PSIKOLOGI SOSIAL
Semester genap T.A. 2021/2022
Oleh :
Ayu Pramesty Dwi Anggraini (21310410102)
Kelas Reguler (A)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Essay Pra-syarat Ujian Tengah Semester Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati Shinta MA
Dalam bahasa Arab kata toleransi bermakna tasyamukh
yang artinya ampun, maaf dan lapang dada. (Ahmad Warson Munawir, tt: 1098) Kata
toleransi dalam bahasa Inggris berasal dari kata tolerance/toleration
yaitu suatu sikap membiarkan, mengakui dan menghormati terhadap perbedaan orang
lain, baik pada masalah pendapat (opinion), agama/kepercayaan maupun dalam segi
ekonomi, social dan politik. Sikap toleransi ini juga dimaksudkan menghargai
perbedaan diantara bermasyarakat. Ataupun sikap toleransi ini membebaskan
masyarakat memilih pilihannya sendiri. Kita hidup di mana dibutuhkan hubungan
antar masyarakat, kita perlu kehadiran orang lain untuk melengkapi dan membantu
hidup kita, dan dalam hubungan ini di perlukan sikap toleransi.
Lalu apakah sikap toleransi ini mempengaruhi kehidupan sosial seseorang,
apa dampak dari penerapan sikap toleransi ini, dan mengapa seseorang perlu
memiliki sikap toleransi ini. Dalam tulisan ini akan di tekankan pada
pentingnya pendidikan toleransi untuk anak-anak, mengapa perlu, seberapa
pengaruhnya, dan dampak dimasa depan jika kita memberikan pendidikan toleransi
ini untuk anak-anak. Bagaimana kita bisa hidup dimasyarakat tanpa adanya sikap
toleransi yang ditanamkan sejak kecil, pasti dunia ini akan hancur karena
berbedanya pendapat dan akan menimbulkan permusuhan dimana-mana. Baiknya kita
mengajarkan anak-anak untuk menerapkan sikap toleransi dikehidupan sehari-hari
nya, untuk membuat dunia lebih nyaman.
Pendidikan
seperti apa yang diperlukan oleh anak-anak untuk membangun sikap toleransi dan
menanamkan pada dirinya. Toleransi merupakan sikap yang harus dimiliki oleh
setiap orang bahkan anak-anak sekalipun dalam suatu kelompok masyarakat
multi-agama, multikultur maupun multietnis dalam rangka menjaga persatuan agar
tidak terjadi perpecahan antar masyarakat yang diakibatkan oleh gesekan-gesekan
perbedaan. Sikap toleransi ini akan menghantarkan setiap individu menjadi
pluralis dan inklusif. Mewujudkan kerukunan dan toleransi dalam
pergaulan hidup antar masyarakat merupakan bagian usaha menciptakan
kemaslahatan umum serta kelancaran hubungan antara manusia yang berlainan
agama, ras, dan budaya sehingga setiap golongan masyarakat bisa menjalankan
sesuatu yang dia yakini dan kehendaki.
Contoh dari pendidikan toleransi adalah sikap toleransi beragama. Hak
asasi manusia yang paling esensial dalam hidup adalah hak kemerdekaan/kebebasan
baik kebebasan untuk berpikir maupun kebebasan untuk berkehendak dan kebebasan
di dalam memilih kepercayaan/agama. Mengajarkan anak untuk belajar bahwa di
negara kita tidak hanya memiliki meyoritas satu keagamaan tetapi ada enam
keagamaan di Indonesia yang di dalamnya termasuk agama Islam. Saat anak mulai
mengerti bahwa tidak hanya pada mayoritas ia berdampingan, maka saat ini lah
anak diajarkan menghargai perbedaan agama, anak harus diajarkan tidak boleh
memilih teman apalagi yang ia lihat perbedaan agamanya. Anak harus diajarkan
menerima bahwa ia hidup berdampingan dan harus saling bergandengan. Lalu anak
ditanamkan sikap atau pola pikir positif bahwa banyak keuntungan jika kita
hidup berdampingan. Karena sikap toleransi ini membantu ia hidup di lingkungan
sosial. Mengapa demikian, karena kita hidup membutuhkan bantuan dan kehadiran
orang lain. Dampak dari di tanamkan pendidikan toleransi sejak dini ini untuk
menerima seseorang dengan kebebasan pilihan nya masing-masing.
Menanamkan sikap toleransi tidaklah mudah perlu peran orang tua, guru,
dan masyarakat menanamkan sikap tersebut. Perlu adanya sikap toleransi ini
untuk menjaga lingkungan sosial seseorang dengan aman. Karena kita perlu sikap
toleransi ini untuk membangun dan menjalankan kehidupan sosial bermasyarakat
yang damai.
DAFTAR PUSTAKA
Warsah, I. (2018). Pendidikan Keluarga
Muslim di Tengah Masyarakat Multi-Agama: Antara Sikap Keagamaandan Toleransi
(Studi Di Desa Suro Bali Kepahiang-Bengkulu). Edukasia: Jurnal Penelitian
Pendidikan Islam, 13(1), 1-24.
0 komentar:
Posting Komentar