22.4.22

Ketrampilan Resiliensi Untuk Sukses di Dunia Startup

 


PSIKOLOGI INDUSTRI DAN ORGANISASI

Essay 1

 Semester Genap T.A 2021/2022

Oleh :

Meli Nur Hidayah (21310410085)

Kelas A (Reguler)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta, M.A.

 

Memutuskan  memilih  profesi  sebagai entrepreneur  di  era revolusi  industry 4.0bukan merupakan hal yang mudah. Dinamika tuntutan keinginan konsumen yang berubah  dengan  cepat,  persaingan  usaha  yang  semakin  ketat,  kecepatan   inovasi produk  yang  cepat,  duplikasi  produk  yang  cepat,  duplikasi  dan  pengembangan produk  yang  cepat,  perubahan kebijakan  pemerintah  menuntut  profesi  entrepreneur membutuhkan individu yang kreatif, tangguh dan resilience.Santos  dkk (2014) mengemukakan  entrepreneurial  potensial  terdiri  dari  empat dimensi, yaitu

(Santos, Caetano, & Curral, 2014) :

1)    Entrepreneurial motivation :

a) Desire for independence

b) Economic motivation

c) Entrepreneurial self efficacy

        Management competencies :

a) Vision

b) Resource mobilization capacity

c) Leadership capacity

3)    Psychological competencies :

a) Innovation capacity

b) Emotional intelligence

c) Resilience

4)    Social competencies :

a) Persuasion and communication capacity

b) Network development capacity 

Startup

merujuk  pada  perusahaan  yang  belum  lama  beroperasi.  Perusahaan  ini sebagian besar merupakan perusahaan yang baru didirikan dan berada dalam fase  pengembangan dan penelitian untuk menemukan pasar yang tepat. Istilah perusahaan  startup  banyak  dihubungkan  dengan  teknologi,  web,  dan  internet. Menurut  Nagler,  perkembangan bisnis  startup di Indonesia cukup pesat dan menggembirakan, namun  data  menunjukkan  banyak  juga  bisnis  startup  ini  yang  gagal (Marikxon  2019) Menurut Candra (2019) dari sekitar 1.500 hingga 1.700 perusahaan rintisan (startup)  di  Indonesia,  yang  sukses  masih  relative kecil,  hanya  sekitar  1%  saja  yang  bisa  bertahan,  selebihnya  99%  persen  gagal.  Penyebab  kegagalan  bisnis  startup  antara  lain karena bisnis yang dijalankan bukanlah bisnis yang benar -benar baru dan sesuai  dengan kebutuhan konsumen. Bisnis yang dijalankan hanya menduplikasi dari bisnis  yang  telah  sukses.

Sebagian besar pemilik perusahaan startup adalah seseorang yang awalnya bekerja sebagai karyawan, ia merasa sudah mampu untuk bisa mendirikan perusahaan nya sendiri hanya dengan bermodalkan pengalaman sebagai karyawan. Tentu saja ini tidak mudah karena mendirikan sebuah perusahaan perlu banyak sekali kesiapan agar nantinya bisnis yang dikembangkan menjadi sukses dan mampu bertahan di tengah tengah persaingan yang sangat ketat.

Berdasarkan uraian di atas dapat di pahami bahwa pengusaha startup hendaknya seseorang yang memiliki jiwa yang Tangguh dan kreatif untuk menjalankan bisnis tersebut. Setiap kali menghadapi rintangan atau kegagalan maka individu di tuntuntut untuk bisa bangkit dan berjuang Kembali demi bisnis nya, sehingga di butuhkan resiliensi.

Apa itu Resiliensi?

Ketrampilan  resiliensi  pada  entrepreneur  terutama  pada  pemula  merupakan harga mutlak. Vesala,  dkk  (2007) menyatakan kualitas  entrepreneur  adalah  selalu berorientasi untuk berkembang, mengambil risiko, inovatif dan kontrol diri.Seorang entrepreneur    harus    mampu    mengekploitasi    kesempatan    dengan    melakukan rekombinasi sumber daya yang dimilikinya dan mampu melakukan Langkah - langkah terhadap  ketidakpastian (Gumusay,  2019) Seorang  entrepreneur  dituntut  untuk mampu   mengejar   peluang,   berani   mengambil   resiko,   dan   melakukan   inovasi (Gumusay,  2019) Terdapat  3 dimensi  resiliensi entrepreneur  yang  sukses,  yaitu  :

hardiness, resourcefulness dan optimis (Ayala & Manzano, 2014)

Resilien   merupakan   kualitas   yang   penting   untuk   seorang   entrepreneur (Sutcliffe  &  Vogus,  2003  dalam Ayala  &  Manzano,  2014)

 Resiliensi merupakan asil   interaksi   antara   entrepreneur   dengan   lingkungannya.   Hal   ini   melibatkan  pengetahuan,  kemampuan  dan  ketrampilan  untuk  menghadapi  ketidakpastian  tetapi  tetap  mempunyai  sikap  yang  positif,, kreatif dan  optimis.  Sehingga  dapat  dikatakan  bahwa resiliensi mencerminkan strategi bertumbuh entrepreneur (Ayala & Manzano, 2014)

          Maka dapat ditarik kesimpulan bahwa  untuk membangun bisnis startup merupakan hal yang tidak mudah untuk dijalankan, akan ada banyak sekali kendala dan rintangan yang harus di hadapi oleh pemilik perusahaan startup. Sehingga di perlukan keterampilan resiliensi agar bisnis yang di bangun dapat bertahan dan terus di era persaingan yang semakin meningkat. Startup dihadapkan pada dua hal yaitu membangun bisnis yang inovatif dan kreatif, serta kemampuan menguasai kemajuan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya. Startup dihadapkan pada dua hal yaitu membangun bisnis yang inovatif dan kreatif, serta kemampuan menguasai kemajuan teknologi untuk mengembangkan bisnisnya.

 

DAFTAR PUSTAKA

Ardela,  F.  (2018). 7  Alasan Mengapa  Bisnis  Startup  Gagal!  Bahaya  Melakukan  No 5.  Retrieved  June  19,  2019,  from  https://www.finansialku.com/bisnis startup gagal/

     Ayala,  J.C.,  &  Manzano,  G.  (2014).  The  Resilience  of  the  Entrepreneur.  Influenceon the  Succes  of  the  Business.  A  Longitudinal  Analysis.Journal  of  Economic Psychology

Gumusay,  A.  A.  (2019).  Entrepreneurship  from  Perspective  of  Islam.Journal  of Business Ethics

Santos,   S.   C.,   Caetano,   A.,   &   Curral,   L.   (2014).   Psychosocial   Aspects   of Entrepreneurial Potential. Journal of Small Business & Entrepreneurship

Winosa, Y. (2019). Ini Alasan 90 Persen Startup di Indonesia Gagal. Retrieved June

19,    2019,    from    https://www.wartaekonomi.co.id/read215393/ini alasan 90 persen

startup di Indonesia gagal.html

     Asri R. (2018). RESILIENSI SEBAGAI MODAL UTAMA START UP BISNIS PADA ERA REVOLUSI INDUSTRY 4.0 http://journal.umg.ac.id/index.php/proceeding/article/view/927

    Sumber gambar

Blog.dnetprovider.id

 

 

0 komentar:

Posting Komentar