KONSISTEN ADALAH KUNCI KEBERHASILAN
Fakultas
Psikologi
Universitas
Proklamasi 45 Yogyakarta
Dosen
Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA.
Ahmad
Prasetiyo / 19310410029
Berbicara
mengenai konsisten tentu tidak terlepas dari diri sendiri atau manusia. Sebelum
mengenal lebih jauh mengenai arti dari konsisten. Kita ulas makna dari kata
“diri”. Diri itu merupakan salah satu aspek dari kepribadian. Hal ini
diungkapkan Mahmud (2010: 365), “diri itu berasal dari kata self, merupakan
salah satu aspek sekaligus inti kepribadian seseorang yang didalamnya meliputi
segala kepercayaan, sikap, perasaan, dan cita-cita”. Dari ungkapan tersebut
dapat disimpulkan bahwa seseorang dapat dikenali berdasarkan kepibadian dan
tindakan yang diambil. Menurut Ahiri (2007: 2), “diri (self) sebagai produk
dari interaksi social berkembang dari hubungan antar pribadi dan cenderung
konsisten”. Jadi, setiap individu akan mengalami proses interaksi dengan orang
lain.
Sikap
konsistensi seseorang berpengaruh terhadap perilaku yang dia lakukan. Hal ini
selaras dengan Gea (2006: 25), “konsisten dapat dimengerti sebagai kesesuaian
antara perkataan dan tindakan”. Selaras dengan Gea, Robbins (2010: 41),
“konsistensi berarti setiap individu berusaha untuk menyelaraskan sikap dan
perilakunya agar terlihat rasional dan konsisten”. Hal ini berarti bahwa
seseorang yang konsisten berarti memiliki sikap tetap, selalu berusaha
menyelaraskan perkataan, sikap dan perilakunya.
Konsistensi
adalah suatu hal yang kita yakini secara prinsip dan terus menerus kita
lakukan. Seperti yang dikemukakan oleh Evertson (2011: 184), “konsistensi
berarti mempertahankan ekspektasi yang sama bagi perilaku yang pantas dalam
sebuah kegiatan tertentu sepanjang waktu dan bagi seluruh siswa”. Dari ungkapan
tersebut sangat jelas sekali bahwa seseorang yang konsisten tidak akan
terpengaruh oleh perubahan di luar dirinya. Perilaku konsisten diri dapat
terlihat pada seseorang dalam berpikir, tutur bahasa tegas dalam berbicara,
konkret dalam bertindak, teguh dalam berprinsip serta pastinya bersifat
korektif. Orang yang konsisten akan bersikap teguh pendirian dan selalu
berusaha untuk mewujudkan tujuannya serta selalu berhati-hati dalam bertindak.
Agar keberhasilan dapat kita raih. Tentu modal utama dan yang paling utama kita adalah konsisten. Melakukan sesuatu dengan menerapkan sifat konsisten menjadi sesuatu yang sangat penting dan akan berpengaruh dalam hidup. Memang tidak mudah untuk melakukan sesuatu dengan menerapkan sifat konsisten. Seseorang di tuntut untuk selalu menjaga irama hati dan perilaku sehingga mampu terciptanya keberhasilan sesuai dengan target dan tujuan kita.
Hal
yang dapat menghambat seseorang untuk menerapkan konsisten adalah malas. Malas
sendiri memiliki arti suatu sikap yang mencerminkan seseorang tidak memiliki kedisiplinan
dalam meraih suatu tujuan dan cita-cita. Hal tersebut dapat terjadi apabila
seseorang tidak dapat mengatur waktu sebaik mungkin. Faktor lainnya adalah faktor
dari luar berupa iming-iming untuk bersikap malas seperti contohya adalah malas
gerak (selalu ingin berada di kamar terus) dan lain sebagainya. Akibatnya,
penerapan konsisten pada diri seseorang akan terhambat, dan akan menghambat
seseorang untuk meraih tujuan dan cita-cita sesuai dengan waktu yang sudah
ditentukan atau bahkan di awal waktu. Oleh karena itu, ada hubungan positif
antara konsisten dengan diri seseorang dalam meraih tujuan dan cita-cita. Di
harapkan seseorang dapat menerapkan konsisten dalam meraih tujuan dan
cita-citanya agar tercipta ketepatan waktu untuk menikmati keberhasilan yang di
inginkan.
Daftar
Pustaka :
Ahiri,
J. 2007. Hubungan gaya kepemimpinan dan konsep diri dengan akuntabilitas kepsek.
Gema Pendidikan, 14 (2). 1-4.
Evertson,
dkk. 2011. Manajemen Kelas Untuk Guru Sd.
Jakarta: Kencana.
Gea,
A.A. 2006. Integritas diri: keunggulan pribadi tangguh. Character Building Journal, 3 (1): 16-26.
Mahmud.
2010. Psikologi Pendidikan. Bandung:
Pustaka Setia.
Robbins,
S.P. 2010. Manajemen. Jakarta:
Erlangga.
0 komentar:
Posting Komentar