KEGAGALAN BUKAN AKHIR DARI SEBUAH PERJUANGAN
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Elvira Julia / 19310410075
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Bagaimana rasanya disaat kita
memiliki begitu banyak target dan kita pun sudah berjuang untuk mencapai semua
target yang ingin kita capai namun ketidakberhasilan adalah jawaban dari akhir
perjuangan yang telah dilakukan? Tentunya akan sakit, bukan? Ketidakberhasilan bisa dikatakan sebuah
kegagalan yang memiliki makna yang berbalik dengan keberhasilan. Tidak
berhasil berarti pula tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Karena
adanya target untuk dapat dipakai sebagai pengukur suatu keberhasilan. Maka
dari itu selalu ada kriteria-kriteria sebagai parameter guna menentukan, apakah
suatu target telah tercapai atau belum tercapai. Maka itu dapat ditarik suatu pengertian,
kegagalan adalah tidak tercapainya target yang telah ditetapkan. Itu berarti,
ketiadaan target akan meniadakan pula kegagalan. Maksudnya, tidaklah dapat
seseorang itu dinyatakan gagal tentang sesuatu bilamana seseorang tersebut
tidak memiliki target yang diharapkan.
Setiap individu yang pernah
mengalami kegagalan pasti berawal dari sebuah harapan, harapan yang dimana ia
yakin dan mampu dalam meraih atau melakukan sesuatu namun rasanya sangat
menyakitkan jika harapan tidak sesuai kenyataan. Namun hal tersebut sangat
wajar dan alamiah pada manusia, namun yang perlu digaris bawahi adalah ketika
seseorang gagal bukan berarti semua perjuangan yang telah dilakukan berakhir
dan sia-sia.. Kegagalan
sebenarnya bisa menjadi tonggak awal menuju sukses bahkan dari kegagalan individu seharusmya menjadikan
sebuah kegagalan itu dijadikan peluang untuk meraih keberhasilan, karena dengan
kegagalan individu mampu mengambil pengalaman atau memperbaiki ulang strategi
agar kegagalan tidak akan ia dapatkan kembali dan tentunya dari rasa gagal
masih banyak pengalaman yang dapat dijadikan pelajaran agar tidak terulang
kembali dikemudian hari.
William
A. Ward (dalam Harmaini,
2012) menyatakan bahwa fakta
selalu berbicara apa adanya, begitu juga, kenyataanya mengharapkannya. orang
yang gagal selalu melakukan enam kebiasaan
yang tanpa disadari terus terulang dan membuang-buang waktu.
1. Fakta
pertama adalah kemalasan. Seseorang menggunakan waktunya untuk dipakai untuk
tujuan tidak bermanfaat bagi orang tersebut bahkan bukan juga digunakan untuk
beristirahat.
2. Fakta
kedua adalah penundaan. Penundaan akan segala sesuatu yang bahkan terlihat
sepele akan berakibat fatal bagi orang yang selalu menunda-nunda dan
mengesampingkan hal-hal yang seharusnya bisa dikerjakan sekarang.
3. Fakta
yang ketiga adalah gangguan yang selalu mengakibatkan waktu penting terbuang
percuma untuk hal yang kecil sehingga memperbesar pokok permasalahan yang
utama.
4. Fakta keempat adalah ketidaksabaran yang membuat manusia menjadi kurang teliti dan kurang persiapan.
5. Fakta
kelima adalan kepuasan sesaat yang mengakibatkan seseorang menjadi sombong,
terlena akan keberhasilan sehingga kemalasan muncul dan akhirnya membuat ia
kembali jatuh dan harus memulai dari awal.
6. Fakta
yang terakhir adalah tidak adanya perencanaan yang baik jangka pendek maupun
jangka panjang dalam hidupnya.
Ketika individu gagal, jangan
dihitung berapa kali ia jatuh namu hitunglah berapa kali ia sanggup bangkit
kembali setelah mengalami kegagalan. Individu yang mampu bangkit
kembali setelah jatuh, tidak akan putus asa. Saat kegagalan yang menimpa ia akan menjadikan
enerinya untuk berpikir kreatif dengan menyempurnakan usaha yang sempat gagal
atau dengan usaha atau rencana baru yag mungkin belum terpikirkan.
DAFTAR PUSTAKA
Harmaini Hidayat, 2012. Mengapa Kegagalan
Menyakitkan?. Jurnal
Psikologi , Volume 8 Nomor 2, Desember.
Jannah Mukhlishotul, 2015. Faktor-Faktor
Yang Mempengaruhi Kegagalan Usaha.
Jurnal
Islamiconomic Vol.6 No.1 Januari – Juni.
Suko, Prasasti, 2020. Kewirausahaan :
Strategi Untuk Menghadapi Kegagalan. Jurnal Ilmiah Konseling, Vol 19 No 2 Juli.
0 komentar:
Posting Komentar