4.11.21

BERDAMAI DENGAN KEGAGALAN

BERDAMAI DENGAN KEGAGALAN

 

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI INOVASI

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

TRIAS SABILA RAHMAH / 19310410036

MATA KULIAH : PSIKOLOGI INOVASI

DOSEN : DR. ARUNDATI SHINTA, MA

 

        Setiap orang pasti pernah mengalami kegagalan dalam kehidupannya. Entah itu gagal dalam membangun usaha, gagal dalam percintaan, atau gagal dalam urusan yang lainnya. Di dunia ini, tidak ada manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan. Namun tidak semua orang mampu bangkit dari kegagalan karena memang itu bukanlah hal yang mudah untuk dilakukan.

Kegagalan adalah ketidakmampuan menghadapi sesuatu yang diluar batas kemampuan kita, sedangkan keberhasilan adalah kemampuan tanpa batas yang muncul secara alami dalam diri kita untuk menghadapi sesuatu yang di luar batas kemampuan kita (Harmani dan Hidayat, 2012).

Sejatinya kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dan bukanlah akhir dari perjuangan. Justru kegagalan adalah awal dari perjuangan yang akan mengantarkan kita pada kesuksesan. Permasalahannya adalah seringkali kita mudah menyerah saat mengalami kegagalan, sulit menerima dan sulit untuk berdamai dengan kegagalan.

Santrock (dalam Syamsu dan Milla, 2014) mengatakan bahwa kegagalan membuat individu akan mengalami situasi konflik emosi. Kesenjangan yang terlalu besar antara diri aktual dan diri ideal “seseorang menjadi apa” dapat mengakibatkan penghayatan bahwa dirinya gagal dan kritik diri serta dapat memicu munculnya depresi.

Lalu bagaimana caranya untuk berdamai dengan kegagalan? Berikut adalah beberapa cara untuk berdamai dengan kegagalan :

1.      Mengingat kembali kegagalan yang pernah kita alami.

Ketika kita merasa kecewa saat menerima suatu kegagalan, maka cobalah sedikit tenang dan mengingat kegagalan lainnya yang lebih pahit dan menyakitkan yang dulu pernah dialami. Jika tidak pernah, maka bandingkanlah dengan kegagalan terburuk yang pernah dialami oleh orang lain. Cara tersebut bisa sedikit membuka mata kita bahwa kita tidak sedang menanggung kegagalan sendiri.

2.      Mencoba memandang positif dari setiap kegagalan.

Ketika sedang mengalami kegagalan, terkadang berpikir positif adalah sesuatu yang sulit dilakukan. Namun, jangan biarkan diri kita larut dalam pikiran-pikiran negatif dan kekecewaan. Jadikan kegagalan sebagai evaluasi supaya kita mampu mengenali alasan penyebab  kegagalan tersebut sehingga akan meminimalisir kegagalan karena permasalahan yang sama di kemudian hari.

3.      Menanamkan dalam pikiran bahwa kegagalan adalah awal dari kesuksesan.

Kegagalan kita bisa belajar menghargai usaha dan perjuangan. Dengan kegagalan kita lebih sadar kapasitas diri, kekurangan diri dan potensi diri. Dari semua pertimbangan baik dan buruk dari kegagalan yang diperoleh, akan mengantarkan seseorang pada titik pemikiran bahwa tak ada ruginya pernah merasakan kegagalan. Karena kegagalan adalah proses. Kemenangan adalah hasil

4.      Segera pikirkan solusi dari kegagalan tersebut.

Gagal? Maka coba lagi. Gagal? Maka evaluasi lagi. Gagal? Maka perbaiki lagi. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan dan segeralah cari solusi untuk bangkit dari kegagalan tersebut.

Selain keempat poin di atas, kegagalan juga akan membuat kita lebih menghargai hidup. Kita akan tahu bagaimana rasanya ketika usaha keras yang kita kerahkan tidak membuahkan hasil setimpal. Pemahaman bahwa hidup kerap tidak berjalan sesuai rencana inilah yang akan membuat kita menjadi lebih membumi.

 

Daftar Pustaka :

Harmaini, H., & Hidayat, H. (2012). Mengapa Kegagalan Menyakitkan?. Jurnal Psikologi, 8(2), 90-97.

Syamsu, M. N., & Milla, M. N. (2015). Pengalaman Kegagalan Pada Laki-Laki dan Perempuan. Jurnal Psikologi, 10(2), 95-102.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar