22.4.22

Dampak Membangun Training Di Lingkungan Kerja

 

Dampak Membangun Training Di Lingkungan Kerja
Oleh: 
Ulvi Isnaini
21310410103
Dosen pengampu:
Dr. Arundati Shinta, M.A
Psikologi Industri dan Organisasi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Tujuan dari perusahaan yaitu mewujudkan apa yang telah direncanakan. Karyawan merupakan aset pertama perusahaan dan mempunyai peran yang strategis didalam perusahaan sebagai pemikir, perencanaan, dan pengendali aktivitas perusahaan. Untuk menciptakan tenaga kerja yang handal maka perusahaan harus memberikan pelatihan atau memberi motivasi pada setiap karyawan. Motivasi dibutuhkan agar karyawan dapat bekerja lebih baik lagi. Selain itu karyawan yang bekerja dengan baik dapat diberikan penghargaan atas prestasi kerjanya. Dengan penghargaan yang diberi dapat memacu peningkatan kinerja karyawan. (Prayogi, M.A., & Nursidin, M., 2018: 217). Nawawi (2013) menyatakan pelatihan merupakan suatu proses dalam membentuk karyawan untuk menguasai keterampilan khusus atau untuk memperbaiki kekurangan dalam melaksanakan pekerjaan. Perusahaan membuat suatu pelatihan agar karyawannya menjadi lebih berkwalitas sehingga tujuan dari perusahaan tersebut dapat tercapai (Kusuma, M., & Nurtjahjono: 2015). 216-218.

Training ada beberapa macam, yaitu on the job, of the job, dan outbon. on the job training techniques yaitu training yang diberikan langsung ditempat kerja, seperti job intruction training, job rotation, apprenticeship/ coachng/ assisstanship/ internship. of the job yaitu training yang diberikan diluar tempat kerja yang sebenarnya, seperti lecture dan video presentation, vestibule training, role playing, case study, simulation, self-study, dan program learning. outbon training adalah pelatihan karyawan diluar pekerjaan yang sebenarnya dan biasanya dilakukan diluar alam bebas walaupun sebenarnya dapat dilakukn didalam ruangan.

Menurut Sikula (1976), tujuan yang ingin dicapai dari pelatihan dan pengembangan secara umum adalah meingkatkan produktivitas, meingkatkan mutu, meningkatkan ketepatan dalam perencanaan SDM, meningkatkan semangat keja, menarik dan menahan tenaga kerja, menjaga kesehatan dan keselamatan kerja, menghindari keusangan, dan menunjang kebutuhan pribadi.

Henry Simamora (1997) menyatakan bahwa pelatihan dan pengembangan adalah cara untuk memotivasi dan meningkatkan keterampilan kerja, termasuk pemberian konseling pada perilaku karyawan dan menindak lanjuti dengan pengadaan training. (Hasibuan: 2011), Prestasi kerja seseorang ditunjukkan dengan keseriusannya dalam menyelesaikan tugas-tugas yang dibebankan kepadanya berdasarkan atas kecakapan, pengalaman, kesungguhan serta waktu. Hasil kerja atau prestasi merupaka gabungan dari tiga faktor yaitu minat dalam bekerja, penerimaan deligasi tugas, serta peran dan tingkat motivasi seorang pegawai. Jadi pelatihan dan pengembangan mempengaruhi motivasi karyawan dalam bekerja dan memberi dampak kepada prestasi yang dihasilkan.  


Daftar Pustaka

Prayogi, M. A., & Nursidin, M. (2018). Pengaruh Pelatihan Dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Karyawan. Prosiding Seminar Nasional Multidisiplin Ilmu Universitas Asahan 2018. 216-219.
Koesugito, S. T. (2018). Pengaruh Pemberian Training Yang Berbeda Terhadap Motivasi Kerja Karyawan Industri Kecil. Jurnal Matrik: Jurnal Manajemen Dan Teknik Industri Produksi. 9 (1). 18-22.
Martina, S., & Syarifuddin, D. (2014). Pengaruh Pelatihan Dan Pengembangan Terhadap Motivasi Dampaknya Terhadap Prestasi Kerja Karyawan Di Lokawisata Baturranden. Jurnal Pariwisata. 1 (1). 31-32.  
Nugroho, A. D. (2015). Pengaruh Reward Dan Punishment Terhadap Kinerja Karyawan PT Business Training And Empowering Management Surabaya. Jurnal Maksipreneur. 4 (2). 4-14.

0 komentar:

Posting Komentar