Essay Persyaratan Ujian Akhir Psikologi Inovasi
Nama: Devi Nurmala Sari (19310410048)
Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A.
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Pada
minggu pertama saya hanya kuat kurang lebih 1 kilometer dari rumah. Karena
sudah lama tidak berolahraga badan masih kaku dan belum kuat untuk olahraga
lebih berat. Saya tidak ingin memaksakan badan saya jika belum terbiasa. Jadi
selama minggu pertama saya hanya cukup kuat kurang lebih 1 kilometer saja.
Lalu
untuk minggu kedua saya melakukan pemanasan agar tidak terulang kembali
kejadian minggu pertama. Saya bersepeda kurang lebih sekitar 2 kilometer dari
rumah. Begitu juga dengan minggu ke-3 dan 4. Dikarenakan saya mulai bergabung
dengan komunitas sepeda yang ada di komplek.
Barulah
dari minggu ke-5 hingga minggu ke-8 saya mengikuti komunitas untuk bersepeda
lebih jauh lagi. Saya tidak tahu pastinya berapa jarak yang ditempuh karena
masing masing tempat beda jaraknya. Tetapi yang daya rasakan adalah jaraknya
semakin jauh dari minggu-minggu sebelumnya.
Suka
duka dalam melakukan kegiatan ini adalah saat saya masuk ke dalam komunitas
sepeda yang ada di komplek rumah. Karena masuk komunitas, tentu saja jarak yang
ditempuh untuk bersepeda tiap minggunya menjadi lebih berat dibandingkan dengan
bersepeda seorang diri atau dengan keluarga saja. Tetapi saya bisa mendapat
banyak teman untuk mengobrol saat bergabung di komunitas. Mereka yang ada di
komunitas juga sangat baik dan bersabar saat saya lelah bersepeda. Mereka
menyemangati saya agar bisa sampai ke tujuan.
Lalu
untuk dampak yang saya rasakan setelah melakukan kegiatan ini selama 8 minggu
adalah badan saya menjadi sedikit ringan meskipun sehari setelah bersepeda kaki
terasa sakit. Namun saya juga tidak terlalu mempermasalahkannya. Sebelum
bersepeda, badan saya merasa berat karena jarang olahraga. Jadi saya rasa ini
merupakan dampak yang baik jika saya bisa meneruskan kegiatan ini.
Namun
saya tidak bisa melakukan kegiatan bersepeda bersama dengan komunitas lagi
dikarenakan saya segera pulang ke Yogyakarta untuk urusan kuliah, dan di sini
tidak ada sepeda sama sekali. Jadi kegiatan ini terhenti pas di minggu ke-8.
Mungkin ketika saya pulang lagi ke kampung halaman saya, saya akan mengikuti
kembali kegiatan bersepeda ini.
Nilai tambahan untuk kegiatan ini adalah, saya mengumpulkan sampah botol plastik selagi saat saya istirahat di perjalanan setelah bersepeda. Saya mengumpulkan botol plastik tersebut hingga minggu ke-8, setelah itu saya membawanya ke bank sampah untuk ditimbang. Hasil dari semua botol sampah yang saya kumpulkan adalah 3.000 rupiah. Lumayan untuk membeli segelas es teh manis sepulang dari bank sampah.
Bersepeda
menjadi salah satu jenis olahraga yang cukup digemari. Bersepeda memberikan
banyak manfaat meskipun enggak butuh banyak gerekan. Manfaatnya dari bersepeda
dapat dirasakan bagi kesehatan tubuh, terutama jantung dan otot-otot.
Mengayuh
sepeda bisa membantu tubuh melepaskan keringat dan hormon tertentu, termasuk
hormon yang berhubungan dengan stres. Peneliti dari Stanford Calming Technology
Lab menyebutkan bahwa sistem pernafasan yang dangkal dan detak jantung
meningkat biasanya menandakan stres. Dan hal itu umumnya ditemukan pada pekerja
yang mengandalkan kendaraan bermotor sebagai transportasi.
Rutin
bersepeda bisa menurunkan risiko berbagai penyakit menyerang. Seperti penyakit
kardiovaskuler, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, bersepeda juga bisa
membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes, serta menjaga
tekanan darah.
Selain
itu, tentu ada kalori yang dibakar saat seseorang mengayuh sepeda. Sehingga
bersepeda juga bisa membantu menurunkan berat badan serta membantu tubuh lebih
bugar dan menguatkan otot-otot yang terlibat, seperti otot kaki dan tangan.
Secara
spesifik, bersepeda adalah salah satu olahraga aerobik yang dapat membantu
melatih ketahanan kardiovaskuler. Olahraga ini bagus untuk jantung, otak, dan
pembuluh darah. Melakukan olahraga jenis aerobik pun dapat memicu pelepasan
endorfin, yakni zat kimia dalam otak yang menyebabkan perasaan bahagia, bahkan
euforia.
Refrensi:
(2018) Redaksi Halodoc: Cara Menurunkan Depresi dengan Bersepeda. Diakses pada tanggal 7
Januari 2022.
https://www.halodoc.com/artikel/cara-menurunkan-depresi-dengan-bersepeda
Sumber gambar:
https://www.halodoc.com/artikel/cara-menurunkan-depresi-dengan-bersepeda
https://www.halodoc.com/artikel/bersepeda-bisa-mengecilkan-paha-ini-penjelasannya
0 komentar:
Posting Komentar