KEAGRESIFAN YANG TERJADI PADA ANAK USIA DINI
PSIKOLOGI SOSIAL
Oleh :
Destiana Dini Safitri
NIM : 21310410090
Kelas Reguler (A)
FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Tugas Essay ke-1
Psikologi Sosial
Dosen Pengampu : Dr.
Arundati Shinta, M. A
Semester Genap T.A 2021/2022
Apa itu agresif? Tentu kita sudah
sering mendengar kata agresif dalam kehidupan kita sehari-hari. Secara umum, arti agresif adalah
suatu perilaku yang secara sengaja bermaksud untuk melukai atau menyakiti orang
lain baik secara fisik maupun secara verbal. Perilaku ini sering dikaitkan/dihubungkan
dengan sikap anak-anak pada usia dini yang perkembangannya cenderung melakukan
apapun yang dia inginkan meskipun harus mengejek atau menyakiti anak lain. Agresif
menurut Baron (dalam Kulsum, 2014:241) adalah “Tingkah laku yang dijalankan
oleh individu dengan tujuan melukai atau mencelakakan individu lain”. Dari
beberapa pengertian dan penjelasan yang dikemukakan oleh beberapa ahli, dapat
ditarik kesimpulan bahwa agresif merupakan suatu tindakan sengaja dengan maksud
menyerang yang dapat menyakiti seseorang baik itu fisik maupun mental.
Keagresifan
merupakan reaksi alami pada anak untuk mengontrol/mengendalikan tubuh dan
lingkungannya. Perilaku agresif pada anak muncul di saat ia merasakan adanya
ancaman, marah, gusar, ataupun frustasi. Apa definisi anak usia dini? Menurut NAEYC (National
Association for The Education of Young Children), anak usia dini adalah anak
yang berada pada rentang usia 0-8 tahun, yang tercakup dalam program pendidikan
di taman penitipan anak, penitipan anak pada keluarga (family child care home),
pendidikan prasekolah baik swasta maupun negeri, TK, dan SD (NAEYC, 1992).
Hubungan pertemanan pada anak usia dini memang seringkali terjadi pertengkaran
kecil bahkan hingga besar. Dari pertengkaran itu, akan mengundang anak untuk
menyimpan dendam. Dari dendam yang dipendam itu akan menimbulkan sikap
agesifitas si anak. Ia akan mulai menyusun siasat cara untuk membalaskan
dendamnya. Tentu hal itu akan merugikan dan membahayakan, karena anak usia dini
cenderung belum memikirkan dampak yang akan terjadi kedepannya. Anak biasanya
akan melukai fisik atau mental musuhnya, entah itu mengejek atau bahkan memukul
selama ia puas melakukannya untuk menuntaskan dendamnya. Tentu pengawasan dari
orang tua sangatlah dibutuhkan.
Terdapat
beberapa solusi dan cara untuk mengatasi serta mencegah muncul dan
berkembangnya tingkah laku agresif. Pertama, untuk mencegah kemunculan tingkah
laku agresif bisa dengan penanaman moral sejak dini. Kedua, mengembangkan
nilai-nilai yang mendukung perkembangan tingkah laku nonagresi, dan menghapus
atau setidaknya mengurangi nilainilai yang mendorong perkembangan tingkah laku
agresi. Ketiga, senantiasa dibiasakan untuk memberikan empati kepada orang lain
sejak dini, pengembangan mencintai pada individu bisa menjadi cara yang bagus
dalam upaya pencegahan mucul dan berkembangnya perilaku agresif pada anak.
Daftar Pustaka
Amini, M. &. (2014). Hakikat anak usia dini. Perkembangan
Dan Konsep Dasar Pengembangan Anak Usia Dini, 1-43.
Tentawa, F.
(2012). Perilaku Anak Agresif : Asesmen dan Intervensinya. Jurnal
Psikologi, ISSN 1978-0575 Juni 2012, 162-232.
Putra, A. R. (2015). Peran Guru Bimbingan dan
Konseling dalam mengatasi kecenderungan perilaku agresif peserta didik di SMKN
2 Palangka Raya tahun pelajaran 2014/2015. Jurnal konseling gusjigang,
1(2).
Tentawa, F. (2012). Perilaku Anak Agresif : Asesmen dan
Intervensinya. Jurnal Psikologi, ISSN 1978-0575 Juni 2012, 162-232.
Sumber Gambar
https://i0.wp.com/seminarparenting.com/wp-content/uploads/2017/05/tahapan-perkembangan-bahasa-anak-usia-dini-1-1.jpg?w=626&ssl=1
0 komentar:
Posting Komentar