30.4.22

PENDIDIKAN TOLERANSI PADA ANAK USIA DINI

 


Dosen Pengampu :

Dr. Arundati Shinta, MA. 

Disusun Oleh :

Tiyas Wulandari (21310410108)

 Kelas Reguler

 Semester Genap T.A 2021/2022

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA


Dalam kehidupan bermasyarakat termasuk lingkungan sekolah seringkali terdapat banyak perbedaan. Sebagai individu yang tumbuh dan terbiasa ditengah perbedaan, tentu tidak asing lagi dengan istilah toleransi. Toleransi merupakan penerimaan atas hal-hal yang tidak kita setujui agar hubungan interaksi lebih baik dengan orang lain. Bentuk yang paling mendasar toleransi adalah menghormati hak dan indentitas orang lain. Dengan demikian penanaman toleransi penting sekali dilakukan sejak dini, dengan tujuan agar anak memiliki rasa menghargai keberagaman.

Secara psikologi Jhon locke berpendapat bahwa anak adalah pribadi yang masih bersih dan peka terhadap rangsangan yang berasal dari luar. Maka dari itu masa anak anak merupakan masa paling tepat untuk memberikan pendidikan toleransi. Karena, pada masa anak anak roses pertumbuhan dan perkrmbangan pesat dalam berbagai hal, sehingga sangat berpengaruh untuk kehidupan selanjutnya. Adapun Faktor yang mempengaruhi toleransi ialah agama, norma sosial serta pola pengasuhan. peran orang tua dan pendidik merupakan hal utama dalam memaksimalkan pengembangan potensi anak dan menanamkan nilai karakter seperti toleransi yang dapat membentuk kepribadian anak.

Toleransi erat kaitannya dengan hubungan antar individu maupun kelompok tertentu. Toleransi terbagi menjadi dua jenis, yang pertama toleransi aktif yang merupakan sikap didasari pada pengetahuan, pemahaman, dan prespektif. Kemudian yang kedua toleransi pasif yang dibatasi pada pengabaian atau tidak terlalu keritis. Bentuk toleransi juga terbagi atas dua hal, yaitu:

1.   Toleransi agama, ialah toleransi yang ada  sangkutannya dengan keyakinan agama serta          ketentuan ibadah yang dijalankan.

2. Toleransi sosial, yaitu toleransi yang bersangkutan dengan kehidupan bermasyarakat dan interaksi proses sosial tertentu serta seperti kemampuan bekerjasama tanpa mempermasalahkan perbedaan latar belakang, budaya, ras dan lain sebagainya.

 Pendidikan toleransi sejak dini sangat penting diterapkan pada pendidikan anak usia dini. Toleransi anak usia 5-6 tahun yang meliputi aspek kedamaian dan menghargai perbedaan. Dalam lingkup pendidikan guru merupakan komponen sangat penting dalam meningkatkan mutu pendidikan. Dan lingkungan sekolah juga sangat mempengaruhi tumbuh kembang dan karakter anak. Guru sebagai fasilitator melakukan beberapa metode berikut untuk menanamkan nilai karakter toleransi diantaranya :

1. Guru menjadi/memberikan contoh yang baik dalam berinteraksi, sehingga dijadikan teladan baik bagi anak didik.

2. Melatih karakter/toleransi dengan menggunakan media, agar anak lebih mudah memahami. Dapat dilakukan dengan menggunakan media buku cerita

3. Melalui permainan yang bersifat edukatif untuk menanamkan nilai karakter salah satunya toleransi.

4.  Dengan melakukan pembiasaan suatu kegiatan positf

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa menanamkan nilai toleransi pada anak penting dilakukan sejak dini. Peran orangtua dan pendidik juga sangat mempengaruhinya. Pelatihan pendidikan toleransi dapat dilakukan memalui perancangan kurikulum toleransi, komitmen memberikan teladan yang baik, arahan,dorongan, permainan,serta pembiasaan anak untuk melakukan perilaku toleransi.


DAFTAR PUSTAKA 

Pitaloka, D.L,. Dimyati & Purwanta, E. (2021). Peran Guru dalam Menanamkan Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini di Indonesia. Jurnal Obsesi: Jurnal Pendidikan Anak Usia Dini. 5(2). 1696-1705

\\


4.


0 komentar:

Posting Komentar