TUGAS PSIKOLOGI INOVASI
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Novia Zahra Zakiah / 19310410025
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45
Pandemi
yang merupakan efek dari COVID-19 kini tak kunjung selesai. Lebih dari dua tahun
masyarakat di Indonesia bahkan di dunia harus berhadapan dengan virus ini.
Mulai dari menggunakan masker, isolasi mandiri sampai melakukan vaksinasi
menjadi upaya-upaya yang dilakukan. Masyarakat sudah mulai Lelah dengan pandemi
ini. Hal tersebut karena selama pandemic banyak sekali perubahan dan keterbatasan
yang di hadapi. Hal-hal yang rutin yang biasa manusia lakukan seperti bekerja,
bermain dan berbelanja kini tidak bisa dilakukan seperti biasanya. Kita tidak
bisa leluasa keluar rumah dan melakukan banyak kegiatan. Bahkan untuk bekerja
dan sekolah sekalipun. Pada saat pandemi seperti saat ini, media online
menjadi media yang sangat dibutuhkan setiap orang. Hampir semua kegiatan yang
dilakukan harus menggunakan media online.
Dalam
bidang pekerjaan, perusahaan-perusahaan harus selalu siap menghadapi situasi
seperti saat ini. Walaupun tak jarang perusahaan yang mengalami penurunan
selama pandemi ini. Maka dari itu, dapat dilihat bahwa perusahaan yang mudah
menghadapi sebuah perubahan akan memiliki peluang lebih tinggi untuk mempertahankan
perusahaannya tersebut. Karena perubahan yang dihadapi pun bukan perubahan yang
biasa, semua pekerjaan harus bisa dilakukan di rumah secara online
sehingga perusahaan harus bisa mewadahi itu.
Melakukan
sebuah perubahan memang tidak mudah, seperti keluar dari sebuah zona nyaman
yang sudah kita tinggali sejak lama. Namun perubahan akan terjadi jika
perubahan tersebut memiliki faktor pandorong lainnya yang membuat mau tidak mau
melakukan perubahan. Seperti contohnya, pada saat awal pandemi semua perusahaan
mau tidak mau melakukan perubahan besar-besaran demi menyelamatkan perusahaan-perusahaannya
tersebut. Faktor pendorong yang dihadapi tentunya situasti pandemi dan ke
bangkrutan yang akan dihadapi.
Sama
seperti yang dikatakan Bass (2000), Organisasi harus belajar dan beradaptasi dengan lingkungan
yang terus berubah-ubah karena kemajuan jaman. Bila hal itu tidak segera
dilakukan maka kematian organisasi tinggal menunggu hari saja
Dengan situasi tersebut, maka setiap karyawan membutuhkan
sebuah resiliensi. Resiliensi secara umum mengarah pada pola
adaptasi positif selama atau sesudah menghadapi kesulitan atau resiko.
Resiliensi adalah ide yang mengacu pada kapasitas sistem dinamis untuk bertahan
atau pulih dari gangguan. Demikian pula dengan pendapat Grotberg (1995) yang
menyatakan bahwa resiliensi adalah universal yang mengizinkan seseorang,
kelompok atau komunitas untuk mencegah, meminimalisasi atau mengatasi efek yang
merusak dari kesulitan
Meningkatkan resiliensi adalah tugas
yang penting karena hal ini dapat memberikan pengalaman bagi manusia dalam
menghadapi tantangan dan kesulitan hidup. Dengan meningkatkan resiliensi,
manusia dapat mengembangkan ketrampilan hidup seperti bagaimana berkomunikasi,
kemampuan yang realistik dalam membuat rencana hidup dan mampu mengambil
langkah yang tepat bagi hidupnya
1.
Caring relationship.
Adalah
dukungan cinta yang didasari oleh kepercayaan dan cinta tanpa syarat. Caring relationship dikarakteristikkan sebagai
dasar penghargaan yang positif. Contohnya seperti memegang pundak, tersenyum,
dan memberi salam.
2.
High expectation massages.
Merupakan harapan
yang jelas, positif, dan terpusat kepada seseorang. Harapan yang jelas
merupakan petunjuk dan berfungsi mengatur dimana orang dewasa memberikan harapan
tersebut untuk perkembangan seseorang. Harapan yang positif, dan terpusat
mengomunikasikan kepercayaan yang mendalam dari orang dewasa dalam membangun
resiliensi dan membangun kepercayaan dan memberikan tantangan untuk membuat
seseorang menjadi apa yang mereka inginkan.
3.
Opportunities for participation and
contribution.
Kesempatan
untuk berpartisipasi dalam pengambilan keputusan, memiliki tanggung jawab, dan
kesempatan untuk menjadi pemimpin. Di samping itu opportunities juga memberikan kesempatan untuk melatih
kemampuan problem solving dan
pengambilan keputusan.
Maka dari itu, untuk menghindari
stress kerja dan siap menghadapi dunia kerja, setiap harus harus memilliki
modal masing-masing. Harus memiliki suatu hal untuk dijual ke perusahaan. Atau bahkan
bisa saja kita yang memberikan peluang pekerjaan. Bagaimana caranya? Banyak
sekali cara yang bisa dilakukan, entah dengan memulai sebuah bisnis sehingga kita
isa memberikan peluang kerja bagi orang lain.
Sehingga dalam situasi
seperti saat ini, setiap manusia dituntut untuk menjadi seseorang yang kreatif
dan fleksibel dalam menghadapi situasi. Selain itu, karena stress pun tak bisa
dihindari, maka kita harus coba untuk meningkatkan resiliensi demi menjaga Kesehatan
mental kita.
DAFTAR PUSTAKA:
Rojas, F. (2015). Factors affecting
academic resilience in middle school students : A case study. Gist
Education And Learningresearch Journal, 11 (11).
Shinta, A. (n.d.). MEMIMPIN PEMIMPIN YANG KOLOT: PELUANG
BAGI KARYAWAN KREATIF UNTUK MAJU. Retrieved from KUPASIANA:
http://kupasiana.psikologiup45.com/2017/08/memimpin-pemimpin-yang-kolot-peluang.html
Utami, C. T., & Helmi, A. F. (2017). Self-Efficacy dan
Resiliensi: Sebuah Tinjauan Meta-Analisis. Buletin Psikologi, 25 (1).
Wulandari, A. P. (2020, Maret 31). MENGENAL RESILIENSI
DALAM ILMU PSIKOLOGI. Retrieved from BINUS UNIVERSITY:
https://psychology.binus.ac.id/2020/03/31/mengenal-resiliensi-dalam-ilmu-psikologi/
0 komentar:
Posting Komentar