Wahyu Hidayah (19310410052)
Fakultas Psikologi
Pengampu : Arundati Shinta
Essay Wajib Pra-Syarat Ujian Tengah Semester
Mengalami berbagai masalah dan kondisi dalam hidup membuat manusia tidak luput dari masalah. Situasi yang kadang kurang mengenakan untuk kita dan ketidakpuasan kita terhadap sesuatu hal sering kita lampiaskan dengan mengeluh. Mengeluh karena merasa masalah yang dihadapi tidak sesuai dengan keinginan, menghadapi permasalahan yang sulit, ingin meluapkan rasa marah, bahkan karena ingin mengharapkan simpati atau mendapat pengakuan dari orang lain.
Kowalski (1996) mengatakan bahwa mengeluh merupakan ekspresi ketidakpuasan, tetapi tidak selalu seseorang yang mengeluh tersebut sebenarnya merasa tidak puas. Bisa saja mengeluh merupakan salah satu strategi yang digunakan untuk mencapai tujuan tertentu. Jadi, Kowalski mendefinisikan mengeluh sebagai ekspresi dari ketidakpuasan, maupun secara subjektif dialami atau tidak, dengan tujuan untuk melampiaskan emosi atau untuk mencapai tujuan tertentu.
Beberapa dari kita berpikir bahwa mengeluh bisa mengurangi beban
emosi kita karena telah kita luapkan. Padahal, mengeluh membuat otak melepaskan
hormon stres yang merusak koneksi saraf ketika mengeluh. Selain itu, mengeluh
bisa memperpendek usia seseorang di mana orang yang gemar mengeluh biasanya
berusia tiga kali lebih pendek dari orang yang bisa menikmati hidupnya.
Mengeluh hanya memperburuk keadaan, tidak menyelesaikan masalah, dan malah bisa
menambah masalah baru. (as cited in Navilon, 2019).
Mereka yang hobi mengeluh atau bahasa kekiniannya sambat, dianggap sebagai seorang yang lemah dan tidak pernah mensyukuri hidupnya. Padahal mengeluh mempunyai dampak positif jika dilakukan dengan benar. Orang-orang yang mengeluh dengan
harapan untuk mencapai hasil tertentu cenderung lebih bahagia daripada mereka
yang melakukan hanya karena ingin saja. Mereka yang mengeluh diiringi harapan mencapai hasil tertentu, dianggap
cenderung lebih bahagia daripada mereka yang hanya menyimpan dalam hatinya
(Tamtomo, 2019). Gordon menyatakan
ada keluhan yang boleh dilakukan karena memberikan dampak positif. Ia
menjelaskan satu aturan sederhana untuk mengeluh, yakni seseorang tidak boleh
mengeluh kecuali ada solusinya(Gordon, 2010). Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara melawan keluhan tanpa tujuan (negatif) dengan keluhan yang
dipikirkan (positif). Ketika mengeluh tanpa tujuan cenderung akan berfokus pada
permasalahan. Sedangkan ketika mengeluh yang sudah dipikirkan, maka kita
mengenali masalah dan keluhan itu sendiri yang kemudian menggerakkan kita
terhadap solusi. Setiap keluhan memiliki peluang untuk mengubah hal negatif
menjadi positif.
Daftar Pustaka:
Gordon, J. (2010). The no complaining rule. New Jersey: John Wiley
& Sons, Inc.
Kowalski, R. M. (1996). Complaints and complaining: Functions,
antecedents, and consequences. Psychological Bulletin, 119, 179-195.
Navilon, G. (2019). Science says constant complaining is bad for
your health: Here’s how to complain properly.
Tamtomo, A.B. (2019). Infografik: Mengapa orang suka mengeluh?.
Diunduh dari https://lifestyle.kompas.com/read/2019/07/12/063200120/infografik--mengapa-orang-suka-mengeluh
Sumber Gambar:
https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.dictio.id%2Ft%2Fmengapa-sebaiknya-kita-tidak-mengeluh%2F156841&psig=AOvVaw1R3Am816NZd4MYKdZbmnoE&ust=1633062935620000&source=images&cd=vfe&ved=0CAgQjRxqFwoTCMD655TxpfMCFQAAAAAdAAAAABAD
0 komentar:
Posting Komentar