ESSAY PSIKOLOGI INOVASI PENGABDIAN MASYARAKAT
Exwati Miatari (193010410030)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA
Bakti Sosial merupakan salah satu bentuk kepedulian sosial yang dilakukan atas dasar kepedulian akan masyarakat ataupun wujud dari
rasa kemanusiaan terhadap sesama. Dengan tujuan, dapat merekatkan rasa
kekerabatan kita terhadap orang lain. Pada kesempatan ini saya berkesempatan
untuk melakukan bakti sosial yang diadakan oleh Ikatan Lembaga Mahasiswa
Psikologi Indonesia (ILMPI) yang dilaksanakan di Pondok Tetirah Dzikir yang
beralamat di Kuton, Tegaltirto, Kecamatan Berbah, Kabupaten, Sleman,
Yogyakarta. Kegiatan ini pelopori oleh divisi Badan Pengembangan dan Pengabdian
Masyarakat (BPPM) dengan melaksanakan Psychocare sekaligus memperingati adanya Hari
Kesehatan Mental Sedunia yang melibatkan seluruh anggota dari ILMPI untuk ikut
berpartisipasi dalam acara tersebut.
Acara
Bakti Sosial ini dilaksanakan oleh seluruh anggota ILMPI sekaligus mengajak beberapa
lembaga yang tergabung dalam ILMPI untuk dapat berpartisipasi memeriahkan
kegiatan bakti sosial tersebut dan juga menjadi ajang silaturahmi antar lembaga
mahasiswa psikologi. Dalam pelaksanaan Bakti Sosial ini, Ikatan Lembaga
Mahasiswa Psikologi sengaja melakukan Bakti Sosial dengan sasaran Orang Dengan
Gangguan Jiwa (ODGJ) dengan tujuan untuk lebih meningkatkan rasa kepedulian
yang kita miliki terhadap ODGJ, sekaligus tidak memberikan stigma bahwa ODGJ
adalah orang gila kemudian ditakuti oleh semua orang. Namun harapanya dalam
melakukan bakti sosial untuk ODGJ ini dapat menumbuhkan rasa keperdulian
terhadap ODGJ, kemudian tidak lagi memberikan stigma bahwa ODGJ adalah orang
yang gila, namun dapat melihatnya melalui sebuah keistimewaan yang diberikan
oleh-Nya dan dapat mengambil sisi positif dari adanya kegiatan tersebut.
Kegiatan
tersebut diawali dengan pembukaan yang disampaikan langsung oleh Kyai Tri Hardono
selaku pendiri dari pondok tetirah dzikir dengan melakukan sambutan dan juga
menjelaskan awal mula pondok tetirah dzikir ini didirikan, kemudian sambutan
dari Koordinator ILMPI Wil.4 sekaligus memberikan donasi berupa uang tunai,
pakaian, dan juga makanan untuk Pondok Tetirah Dzikir. Selepas acara pembukan
selesai,acara dilanjutkan dengan senam yang dikuti oleh seluruh ODGJ, para
pengurus pondok, pengurus ILMPI, dan perwakilan dari beberapa lembaga untuk
ikut berpartisipasi dalam kegiatan tersebut. Dalam pelaksanaan senam tersebut
berjalan begitu meriah dan juga membuat para ODGJ menjadi semangat serta bahagia
ketika senam berlangsung. Hal tersebut dikarenakan, ODGJ tidak dapat sembarang
untuk keluar dari rungannya, karena ditakutkan mereka akan kabur dari tempat
tersebut dan tidak kembali lagi. maka dari itu, selepas senam berlangsung
mereka diminta untuk kembali pada rungannya masing-masing. Selain itu, ada beberapa ODGJ yang tidak diperbolehkan untuk mengikuti acara senam, dikarenakan memiliki gangguan kesehatan mental yang cukup parah dan dapat membahayakan masyarakat sekitar dengan cara menyakiti, sehingga mereka hanya dikurung didalam ruangan agar tidak membahayakan masyarakat disekitarnya.
Acara selanjutnya dilanjutkan dengan permainan yang diikuti oleh pengurus ILMPI dan juga pengurus dari pondok Tetirah Dzikir, perwakilan dari lembaga, serta beberapa ODGJ yang sudah dinyatakan sembuh kemudian mengabdikan dirinya di Pondok tersebut. Permainan tersebut berjalanan dengan sangat meriah, dan juga penuh dengan canda tawa. Karena dalam permainan tersebut memelukan kerjasama serta kekompakan dalam TIM agar dapat memenangkan perlombaan tersebut. Permainan yang dilaksanakan dalam acara tersebut ialah dengan membentuk sebuah TIM yang berjumpah 4 orang dan diminta untuk dapat menjaga sebuah balon yang diletakkan pada punggung para pemain dengan cara bergandengan tangan dan membelakangi satu-sama lain agar tidak jatuh ataupun terbang, tantangan dalam permainan tersebut ialah seluruh TIM harus menjaga balon tersebut sebaik mungkin, kemudian setiap anggota harus berhenti ditengah-tengah permainan lalu berjoget ketika mendengar suara musik, dan kembali melanjutkan permainan untuk mencapai finish ketika musik telah berhenti. TIM yang dinyatakan menang dalam permainan tersebut ialah mereka yang tidak melakukan kecurangan didalamnya seperti memegang balon agar tidak jatuh, balon tidak jatuh ditengah perjalanan, kemudian mampu menaati semua aturan yang telah panitia berikan diawal salah satunya berhenti ketika ada musik yang berputar kemudian berjoget.
0 komentar:
Posting Komentar