PSIKOLOGI SOSIAL
Essay 1
Semester Genap T.A 2021/2022
Oleh :
Meli Nur Hidayah (21310410085)
Kelas A (Reguler)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu :
Dr. Arundita Shinta,M.A.
Rasa toleransi adalah hal yang wajib dimiliki oleh setiap individu agar
terciptanya suatu kebersamaan dan ketrentraman diantara makhluk sosial. Oleh sebab
itu, hendaknya di tanamkan dan di ajarkan sejak masih usia dini agar mampu
memahami dan menerima perbedaan orang lain. Mengapa harus sejak dini? Karena pada
usia dini anak cenderung belum terlalu banyak menerima hal negative dari lingkungan
sekitar, jadi sebagai orang tua masih mudah untuk membentuk karakter anak
dengan cara mengajarkan hal hal positif pada anak sehingga ketika beranjak
dewasa anak mampu mengendalikan dirinya.
Penanaman sikap toleransi sejak dini di harapkan dapat menjadikan
generasi penerus bangsa Indonesia menjadi manusia yang memiliki sikap toleransi
agar tidak terjadi perpecahan karena suatu perbedaan yang ada di
lingkungan masyarakat. Mengingat akan keberagaman bangsa Indonesia baik itu
suku, budaya, ras, agama dll. Tentu saja sikap toleransi sangat di perlukan
seperti yang kita tau bahwa Indonesia memiliki semboyan “Bhineka tunggal ika”
yaitu berbeda beda tetapi tetap satu juga.
Dalam menanamkan nilai toleransi pada anak usia dini peran guru dan orang
tua sangatlah di perlukan dan menjadi hal yang utama. Mengingat pada usia anak
tersebut disebut juga dengan masa masa keemasan atau di sebut juga dengan “ the
golden age” pada saat itu anak mampu menyerap ilmu dan di kembangkan secara
maksimal. Namun jika lingkungan sekitar justru memberikan pengaruh yang
cenderung negative maka anak akan lebih mampu untuk meniru hal yang negative juga.
Jadi sebagai guru dan orangtua juga harus memperhatikan lingkungan terutama
lingkungan belajar, bermain dan bersosialisasi anak. Agar dapat mencapai tujuan
yang di inginkan yaitu menumbuhkan rasa toleransi pada anak.
Bagaimana cara yang tepat untuk mengajarkan rasa toleransi pada anak?
Langkah awal yang dapat dilakukan pada anak adalah memberikan penjelasan
bahwa tidak semua perbedaan itu buruk, berikan pengertian bahwa bukan berarti
orang lain harus sama seperti kita, bukan berarti apa yang kita pilih dan apa
yang kita lakukan adalah yang paling benar, berikan alasan yang logis mengapa
orang lain memilih hal yang berbeda dengan kita. Sebagai contoh seorang anak
bertanya mengapa orang itu tidak melaksanakan ibadah seperti kita, maka kita harus
bisa memberikan penjelasan yang mampu di terima oleh akal anak agar anak paham
dan mampu menerima perbedaan tersebut.
Yang kedua kita bisa mengajarkan anak rasa hormat kepada orang yang
lebih tua, selain toleransi maka kita juga sekaligus mengajarkan sopan santun
kepada anak. Sehingga ketika sudah dewasa nanti dia tidak tumbuh menjadi orang
yang angkuh melainkan tumbuh menjadi sosok yang di segani karena mampu
menghargai orang yang lebih tua darinya dan mampu menghargai perbedaan umur
sekaligus perbedaan pola pikir.
Yang ketiga kita bisa memberikan Pendidikan formal yang sesuai untuk
anak, kita harus bisa memilih mana instansi yang mampu memberikan pengaruh
positif pada anak. Guru memiliki peran yang penting dalam menanamkan rasa
toleransi pada anak. Di Indonesia adalah dengan merancang kurikulum toleransi. Metode
untuk menanamkan rasa toleransi pada anak juga dapat di terapkan melalui media
sehingga anak lebih mudah untuk memahami.
Daftar Pustaka
D.Dimyati.(2021). Peran Guru Dalam Menanamkan Nilai Toleransi Pada Anak.
Jurnal Pendidikan anak usia dini. Peran
Guru dalam Menanamkan Nilai Toleransi pada Anak Usia Dini di Indonesia
(googleusercontent.com)
Nurhatti.Fuad.(2015).Penanaman Toleransi
Beragama Pada Anak Melalui Pendidikian. Jurnal toleransi beragama. PENANAMAN
TOLERANSI BERAGAMA PADA ANAK MELALUI PENDIDIKAN Nurhattati Fuad Dosen
Pascasarjana Universitas Negeri Jakarta (googleusercontent.com)
Cahyaningrum, E. S., Sudaryanti, S.,
& Purwanto, N. A. (2017). Pengembangan Nilai-Nilai Karakter Anak Usia Dini
Melalui Pembiasaan Dan Keteladanan. Jurnal Pendidikan Anak, 6(2), 203–213. https://doi.org/10.21831/jpa.v6i2.17707
Sumber gambar
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.balairungpress.com%2F2014%2F07%2Fmerenungkan-toleransi%2F&psig=AOvVaw2Js8ZjgRSXi4IgGtm5YyNE&ust=1651012884475000&source=images&cd=vfe&ved=0CAwQjRxqFwoTCKil6LaksPcCFQAAAAAdAAAAABAJ
0 komentar:
Posting Komentar