7.1.22

BAKTI SOSIAL UNTUK PENYANDANG ODGJ DI PONDOK TETIRAH DZIKIR

 ESSAY PSIKOLOGI INOVASI PENGABDIAN MASYARAKAT

Exwati Miatari (193010410030)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA

\

Bakti Sosial merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang dilakukan atas dasar  kepedulian akan masyarakat ataupun wujud dari rasa kemanusiaan terhadap sesama. Dengan tujuan, dapat merekatkan rasa kekerabatan kita terhadap orang lain. Pada kesempatan ini saya berkesempatan untuk melakukan bakti sosial yang diadakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi Indonesia (ILMPI) yang dilaksanakan di Pondok Tetirah Dzikir yang beralamat di Kuton, Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten, Sleman, Yogyakarta. Kegiatan ini pelopori oleh divisi Badan Pengembangan dan Pengabdian Masyarakat (BPPM) dengan melaksanakan Psychocare sekaligus memperingati adanya Hari Kesehatan Mental Sedunia yang melibatkan seluruh anggota dari ILMPI untuk ikut berpartisipasi dalam acara tersebut.

Acara Bakti Sosial ini dilaksanakan oleh seluruh anggota ILMPI sekaligus mengajak beberapa lembaga yang tergabung dalam ILMPI untuk dapat berpartisipasi memeriahkan kegiatan bakti sosial tersebut dan juga menjadi ajang silaturahmi antar lembaga mahasiswa psikologi. Dalam pelaksanaan Bakti Sosial ini, Ikatan Lembaga Mahasiswa Psikologi sengaja melakukan Bakti Sosial dengan sasaran Orang Dengan Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan tujuan untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian yang kita miliki terhadap ODGJ, sekaligus tidak memberikan stigma bahwa ODGJ adalah orang gila kemudian ditakuti oleh semua orang. Namun harapanya dalam melakukan bakti sosial untuk ODGJ ini dapat menumbuhkan rasa keperdulian terhadap ODGJ, kemudian tidak lagi memberikan stigma bahwa ODGJ adalah orang yang gila, namun dapat melihatnya melalui sebuah keistimewaan yang diberikan oleh-Nya dan dapat mengambil sisi positif dari adanya kegiatan tersebut.

Kegiatan tersebut diawali dengan pembukaan yang disampaikan langsung oleh Kyai Tri Hardono selaku pendiri dari pondok tetirah dzikir dengan melakukan sambutan dan juga menjelaskan awal mula pondok tetirah dzikir ini didirikan, kemudian sambutan dari Koordinator ILMPI Wil.4 sekaligus memberikan donasi berupa uang tunai, pakaian, dan juga makanan untuk Pondok Tetirah Dzikir. Selepas acara pembukan selesai,acara dilanjutkan dengan senam yang dikuti oleh seluruh ODGJ, para pengurus pondok, pengurus ILMPI, dan perwakilan dari beberapa lembaga untuk ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan senam tersebut berjalan begitu meriah dan juga membuat para ODGJ menjadi semangat serta bahagia ketika senam berlangsung. Hal tersebut dikarenakan, ODGJ tidak dapat sembarang untuk keluar dari rungannya, karena ditakutkan mereka akan kabur dari tempat tersebut dan tidak kembali lagi. maka dari itu, selepas senam berlangsung mereka diminta untuk kembali pada rungannya masing-masing. Selain itu, ada beberapa ODGJ yang tidak diperbolehkan untuk mengikuti acara senam, dikarenakan memiliki gangguan kesehatan mental yang cukup parah dan dapat membahayakan masyarakat sekitar dengan cara menyakiti, sehingga mereka hanya dikurung didalam ruangan agar tidak membahayakan masyarakat disekitarnya.

Acara selanjutnya dilanjutkan dengan permainan yang diikuti oleh pengurus ILMPI dan juga pengurus dari pondok Tetirah Dzikir, perwakilan dari lembaga, serta beberapa ODGJ yang sudah dinyatakan sembuh kemudian mengabdikan dirinya di Pondok tersebut. Permainan tersebut berjalanan dengan sangat meriah, dan juga penuh dengan canda tawa. Karena dalam permainan tersebut memelukan kerjasama serta kekompakan dalam TIM agar dapat memenangkan perlombaan tersebut. Permainan yang dilaksanakan dalam acara tersebut ialah dengan membentuk sebuah TIM yang berjumpah 4 orang dan diminta untuk dapat menjaga sebuah balon yang diletakkan pada punggung para pemain dengan cara bergandengan tangan dan membelakangi satu-sama lain agar tidak jatuh ataupun terbang, tantangan dalam permainan tersebut ialah seluruh TIM harus menjaga balon tersebut sebaik mungkin, kemudian setiap anggota harus berhenti ditengah-tengah permainan lalu berjoget ketika mendengar suara musik, dan kembali melanjutkan permainan untuk mencapai finish ketika musik telah berhenti. TIM yang dinyatakan menang dalam permainan tersebut ialah mereka yang tidak melakukan kecurangan didalamnya seperti memegang balon agar tidak jatuh, balon tidak jatuh ditengah perjalanan, kemudian mampu menaati semua aturan yang telah panitia berikan diawal salah satunya berhenti ketika ada musik yang berputar kemudian berjoget.

             Acara bakti sosial berjalan cukup meriah dan lancar. Pada proses penutupan acara, diakhiri dengan sesi bernyanyi bersama dengan ODGJ serta para pengurus ILMPI dan perwakilan dari lembaga untuk menutup acara dari bakti sosial tersebut. Dalam penutupan acara tersebut, dilakukan dengan menyanyikan lagu-lagu yang membangkitkan semangat para penderita ODGJ serta menyanyikan lagu request dari ODGJ. Selepas sesi bernyanyi selesai, acara penutupan juga diakhiri dengan sesi foto bersama dengan para ODGJ serta dengan para pengursus dan juga Kyai Tri Hardono. Banyak sekali pelajaran yang dapat diambil dari adanya Bakti Sosial tersebut, salah satunya ialah dengan tidak menganggap bahwa ODGJ adalah suatu hal yang harus ditakuti atau diintimidasi, karena mereka juga sama dengan manusia pada umumnya, namun mereka memiliki keistimewan yang membuatnya berbeda serta mendapatkan perhatian khusus bukan malah dijauhi atau disakiti. Mereka berhak hidup dengan layak tanpa adanya intimidasi dari masyarakat.

    

0 komentar:

Posting Komentar