5.1.22

KESEIMBANGAN KEKUASAAN DAN PENGARUH DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ORGANISASI


Disusun Oleh : Hasriani zubaidi/19310410091 
Tugas ini disusun guna untuk memenuhi ujian akhir semester (UAS) Psikologi Manajemen Organisasi
Dosen pengampu : Dr Arundati Shinta,M.A

KESEIMBANGAN KEKUASAAN DAN PENGARUH DALAM KONTEKS KOMUNIKASI ORGANISASI




Ada semacam rasa enggan pada diri seseorang apabila dirinya dimintai pendapat mengenai suatu hal yang berhubungan dengan kekuasaan pada sebuah organisasi atau tempat dimana dirinya bekerja. Akan tetapi, keengganan orang untuk mengetahui maupun memahami masalah keberadaan power secara dilematis dapat menyebabkan kegagalan orang dalam memahami dan menerapkan salah satu karakteristik manusia yang sangat penting yaitu kekuasaan. Konsep mengenai kekuasaan erat sekali hubungannya dengan konsep kepemimpinan, dan tentu saja, dua hal ini berbeda walaupun nyaris terlihat serupa. 

Dengan kekuasaan yang dimilikinya, seorang pemimpin akan memiliki sarana atau alat untuk mempengaruhi perilaku para pengikut maupun bawahannya, dengan memperhatikan korelasi antara kekuasaan dan kepemimpinan, pemimpin sebaiknya perlu menilai perilakunya sendiri sebelum menilai atau mempengaruhi perilaku orang lain. Ssalah satu penyebabnya adalah karena hal tersebut akan mempengaruhi tujuan organisasi yang ingin ia capai. Dalam hal ini, tidak ada satu orang pun yang sama sekali tidak memiliki pengaruh. Namun, ada juga beberapa orang yang memiliki pengaruh ataupun kekuasaan lebih besar dibadingakn dengan yang lain.

Dia ntara keinginan - keinginan manusia yang paling penting adalah keinginan untuk memperoleh kekuasaan dan keagunan. Keduanya tidak identik tapi erat sekali hubungannya, perdana mentri mempunyai lebih banyak kekuasaan dibandingkan keagungan. Raja mempunyai lebih banyak keagungan daripada kekuasaan. namun biasanya, cara yang paling mudah untuk memperoleh keagungan adalah melalui kekuasaan. Dorogan untuk berkuasa memiliki dua bentuk eksplisit, dalam diri pemimpin, dan yang implisit, dalam diri pengikutnya (Rusell, 1988). Apabila orang bersedia mengikuti pemimpin, mereka berbuat demikian dengan maksud agar kelompok yang mereka pimpin memperoleh kekuasaan, dan mereka merasakan kemenangan - kemangan sebagai kemenangan mereka juga. 

Pemimpin yang hanya memiliki kekuasaan formal dan tidak memiliki pengetahuan yang dianggap membantu dan menguntungkan para bawahannya akan sulit untuk mempengaruhi dan mengatasi bawahannya. Pada suatu organisasi menjadi lebih kompleks dan dtuntut keahlian secara teknis, maka lebih banyak orang di dalam posisi kepemimpinan yang tidak memiliki keahlian teknik yang layak untuk mempengaruhi orang lain, aakn sulit bagi mereka untuk dapat bekerja sama dengan bawahan yang lebih tahu tentang pekerjaan tersebut. dengan demikian dapat diketahui bahwa mereka harus mencari cara atau metode mendapatkan pengaruh informal melalui kemampuan dan performa mereka dalam emmbuat suatu hubungan yang ramah, atau mereka harus menyesuaikan posisi mereka sesuai dengan kondisi bawahannya. Mungkin sumber yang paling utama tentang kekuasaan adalah kemampuan untuk meningkatkan atau mengembangkan organisasi secara positif dalam hubungannya dengan lingkungannya atau problem - problem pokoknya (key problems). 

Meskipun kekuasaan cenderung kotor namun keadaan tersebut bergantung pada orang yang memiliki kekuasaan, apakah dia mau menggunakan kekuasaanya untuk tujuan pribadinya atau demi kepentingan orang lain atau organisasinya. Apabila orang menyebut kekuasaan, maka biasanya pikiran orang akan cenderung mengarah kepada jabatan yang dipegangnya. Semakin tinggi jabatan seorang biasanya juga semakin tinggi kekuasaanya. Hal yang patut diperhatikan dalam penggunaan kekuasaan adalah bahwa sebenarnya kekuasaan itu milik siapa saja, pemimpin atau yang dipimpin. Seorang pemimpin memiliki kekuasaan karena ada pengikutnya dan pengikutnya tersebut memberi kekuasaan kepada pemimpinya. Jika pemimpinya tersebut tidak memiliki pengikutnya maka pemimpin tersebut tidak memiliki kekuasaan tau walaupun dia mempunyai kekuasaan tidak dapat diterapkan karena tidak ada pengikutnya.



Daftar Pustaka

  1. Ratmawati, Dwi & Herachwati, Nurri (2004). Perilaku Organisasi. Jakarta: Pusat Penerbitan Universitas Terbuka. 

  2. Russell, Bertrand (1988). Kekuasaan: Sebuah Analisis Sosial Baru. Jakarta: Yayasan Obor Indonesia. Shelton, Ken ;Ed.(2002). A New Paradigm of Leadership (terj.). Jakarta: Elex Media Komputindo


0 komentar:

Posting Komentar