UJIAN AKHIR SEMESTER
PSIKOLOGI SOSIAL
Dosen Pengampu:
Dr. Arundati Shinta, MA
Imanuel Deo Sembara
(20310410023)
Fakultas Psikologi
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Dewasa ini banyak atau mungkin sedang maraknya perilaku agresif yang dapat menyebabkan kerugian fisik atau emosional bagi orang lain. Mulai dari kekerasan verbal hingga kekerasan fisik. Perilaku agresif terkadang melanggar batas-batas nilai sosial. Sudah jelas dengan perilaku seperti ini bisa menyebabkan rusaknya hubungan ataupun relasi dari antar golongan maupun pribadi. Ketika terlibat dalam perilaku agresif, mungkin hati dan perasaan kita akan merasa mudah tersinggung dan gelisah. Seringkali merasa impulsif dan sulit untuk mengontrol perilaku atau emosi kita. Kita mungkin tidak tahu perilaku mana yang sesuai secara nilai sosial ditengah masyarakat. Dalam kasus lain, mungkin bertindak agresif dengan sengaja. Misalnya, mungkin juga menggunakan perilaku agresif untuk membalas dendam atau memprovokasi seseorang atau juga dapat mengarahkan perilaku agresif terhadap diri sendiri. Semua tindakan kekerasan bersifat agresif, tetapi hanya tindakan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan fisik yang ekstrem, seperti pembunuhan, penyerangan, pemerkosaan, dan perampokan, perusakan sarana prasarana fasilitas umum, dan juga perilaku destruktif lainnya yang merupakan kekerasan. Dalam KBBI, kekerasan didefinisikan dengan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Semua kalangan dapat melakukan tindakan atau berperilaku agresif termasuk pada pimpinan-pimpinan sebuah lembaga atau organisasi. Setiap manusia normal pada umumnya memiliki rasa untuk emosi bahkan pada pemimpin, itu manusiawi. Namun apabila emosi itu telah meledak-ledak dan tidak pada tempat yang tepat maka akan menimbulkan banyak kegaduhan dan kontroversial. Semua tentang bagaiman kita mengekspresikan emosi kita.
Manusia sebagai makhluk bermoral memiliki
kesadaran moral, yang lahir dari panggilan luhur hati nurani untuk
memperlakukan sesama sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat yang
tinggi, dan juga sebagai makhluk sosial memiliki kontrol diri yang baik
sehingga dapat terhindar dari bentuk-bentuk perilaku agresif yang bertentangan
dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Prinsip pollyana, ya Istilah
"Prinsip Pollyanna" mengacu pada kecenderungan manusia untuk fokus
pada hal positif dan menggunakan lebih banyak kata dan istilah positif selama
percakapan. Umumnya, orang yang sehat
secara mental dan tidak menderita depresi cenderung lebih fokus pada hal
positif daripada negatif, dan mereka juga cenderung mengingat lebih banyak
fenomena positif daripada negatif dari ingatan mereka. Banyak hal yang dapat
dilakukan dengan pendekatan seperti itu sebagai contoh dari sebuah simpulan hasil penelitian ini menunjukkan
bahwawacana dakwah memanfaatkan prinsip Pollyanna. Pemanfaatan prinsip
tersebutdikemas dalam bentuk cerita cerita/kisah-kisah. Cara memandang hidup
secara positif,menyampaikan hal-hal yang menyenangkanmerupakan bagian dari
prinsip Pollyanna.Pokok-pokok dari prinsip Pollyanna ituterdapat dalam
cerita-cerita/kisah-kisahtersebut. Adapun mengenai elemen wacana,keempat data
tersebut mengandung struktur mikro, superstruktur, dan struktur makro. Mungkin
itu adalah salah satu contoh pendekatan pollyana dibidang agama. Dari
pendekatan pollyana tersebut menurut saya sangat efektif untuk menghadapi dari
perilaku agresif, dengan berpikir kuncinya. Ditengah situasi para pemimpin yang
sering kali mengekspresikan emosinya dengan perilaku agresif, mungkin menurut
saya bisa dengan melakukan prinsip pollyana ini, dengan berpikir positif tanpa
syarat, sering introspeksi diri, menghargai setiap kritikan yang mungkin saja
bisa membangun, dan mengabaikan hal-hal negatif yang tidak masuk akal dan tidak
ada hubungannya dengan pekerjaan si pemimpin. Nah mungkin itu saja, dan menurut
saya berpikir positif tidak akan ada ruginya. Mari berpikir positif.
DAFTAR PUSTAKA
Atmawati,
D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian
Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.
Shinta,
A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the
passive-aggressive employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty,
Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:
https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf
Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/
0 komentar:
Posting Komentar