7.1.22

Meningkatkan Kemampuan Bersepeda dengan Jarak Sejauh Mungkin

Essay Persyaratan Ujian Akhir Psikologi Inovasi

Nama: Devi Nurmala Sari (19310410048)

Dosen pengampu: Dr. Arundati Shinta, M. A.

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 


Pada minggu pertama saya hanya kuat kurang lebih 1 kilometer dari rumah. Karena sudah lama tidak berolahraga badan masih kaku dan belum kuat untuk olahraga lebih berat. Saya tidak ingin memaksakan badan saya jika belum terbiasa. Jadi selama minggu pertama saya hanya cukup kuat kurang lebih 1 kilometer saja.

Lalu untuk minggu kedua saya melakukan pemanasan agar tidak terulang kembali kejadian minggu pertama. Saya bersepeda kurang lebih sekitar 2 kilometer dari rumah. Begitu juga dengan minggu ke-3 dan 4. Dikarenakan saya mulai bergabung dengan komunitas sepeda yang ada di komplek.

Barulah dari minggu ke-5 hingga minggu ke-8 saya mengikuti komunitas untuk bersepeda lebih jauh lagi. Saya tidak tahu pastinya berapa jarak yang ditempuh karena masing masing tempat beda jaraknya. Tetapi yang daya rasakan adalah jaraknya semakin jauh dari minggu-minggu sebelumnya.

Suka duka dalam melakukan kegiatan ini adalah saat saya masuk ke dalam komunitas sepeda yang ada di komplek rumah. Karena masuk komunitas, tentu saja jarak yang ditempuh untuk bersepeda tiap minggunya menjadi lebih berat dibandingkan dengan bersepeda seorang diri atau dengan keluarga saja. Tetapi saya bisa mendapat banyak teman untuk mengobrol saat bergabung di komunitas. Mereka yang ada di komunitas juga sangat baik dan bersabar saat saya lelah bersepeda. Mereka menyemangati saya agar bisa sampai ke tujuan.

Lalu untuk dampak yang saya rasakan setelah melakukan kegiatan ini selama 8 minggu adalah badan saya menjadi sedikit ringan meskipun sehari setelah bersepeda kaki terasa sakit. Namun saya juga tidak terlalu mempermasalahkannya. Sebelum bersepeda, badan saya merasa berat karena jarang olahraga. Jadi saya rasa ini merupakan dampak yang baik jika saya bisa meneruskan kegiatan ini.

Namun saya tidak bisa melakukan kegiatan bersepeda bersama dengan komunitas lagi dikarenakan saya segera pulang ke Yogyakarta untuk urusan kuliah, dan di sini tidak ada sepeda sama sekali. Jadi kegiatan ini terhenti pas di minggu ke-8. Mungkin ketika saya pulang lagi ke kampung halaman saya, saya akan mengikuti kembali kegiatan bersepeda ini.

Nilai tambahan untuk kegiatan ini adalah, saya mengumpulkan sampah botol plastik selagi saat saya istirahat di perjalanan setelah bersepeda. Saya mengumpulkan botol plastik tersebut hingga minggu ke-8, setelah itu saya membawanya ke bank sampah untuk ditimbang. Hasil dari semua botol sampah yang saya kumpulkan adalah 3.000 rupiah. Lumayan untuk membeli segelas es teh manis sepulang dari bank sampah.

Bersepeda menjadi salah satu jenis olahraga yang cukup digemari. Bersepeda memberikan banyak manfaat meskipun enggak butuh banyak gerekan. Manfaatnya dari bersepeda dapat dirasakan bagi kesehatan tubuh, terutama jantung dan otot-otot.

Mengayuh sepeda bisa membantu tubuh melepaskan keringat dan hormon tertentu, termasuk hormon yang berhubungan dengan stres. Peneliti dari Stanford Calming Technology Lab menyebutkan bahwa sistem pernafasan yang dangkal dan detak jantung meningkat biasanya menandakan stres. Dan hal itu umumnya ditemukan pada pekerja yang mengandalkan kendaraan bermotor sebagai transportasi.

Rutin bersepeda bisa menurunkan risiko berbagai penyakit menyerang. Seperti penyakit kardiovaskuler, diabetes, dan hipertensi. Selain itu, bersepeda juga bisa membantu mengontrol kadar gula darah pada penderita diabetes, serta menjaga tekanan darah.

Selain itu, tentu ada kalori yang dibakar saat seseorang mengayuh sepeda. Sehingga bersepeda juga bisa membantu menurunkan berat badan serta membantu tubuh lebih bugar dan menguatkan otot-otot yang terlibat, seperti  otot kaki dan tangan.

Secara spesifik, bersepeda adalah salah satu olahraga aerobik yang dapat membantu melatih ketahanan kardiovaskuler. Olahraga ini bagus untuk jantung, otak, dan pembuluh darah. Melakukan olahraga jenis aerobik pun dapat memicu pelepasan endorfin, yakni zat kimia dalam otak yang menyebabkan perasaan bahagia, bahkan euforia.

 

Refrensi:

(2018) Redaksi Halodoc: Cara Menurunkan Depresi dengan Bersepeda. Diakses pada tanggal 7 Januari 2022. https://www.halodoc.com/artikel/cara-menurunkan-depresi-dengan-bersepeda


Sumber gambar:

https://www.halodoc.com/artikel/cara-menurunkan-depresi-dengan-bersepeda

https://www.halodoc.com/artikel/bersepeda-bisa-mengecilkan-paha-ini-penjelasannya


0 komentar:

Posting Komentar