PSIKOLOGI
INDUSTRI DAN ORGANISASI
Essay 1
Semester
Genap T.A 2021/2022
Oleh
:
Meli
Nur Hidayah (21310410085)
Kelas
A (Reguler)
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dosen
Pengampu:
Dr.
Arundati Shinta, M.A.
Memutuskan memilih profesi sebagai entrepreneur di era revolusi industry 4.0bukan merupakan hal yang mudah. Dinamika tuntutan keinginan konsumen yang berubah dengan cepat, persaingan usaha yang semakin ketat, kecepatan inovasi produk yang cepat, duplikasi produk yang cepat, duplikasi dan pengembangan produk yang cepat, perubahan kebijakan pemerintah menuntut profesi entrepreneur membutuhkan individu yang kreatif, tangguh dan resilience.Santos dkk (2014) mengemukakan entrepreneurial potensial terdiri dari empat dimensi, yaitu
(Santos,
Caetano, & Curral, 2014) :
1)
Entrepreneurial motivation :
a) Desire for
independence
b) Economic
motivation
c) Entrepreneurial self efficacy
Management competencies :
a) Vision
b) Resource
mobilization capacity
c) Leadership capacity
3)
Psychological competencies :
a) Innovation
capacity
b) Emotional
intelligence
c) Resilience
4)
Social competencies :
a) Persuasion
and communication capacity
b) Network development capacity
Startup
merujuk
pada perusahaan yang
belum lama beroperasi.
Perusahaan ini sebagian besar
merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase pengembangan dan penelitian untuk menemukan
pasar yang tepat. Istilah perusahaan startup banyak
dihubungkan dengan teknologi,
web, dan internet. Menurut Nagler, perkembangan bisnis startup di Indonesia cukup pesat dan
menggembirakan, namun data menunjukkan
banyak juga bisnis
startup ini yang
gagal (Marikxon 2019) Menurut
Candra (2019) dari sekitar 1.500 hingga 1.700 perusahaan rintisan (startup) di
Indonesia, yang sukses
masih relative kecil, hanya
sekitar 1% saja
yang bisa bertahan,
selebihnya 99% persen gagal.
Penyebab kegagalan bisnis
startup antara lain karena bisnis yang dijalankan bukanlah
bisnis yang benar -benar baru dan sesuai dengan kebutuhan konsumen. Bisnis yang
dijalankan hanya menduplikasi dari bisnis yang
telah sukses.
Sebagian
besar pemilik perusahaan startup adalah seseorang yang awalnya bekerja sebagai karyawan,
ia merasa sudah mampu untuk bisa mendirikan perusahaan nya sendiri hanya dengan
bermodalkan pengalaman sebagai karyawan. Tentu saja ini tidak mudah karena
mendirikan sebuah perusahaan perlu banyak sekali kesiapan agar nantinya bisnis
yang dikembangkan menjadi sukses dan mampu bertahan di tengah tengah persaingan
yang sangat ketat.
Berdasarkan
uraian di atas dapat di pahami bahwa pengusaha startup hendaknya seseorang yang
memiliki jiwa yang Tangguh dan kreatif untuk menjalankan bisnis tersebut. Setiap
kali menghadapi rintangan atau kegagalan maka individu di tuntuntut untuk bisa
bangkit dan berjuang Kembali demi bisnis nya, sehingga di butuhkan resiliensi.
Apa itu
Resiliensi?
Ketrampilan
resiliensi pada entrepreneur
terutama pada pemula
merupakan harga mutlak. Vesala,
dkk (2007) menyatakan
kualitas entrepreneur adalah
selalu berorientasi untuk berkembang, mengambil risiko, inovatif dan
kontrol diri.Seorang entrepreneur
harus mampu mengekploitasi kesempatan dengan
melakukan rekombinasi sumber daya yang dimilikinya dan mampu melakukan Langkah
- langkah terhadap ketidakpastian (Gumusay, 2019) Seorang
entrepreneur dituntut untuk mampu
mengejar peluang, berani
mengambil resiko, dan
melakukan inovasi (Gumusay, 2019) Terdapat 3 dimensi
resiliensi entrepreneur yang sukses,
yaitu :
hardiness,
resourcefulness dan optimis (Ayala & Manzano, 2014)
Resilien merupakan
kualitas yang penting
untuk seorang entrepreneur (Sutcliffe &
Vogus, 2003 dalam Ayala
& Manzano, 2014)
Resiliensi merupakan asil interaksi
antara entrepreneur dengan
lingkungannya. Hal ini
melibatkan pengetahuan, kemampuan
dan ketrampilan untuk
menghadapi ketidakpastian tetapi tetap mempunyai sikap
yang positif,, kreatif dan optimis.
Sehingga dapat dikatakan bahwa resiliensi mencerminkan strategi
bertumbuh entrepreneur (Ayala & Manzano, 2014)
Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa untuk membangun bisnis startup merupakan hal yang tidak mudah untuk dijalankan, akan ada banyak sekali kendala dan rintangan yang harus di hadapi oleh pemilik perusahaan startup. Sehingga di perlukan keterampilan resiliensi agar bisnis yang di bangun dapat bertahan dan terus di era persaingan yang semakin meningkat. Startup dihadapkan pada dua hal yaitu membangun bisnis yang inovatif dan kreatif, serta kemampuan menguasai kemajuan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya. Startup dihadapkan pada dua hal yaitu membangun bisnis yang inovatif dan kreatif, serta kemampuan menguasai kemajuan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.
DAFTAR PUSTAKA
Ardela,
F. (2018). 7 Alasan Mengapa Bisnis
Startup Gagal! Bahaya
Melakukan No 5. Retrieved
June 19, 2019,
from https://www.finansialku.com/bisnis
startup gagal/
Gumusay, A. A. (2019). Entrepreneurship from Perspective of Islam.Journal of Business Ethics
Santos, S.
C., Caetano, A.,
& Curral, L.
(2014). Psychosocial Aspects
of Entrepreneurial Potential. Journal of Small Business &
Entrepreneurship
Winosa, Y. (2019). Ini Alasan 90 Persen Startup di
Indonesia Gagal. Retrieved June
19, 2019,
from https://www.wartaekonomi.co.id/read215393/ini
alasan 90 persen
startup di Indonesia
gagal.html
Sumber gambar
Blog.dnetprovider.id
0 komentar:
Posting Komentar