Dosen
Pengampu :
Dr. Arundati Shinta, MA.
Disusun
Oleh :
Tiyas
Wulandari (21310410108)
Kelas Reguler
Semester Genap T.A 2021/2022
FAKULTAS
PSIKOLOGI
UNIVERSITAS
PROKLAMASI 45 YOGYAKARTA
Dalam rentang kehidupan manusia tentunya akan
melalui beberapa tahap periode, salah satunya adalah masa remaja. Masa remaja
merupakan masa transisi dari masa kanak-kanak menuju dewasa. Pada masa ini
remaja mengalami berbagai gejolak emosi maupun masalah hubungan sosial. Selain
itu masa remaja ditandai dengan sikap mudah terpengaruh, emosi labil, cenderung
tempramental, sampai dengan munculnya sikap agresivitas.
Agresif merupakan tindakan yang dilakukan untuk
menyakiti atau melukai orang lain secara fisik maupun psikis. Agresif dapat
dikategorikan dalam bentuk fisik, verbal, aktif, pasif, langsung, dan tidak
langsung ( Buss, dalam Ivancevich 2007:264). Sejalan dengan itu, Guswani &
Kawuryan (2011) berpendapat bahwa agresif dapat timbul karena dipengaruhi oleh
beberapa faktor diantaranya adalah kematangan emosi, kontrol diri, regiulitas,
kecerdasan emosi, serta pengaruh media.
Salah satu hal yang mempengaruhi perilaku agresif
adalah kecerdasan emosi. Dimana
kecerdasan emosi didefinisikan sebagai kemapuan emosi dalam mengendalikan diri,
memilih keputusan, dan mengatur suasana hati. Individu yang memiliki kecerdasan
emosi baik akan mudah menyesuaikan dengan interaksi sosial dan lingkungan
masyarakat. Adapun ciri ciri individu yang memiliki kecerdasan emosi dapat
dilihat dari perilaku yang ditampilkan yaitu mengenali emosi sendiri, mengelola
emosi, memotivasi diri sendiri, mengenal emosi irang lain, dan membina hubungan
dengan baik.
Perkembangan remaja yang ideal tidak akan menonjolkan tindakan yang mengarah pada perilaku negatif. Perlu diketahui bahwa, dengan mengelola kecerdasan emosi secara tepat akan berpengaruh secara signifikan pada perilaku agresif. Artinya semakin tinggi kecerdasan emosi maka akan semakin rendah perilaku agresif pada remaja.
Dari perilaku agresif dan faktor penyebab diatas, maka dapat diberikan pelayanan konselor pada remaja dalam rangka menciptakan kecerdasan emosi. Materi layanan yang dapat diberikan seperti cara memahami penyebab timbulnya emosi, pengenalan emosi, cara mengendalikan emosi, cara menghindari perilaku agresif ,sampai memahami dampak dari perilaku agresif, dan masih banyak lagi materi lainnya. Materi layanan tersebut dapat diberikan melalui tindakan sebagi berikut:
1. Layanan Informasi
2. Layanan Konseling Individual
3. Layanan Bimbingan Kelompok
4. Layanan Konseling Kelompok
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa pada masa remaja dengan gejolak emosi dan perilaku yang tidak stabil, akan mudah terpengaruh dalam tindakan negatif sampai dengan agresivitas. Untuk itu remaja harus bisa mengendalikannya dengan mengelola kecerdasan emosi secara tepat. Ataupun bisa melakukan layanan materi yang biasanya disediakan oleh konselor sekolah (Bimbingan Konseling).
DAFTAR PUSATAKA
Illahi,U.
dkk. (2018). Hubungan antara kecerdasan emosi dengan perilaku agresif remaja
dan implikasinya dalam bimbingan dan konseling. JRTI (Jurnal Riset Tindakan
Indonesia). 3(2). (2018). 68-74.

0 komentar:
Posting Komentar