Dosen
Pengampu :
Dr.
Arundati Shinta, MA.
Disusun
Oleh :
Tiyas
Wulandari (21310410108)
Kelas Reguler
Semester Genap T.A 2021/2022
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dalam kehidupan bermasyarakat termasuk lingkungan
sekolah seringkali terdapat banyak perbedaan. Sebagai individu yang tumbuh dan
terbiasa ditengah perbedaan, tentu tidak asing lagi dengan istilah toleransi. Toleransi
merupakan penerimaan atas hal-hal yang tidak kita setujui agar hubungan
interaksi lebih baik dengan orang lain. Bentuk yang paling mendasar toleransi
adalah menghormati hak dan indentitas orang lain. Dengan demikian penanaman
toleransi penting sekali dilakukan sejak dini, dengan tujuan agar anak memiliki
rasa menghargai keberagaman.
Secara psikologi Jhon locke berpendapat bahwa anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasal dari luar. Maka dari itu masa anak anak merupakan masa paling tepat untuk memberikan pendidikan toleransi. Karena, pada masa anak anak roses pertumbuhan dan perkrmbangan pesat dalam berbagai hal, sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan selanjutnya. Adapun Faktor yang mempengaruhi toleransi ialah agama, norma sosial serta pola pengasuhan. peran orang tua dan pendidik merupakan hal utama dalam memaksimalkan pengembangan potensi anak dan menanamkan nilai karakter seperti toleransi yang dapat membentuk kepribadian anak.
Toleransi erat kaitannya dengan hubungan antar
individu maupun kelompok tertentu. Toleransi terbagi menjadi dua jenis, yang
pertama toleransi aktif yang merupakan sikap didasari pada pengetahuan,
pemahaman, dan prespektif. Kemudian yang kedua toleransi pasif yang dibatasi
pada pengabaian atau tidak terlalu keritis. Bentuk toleransi juga terbagi atas
dua hal, yaitu:
1. Toleransi agama, ialah toleransi yang
ada sangkutannya dengan keyakinan agama
serta ketentuan ibadah yang dijalankan.
2. Toleransi sosial, yaitu toleransi yang
bersangkutan dengan kehidupan bermasyarakat dan interaksi proses sosial
tertentu serta seperti kemampuan bekerjasama tanpa mempermasalahkan perbedaan
latar belakang, budaya, ras dan lain sebagainya.
Pendidikan toleransi sejak dini sangat penting diterapkan pada pendidikan anak usia dini. Toleransi anak usia 5-6 tahun yang meliputi aspek kedamaian dan menghargai perbedaan. Dalam lingkup pendidikan guru merupakan komponen sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dan lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi tumbuh kembang dan karakter anak. Guru sebagai fasilitator melakukan beberapa metode berikut untuk menanamkan nilai karakter toleransi diantaranya :
1. Guru menjadi/memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi, sehingga dijadikan teladan baik bagi anak didik.
2. Melatih karakter/toleransi dengan menggunakan media, agar anak lebih mudah memahami. Dapat dilakukan dengan menggunakan media buku cerita
3. Melalui permainan yang bersifat edukatif untuk menanamkan nilai karakter salah satunya toleransi.
4. Dengan melakukan pembiasaan suatu kegiatan positf
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menanamkan
nilai toleransi pada anak penting dilakukan sejak dini. Peran orangtua dan
pendidik juga sangat mempengaruhinya. Pelatihan pendidikan toleransi dapat
dilakukan memalui perancangan kurikulum toleransi, komitmen memberikan teladan
yang baik, arahan,dorongan, permainan,serta pembiasaan anak untuk melakukan
perilaku toleransi.
DAFTAR PUSTAKA
Pitaloka,
D.L,. Dimyati & Purwanta, E. (2021). Peran Guru dalam Menanamkan Nilai
Toleransi pada Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan
Anak Usia Dini. 5(2). 1696-1705
\\
4.
0 komentar:
Posting Komentar