3.11.21

MENGAPA INDIVIDU ENGGAN MELAKUKAN PERUBAHAN?

Exwati Miatari (193010410030)

PSIKOLOGI INOVASI

Dosen Pengampu: Dr. Arundhati Shinta, MA

          Perubahan merupakan suatu kondisi dimana adanya usaha agar dapat mengubah suatu kondisi atau situasi menuju keadaan yang lebih baik. Perubahan juga dapat diibarkan seperti seekor bunglon yang selalu merubah warna tubuhnya guna penyesuaian dirinya pada tempat dimana dirinya berada agar dapat menyamarkan warna tubuhnya. Dalam hal ini terdapat beberapa individu yang mampu seperti bunglon yaitu mudah untuk melalukan sebuah perubahan, hal itu disebut sebagai individu yang tidak memiliki pendirian atau mudah sekali untuk melakukan perubahan terhadap dirinya. Tetapi berbeda dengan individu yang sulit melakukan perubahan atau enggan berubah, maka ia akan disebut sebagai individu yang kolot (conservative) (Shinta, A,2012).

Setiap individu memerlukan adanya kesiapan untuk berubah dan melakukan adanya perpindahan. Kesiapan untuk berubah juga menunjukkan sejauh mana individu secara kognitif dan emosi cenderung menerima dan mengadopsi rencana tertentu yang memiliki tujuan untuk berubah (Holt et al. 2007). Adanya perilaku untuk enggan melakukan perubahan, harus segera untuk diatasi. Upaya tersebut dilakukan guna memberikan suatu kontribusi yang baru dan sesuai dengan apa yang sedang dibutuhkan saat ini atau disebut dengan perkembangan zaman. Namun sebelum mengikuti adanya perkembangan, sebelumnya kita harus mengetahui apa saja hambatan-hambatan yang menyebabkan individu enggan melakukan adanya perubahan.  Menurut (Shinta, A, 2012), terdapat 7 hambatan,

·Kebiasaan. Individu terbiasa melakukan sesuatu dengan apa yang telah ia lakukan secara berulang-ulang tanpa menyadari bahwa adanya hal tersebut dapat mempengaruhi bagaimana dirnya dapat menyesuaikan diri terhadap lingkungan baru. Akibatnya individu takut untuk mencoba serta enggan melakukan perubahan.

·Keamanan. Individua terlalu berpatokan dengan cara bekerja lama. Meskipun sebenarnya, lingkungannya yakin dan mendukung bahwa dirinya mampu melakukan sebuah inovasi atau terobasan yang baru untuk melakukan suatu perubahan.

·Factor ekonomi. Dalam adanya perubahan ini invidu banyak merasakan kekhawatiran akan keahlian yang mereka miliki tidak akan berguna kembali ketika diberikan suatu perkejaan dengan apa yang sebelumnya belum pernah mereka kerjakan. Dan dari adanya hal tersebut individu takut akan mengancam adanya sumber pendapatan pada sebuah karyawan.

·Kekuatan pada segala sesuatu yang belum dikenali. Ketika individu terbiasa melakukan suatu pekerjaan bersama dengan adanya hubungan sosial, yang membantu dirinya dalam penyesaian pekerjaan. Maka hal tersebut akan membuat individu mengalami ketakutan serta kekhawatiran ketika dirinya diberikan suatu tugas atau pekerjaan dengan ritme yang berbeda.

·Kelengahan. Adanya kelengahan ini menyangkut perbedaan perubahan peraturan. Dengan adanya keterbatasan dalam individu untuk sampai pada tempat tersebut akan membuat mereka menjadi waspada akan peraturan dan perubahan ditempat yang baru.

·Factor sosial. Individu atau masyarakat enggan melakukan sebuah perubahan dikarenakan mereka tidak siap menerima kenyataan ataupun reaksi yang ditimbulkan oleh masyarakat adanya perubahan yang terjadi pada dirinya.

Dari penjelasan tersebut kita dapat mengetahui hal yang membuat individu enggan melakukan sebuah perubahan. Meskipun sebenarnya lingkungan sekitarnya sangat mendukung dan mempercayai bahwa dirinya mampu untuk berubah, namun karena rasa kekhwatiran yang sebenarnya mereka belum ketahui sebabnya, mereka enggan melakukan perubahan.

DAFTAR PUSTAKA:

Lisa Meria, F. T. (2021). PENGARUH EFIKASI DIRI TERHADAP KESIAPAN UNTUK BERUBAH DAN KINERJA KARYAWAN. Jurnal Forum Ilmiah Vol.18(2), 279-290.

Shinta, A. (2012, 11). Enggan untuk berubah. Retrieved from Kupasiana.Psikologiup45.com: http://kupasiana.psikologiup45.com/2012/11/enggan-untuk-berubah.html?m=1

0 komentar:

Posting Komentar