BERDAMAI DENGAN
KEGAGALAN
TUGAS ESSAY PSIKOLOGI
INOVASI
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
TRIAS SABILA RAHMAH /
19310410036
MATA KULIAH :
PSIKOLOGI INOVASI
DOSEN : DR. ARUNDATI
SHINTA, MA
Setiap orang pasti pernah mengalami
kegagalan dalam kehidupannya. Entah itu gagal dalam membangun usaha, gagal
dalam percintaan, atau gagal dalam urusan yang lainnya. Di dunia ini, tidak ada
manusia yang tidak pernah mengalami kegagalan. Namun tidak semua orang mampu
bangkit dari kegagalan karena memang itu bukanlah hal yang mudah untuk
dilakukan.
Kegagalan
adalah ketidakmampuan menghadapi sesuatu yang diluar batas kemampuan kita,
sedangkan keberhasilan adalah kemampuan tanpa batas yang muncul secara alami
dalam diri kita untuk menghadapi sesuatu yang di luar batas kemampuan kita
(Harmani dan Hidayat, 2012).
Sejatinya
kegagalan bukanlah akhir dari segalanya dan bukanlah akhir dari perjuangan.
Justru kegagalan adalah awal dari perjuangan yang akan mengantarkan kita pada
kesuksesan. Permasalahannya adalah seringkali kita mudah menyerah saat
mengalami kegagalan, sulit menerima dan sulit untuk berdamai dengan kegagalan.
Santrock
(dalam Syamsu dan Milla, 2014) mengatakan bahwa kegagalan membuat individu akan
mengalami situasi konflik emosi. Kesenjangan yang terlalu besar antara diri
aktual dan diri ideal “seseorang menjadi apa” dapat mengakibatkan penghayatan
bahwa dirinya gagal dan kritik diri serta dapat memicu munculnya depresi.
Lalu bagaimana
caranya untuk berdamai dengan kegagalan? Berikut adalah beberapa cara untuk
berdamai dengan kegagalan :
1. Mengingat kembali kegagalan yang pernah
kita alami.
Ketika kita merasa kecewa saat
menerima suatu kegagalan, maka cobalah sedikit tenang dan mengingat kegagalan
lainnya yang lebih pahit dan menyakitkan yang dulu pernah dialami. Jika tidak
pernah, maka bandingkanlah dengan kegagalan terburuk yang pernah dialami oleh
orang lain. Cara tersebut bisa sedikit membuka mata kita bahwa kita tidak
sedang menanggung kegagalan sendiri.
2. Mencoba memandang positif dari setiap
kegagalan.
Ketika sedang mengalami
kegagalan, terkadang berpikir positif adalah sesuatu yang sulit dilakukan.
Namun, jangan biarkan diri kita larut dalam pikiran-pikiran negatif dan
kekecewaan. Jadikan kegagalan sebagai evaluasi supaya kita mampu mengenali
alasan penyebab kegagalan tersebut
sehingga akan meminimalisir kegagalan karena permasalahan yang sama di kemudian
hari.
3. Menanamkan dalam pikiran bahwa kegagalan
adalah awal dari kesuksesan.
Kegagalan kita bisa belajar
menghargai usaha dan perjuangan. Dengan kegagalan kita lebih sadar kapasitas
diri, kekurangan diri dan potensi diri. Dari semua pertimbangan baik dan buruk
dari kegagalan yang diperoleh, akan mengantarkan seseorang pada titik pemikiran
bahwa tak ada ruginya pernah merasakan kegagalan. Karena kegagalan adalah
proses. Kemenangan adalah hasil
4. Segera pikirkan solusi dari kegagalan
tersebut.
Gagal? Maka coba lagi. Gagal?
Maka evaluasi lagi. Gagal? Maka perbaiki lagi. Jangan berlarut-larut dalam
kesedihan dan segeralah cari solusi untuk bangkit dari kegagalan tersebut.
Selain keempat
poin di atas, kegagalan juga akan membuat kita lebih menghargai hidup. Kita
akan tahu bagaimana rasanya ketika usaha keras yang kita kerahkan tidak
membuahkan hasil setimpal. Pemahaman bahwa hidup kerap tidak berjalan sesuai
rencana inilah yang akan membuat kita menjadi lebih membumi.
Daftar Pustaka :
Harmaini, H., & Hidayat, H.
(2012). Mengapa Kegagalan Menyakitkan?. Jurnal
Psikologi, 8(2), 90-97.
Syamsu, M. N., & Milla, M. N.
(2015). Pengalaman Kegagalan Pada Laki-Laki dan Perempuan. Jurnal Psikologi, 10(2), 95-102.
0 komentar:
Posting Komentar