28.10.21

Ketertarikan Generasi Muda Terhadap Budaya Asing

 

Dosen Pengampu : Dr. Arndati Shinta/Amin Nurohmah, S.Pd., M.Sc

Artikel ini dibuat untu memenuhi Tugas Ilmu Budaya Dasar, Prodi Psikologi, Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta.

 

Oleh : Yudit Ilham Ramadhana

NIM : 19310410018

                Pranata sosial adalah suatu sistem tata kelakuan dalam hubungan yang berpusat kepada aktifitas-aktifitas untuk memenuhi berbagai kebutuhan khusus dalam masyarakat. Pranata sosial berasal dari bahasa Inggris yaitu institution. Pranata Sosial Institution dapat diartikan sebagai seperangkat aturan dalam suatu kegiatan seperangkat aturan dalam suatu kegiatan sosial yang berhubungan dengan sosial yang berhubungan dengan masyarakat dan kepedulian terhadap masyarakat dan kepedulian terhadap kepentingan.

            Perkembangan zaman yang begitu cepat membuat banyak perubahan terhadap budaya Indonesia, terutama terhadap pranata yang bertujuan untuk mengatur kebutuhan keindahan dan rekreasi manusia atau bisa disebut Aesthetic and Recreational Institutions. Banyaknya kesenian yang ada diIndonesia ternyata sudah banyak yang ditinggalkan oleh masyarakatnya. Tidak dapat dipungkiri bahwa generasi muda Indonesia lebih banyak tertarik oleh budaya luar, salah satunya budaya Korea, mulai dari lagu, drama dan bahkan makanan. Sedangkan dapat kita saksikan bahwa sangat sedikit generasi muda yang mempertahankan dan bahkan merasa malu dengan budayanya sendiri.

            Generasi muda yang lebih tertarik oleh budaya luar menganggap bahwa nilai karya budaya luar lebih menarik untuk diikuti, seperti salah satu contohnya dalam berpakaian yang sexy. Menurut salah satu kerangka Kluckhohn yang menerangkan tentang hakekat karya manusia atau disingkat MK, karya merupakan sesuatu yang dapat dijadikan sebagai kebutuhan untuk kehidupan, seperti sebagai nafkah, kehormatan, kedudukan dan lain-lain. Dengan mengaggumi atau bahkan menjadi seorang yang berpartisipasi dalam penggunaan karya budaya lain, seseorang akan merasa menjadi orang yang lebih modern, sehingga ada kebangaan tersendiri, apalagi jika dapat menghasilkan rupiah didalamnya.

 

Sumber :

Agustin, D. (2011). Upaya mengatasi pengaruh negatif budaya asing terhadap generasi muda di Indonesia. Jurnal Dinamika Sosial Budaya, 23(1), 148-160.

0 komentar:

Posting Komentar