Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan Semester
Genap 2020/2021
Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Oleh : Yudit Ilham
Ramadhana
NIM : 19310410018
Sampah merupakan hal yang umum untuk didengar dan dibaca
pada tulisan di setiap sudut tempat. Namun masih banyak yang beranggapan bahwa sampah merupakan
barang sepele dan membuangnya sesuka hati dimana saja ia berada. Tidak jarang
kita melihat pemakai jalan raya seenaknya membuang sampah di depan dagangan
tanpa merasa risih. Di pinggir jalan terlihat tumpukan sampah yang menyerupai
gunung kecil, terpencar-pencar. Di parit-parit juga terlihat penuh oleh
bermacam-macam sampah. Dari kejadian seperti ini bisa dikatakan bahwa
masyarakat belum menyadari bahwa sampah yang dibuang ini mempunyai dampak
terhadap kesehatan masyarakat dan menimbulkan kekumuhan. Tidak dapat
dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang melekat, tidak dapat dilepaskan dari
hidup manusia. Dimana ada manusia, disitu pasti ada sampah. Sampah merupakan
konsekuensi hidup, karena setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan
atau sampah (Tondok, 2008).
Kesadaran manusia tentunya
sangat diperlukan pada kasus sampah, karena mau dibuatkan banyak tempat sampah
pun jika kurang kesadaran akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya, ia
akan tetap saja membuangnya dengan sesuka hati. Sampah sendiri memiliki dampak
yang panjang, yang pastinya akan dirasakan oleh anak cucu kita jika dari
sekarang kita tidak memulai untuk sadar bahwa membuang sampah pada tempatnya
itu sangat penting. Banyak pencemaran yang dapat ditimbulkan oleh sampah. Mulai
dari pencemaran udara, pencemaran air dan bahkan sampah juga dapat menimbulkan
pencemaran tanah (Shinta, dkk. 2019).
Kita sebagai generasi muda
tentunya harus mengambil andil dalam mengurangi sampah, karena sampah dapat
menjadi ancaman yang dapat merusak
kepentingan kecerdasan bangsa, yang dampaknya adalah menurunnya kualitas
generasi muda dalam bidang kesehatan (Shinta, 2019). Lalu apa saja yang dapat
kita lakukan untuk berperan dalam mengurangi sampah?
1. Meningkatkan kesadaran
diri sendiri
Sebelum kita berkampanye
tentang sampah, tentunya kita harus membiasakan diri sendiri untuk sadar akan
pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Karena bisa saja dengan kita rajin
membuang sampah pada tempatnya, bisa menjadi pengaruh orang-orang terdekat kita
untuk mengikuti hal yang sama tanpa perlu kita beri arahan kepada mereka.
2. Berkampanye aktif
Sekarang kita sudah memasuki
era 4.0 yang melakukan apapun serba digital. Kita sebagai anak muda yang tidak
asing dengan media sosial tentunya dapat menyumbang konten edukasi tentang
pentingnya membuang sampah pada tempatnya. Mungkin terlihat biasa, tetapi akan
berdampak baik bagi lingkungan sekitar kita.
3. Memberi edukasi pada
orang terdekat
Kita sebagai generasi muda
tentunya sudah banyak mengetahui tentang aturan membuang sampah, mulai dari
membuang sampah pada tempatnya, memilah antara sampah organik dan anorganik. Sebisa
mungkin kita harus sering member edukasi pada orang-orang terdekat kita,
terutama pada anak-anak, agar dapat menjadikan kebiasaan baik mulai sejak dini
yang akan dibawa hingga dewasa kelak
Bisa saja dengan kita
memulai kebiasaan baik yaitu membuang sampah pada tempatnya, dapat menjadi
perubahan besar bagi bangsa kita. Karena sampah itu menyumbang penyakit yang
ahirnya berdampak pada kesehatan bangsa. Maka dari itu, mari kita mulai
tingkatkan kesadaran kita akan pentingnya membuang sampah pada tempatnya.
Daftar Pustaka
Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah:
Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019).
Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis
of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health
for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th
International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast
Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.
https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif
psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
0 komentar:
Posting Komentar