bahwa konsep diri perempuan kurang positif dibandingkan dengan laki laki. Banyak hasil penelitian menunjukan bahwasanya perempuan memiliki konsep diri yang lebih rendah jika dibandingkan laki laki. Konsep  diri bukanlah suatu hal yang ada sejak lahir dan mutlak, padahal sifat seperti mandiri, tegas, percaya diri yang rendah maupun tinggi merupakan manifestasi dari konsep diri yang terdapat pada perempuan maupun laki laki, dan tidak terikat dengan gender seseorang.




Daftar Pustaka

Syahira, Alifia Jihan. (31 Maret 2021). “Stereotype Gender dan Pengaruhnya Terhadap Konsep Diri Perempuan”. Diakses Pada 24 April 2022, dari https://www.hipwee.com/list/stereotype-gender-dan-pengaruhnya-terhadap-konsep-diri-perempuan/

Wood, Julia. T (2013). Komunikasi Interpersonal: Interaksi Keseharian (Edisi 6). Salemba Humanika: Jakarta.

Burns, R.B.. Konsep Diri: Teori, pengukuran, perkembangan, dan prilaku. Editor: Surya Setyanegara (Jakarta: Arcan, 1993).

Hurlock, E.B . Personality Development, ( New Delhi: McGraw-Hill, 1979), hal. 88.

Calhoun, F. James dan Acocella, Psikologi tentang Penyesuaian Diri dan Hubungan Kemanusiaan (Semarang: IKIP Semarang, 1995), hal. 77-78.

 


0 komentar:

Posting Komentar