Kharisma Ayu Mutiara Dewi (19310410070)
Psikologi
Inovasi
Dosen
Pengampu Dr. Arundati Shinta, MA.
Fakultas
Psikologi Universitas Proklamasi 45
Yogyakarta
Saat
ini banyak sekali fast food yang dapat mempermudah manusia yang tidak bisa
memasak. Namun jika terus menerus makan makanan fast food dapat mempengaruhi
kesehatan seperti menyebabkan obesitas, penyakit jantung, penyakit ginjal dan
lain-lain, maka di perlukan untuk belajar memasak sendiri. Belajar adalah proses
perubahan perilaku sebagai hasil interaksi individu dengan lingkungannya.
Belajar memasak adalah kebutuhan setiap manusia untuk memenuhi kebutuhan makan.
Belajar memasak tidak harus dengan menggunakan kompor. Seperti saya sebagai
anak kos dan tidak mempunyai kompor. Saya memanfaatkan magic com untuk memasak.
Selain bisa menanak nasi, magic com dapat merebus, menggoreng dan mengukus. Dan
sebelum memasak saya selalu membuka resep di google atau sosial media, selain
itu saya juga sering bertanya dengan ibu saya.
Minggu
pertama saya belajar memasak masakan yang sederhana yaitu mie nyemek. Bahan-bahannya
sederhana sekali yaitu minyak, telur, sawi hijau, cabe, bawang merah, bawang
putih dan mie. Masakan ini sangat enak saat di santap di musing dingin atau
hujan. Karena kuah yang hangat dan pedas sangat cocok di santap waktu hujan.
Di
minggu kedua saya ingin memasak masakan kesukaan saya yaitu oseng kangkung.
Saya sangat menyukai kangkung dari kecil. Selain favorit makanan saya, sayur
kangkung adalah sayur yang sangat murah alias nyaman di kantong anak kost.
Bahannya pun mudah sekali yaitu bawang merah, bawang putih, tomat, cabe merah,
cabe rawit dan bumbu pelengkap.
Di
minggu ketiga saya memasak tumis kacang. Namun tidak seperti nama masakannya, pada
saat saya masak, saya menambahkan wortel dan tempe sebagai campuran kacang. Wortel
saya iris panjang panjang san tempe saya potong kotak-kotak. Untuk bahan bumbu
seperti bumbu oseng kangkung. Namun sebelum saya oseng semua sayur, saya
telebih dahulu menggoreng tempe setengah matang. Lalu dioseng bersamaan dengan
sayur.
Di
minggu keempat, saya belajar memasak oseng sawi putih dan tempe. Dengan bumbu
oseng seperti biasa dan tempe digoreng terlebih dahulu. Lalu dioseng dengan
sawi putih, ini menjadi masakan tersimple yang pernah saya buat setelah oseng
kangkung. Minggu kelima saya ingin memasak yang lebih menantang yaitu sayur
yang berkuah. Saya memasak sayur sop. Dengan bahan wortel, kol, buncis,
kentang, bakso dan sosis dan bumbunya yaitu irisan bawang merah dan putih. Tak
lupa daun bawang, seledri dan tomat, supaya lebih enak dan segar.
Di
minggu keenam saya memasak sayur bayam,
bahan yang saya beli seikat bayam dan satu oyong atau gambas. Masakan ini
sangat mudah sekali cukup panaskan air secukupnya dan saat mendidih masukan
irisan bawang merah dan putih. Lalu masukan bayam dan oyong yang telah di
potong-potong. Minggu ketujuh saya memasak terong balado, bahannya pun cukup
mudah terong dan bumbunya yaitu cabe merah rawit, cabe merah, bawang merah,
bawang putih dan tomat. Sebelum oseng rebus bumbunya dan haluskan dan terong
juga di goreng terkebih dahulu sebelum di oseng dengan sambelnya.
Di
minggu ke delapan saya memasak masakan yang di bilang jarang orang bisa
memasaknya yaitu saya memasak pare dan di campur dengan tahu pong. Kunci supaya
pare tidak pahit saat dimakan, sebelum memasak pare di remasi dengan garam
sampai agak lemas. Setelah itu cuci bersih menggunakan air bersih lalu oseng
seperti oseng lainnya dengan bumbu yang sama.
Dalam
belajar memasak ada suka dan dukanya, sukanya adalah saya dapat memasak masakan
kesukaan saya dan saya menjadi lihai dalam memasak. Dukanya adalah seringkali
saya terkena percikan minyak yang membuat melepuh di tangan. Adapun dampak dari
belajar memasak ini yaitu dari segi finansial saya hemat sekali karna tidak
membeli makanan di luar atau fast food dan dari segi kesehatan, makan makanan
dari masakan sendiri jauh lebih sehat. Karena kita sendiri yang melihat dan
melakukan prosesnya. Keuntungan lainnya adalah sisa potongan sayur bisa dibuat
kompos tanaman.
Daftar
Pustaka
Pane.
A & Dasopang, D. M. (2017). Belajar
dan Pembelajaran. FITRAH Jurnal Kajian Ilmu-ilmu Keislaman. Vol. 03 No. 2
0 komentar:
Posting Komentar