29.6.21

BERPIKIR POSITIF TIDAK ADA RUGINYA

 UJIAN AKHIR SEMESTER

PSIKOLOGI SOSIAL

Dosen Pengampu:

Dr. Arundati Shinta,  MA


Imanuel Deo Sembara

(20310410023)


Fakultas Psikologi


Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta



     


Dewasa ini banyak atau mungkin sedang maraknya perilaku agresif yang dapat menyebabkan kerugian fisik atau emosional bagi orang lain.  Mulai dari kekerasan verbal hingga kekerasan fisik.  Perilaku agresif terkadang melanggar batas-batas nilai sosial. Sudah jelas dengan perilaku seperti ini bisa menyebabkan rusaknya hubungan ataupun relasi dari antar golongan maupun pribadi. Ketika terlibat dalam perilaku agresif, mungkin hati dan perasaan kita akan merasa mudah tersinggung dan gelisah. Seringkali merasa impulsif dan sulit untuk mengontrol perilaku atau emosi kita. Kita mungkin tidak tahu perilaku mana yang sesuai secara nilai sosial ditengah masyarakat.  Dalam kasus lain,  mungkin bertindak agresif dengan sengaja.  Misalnya,  mungkin juga menggunakan perilaku agresif untuk membalas dendam atau memprovokasi seseorang atau juga dapat mengarahkan perilaku agresif terhadap diri sendiri. Semua tindakan kekerasan bersifat agresif, tetapi hanya tindakan yang dimaksudkan untuk menyebabkan kerusakan fisik yang ekstrem, seperti pembunuhan, penyerangan, pemerkosaan, dan perampokan, perusakan sarana prasarana fasilitas umum, dan juga perilaku destruktif lainnya yang merupakan kekerasan. Dalam KBBI, kekerasan didefinisikan dengan perbuatan seseorang atau kelompok orang yang menyebabkan cedera atau matinya orang lain atau menyebabkan kerusakan fisik atau barang orang lain. Semua kalangan dapat melakukan tindakan atau berperilaku agresif termasuk pada pimpinan-pimpinan sebuah lembaga atau organisasi. Setiap manusia normal pada umumnya memiliki rasa untuk emosi bahkan pada pemimpin, itu manusiawi. Namun apabila emosi itu telah meledak-ledak dan tidak pada tempat yang tepat maka akan menimbulkan banyak kegaduhan dan kontroversial. Semua tentang bagaiman kita mengekspresikan emosi kita.     

     Manusia sebagai makhluk bermoral memiliki kesadaran moral, yang lahir dari panggilan luhur hati nurani untuk memperlakukan sesama sebagai makhluk yang memiliki harkat dan martabat yang tinggi, dan juga sebagai makhluk sosial memiliki kontrol diri yang baik sehingga dapat terhindar dari bentuk-bentuk perilaku agresif yang bertentangan dengan nilai-nilai yang berlaku di masyarakat. Prinsip pollyana, ya Istilah "Prinsip Pollyanna" mengacu pada kecenderungan manusia untuk fokus pada hal positif dan menggunakan lebih banyak kata dan istilah positif selama percakapan.  Umumnya, orang yang sehat secara mental dan tidak menderita depresi cenderung lebih fokus pada hal positif daripada negatif, dan mereka juga cenderung mengingat lebih banyak fenomena positif daripada negatif dari ingatan mereka. Banyak hal yang dapat dilakukan dengan pendekatan seperti itu sebagai contoh dari sebuah simpulan hasil penelitian ini menunjukkan bahwawacana dakwah memanfaatkan prinsip Pollyanna. Pemanfaatan prinsip tersebutdikemas dalam bentuk cerita cerita/kisah-kisah. Cara memandang hidup secara positif,menyampaikan hal-hal yang menyenangkanmerupakan bagian dari prinsip Pollyanna.Pokok-pokok dari prinsip Pollyanna ituterdapat dalam cerita-cerita/kisah-kisahtersebut. Adapun mengenai elemen wacana,keempat data tersebut mengandung struktur mikro, superstruktur, dan struktur makro. Mungkin itu adalah salah satu contoh pendekatan pollyana dibidang agama. Dari pendekatan pollyana tersebut menurut saya sangat efektif untuk menghadapi dari perilaku agresif, dengan berpikir  kuncinya. Ditengah situasi para pemimpin yang sering kali mengekspresikan emosinya dengan perilaku agresif, mungkin menurut saya bisa dengan melakukan prinsip pollyana ini, dengan berpikir positif tanpa syarat, sering introspeksi diri, menghargai setiap kritikan yang mungkin saja bisa membangun, dan mengabaikan hal-hal negatif yang tidak masuk akal dan tidak ada hubungannya dengan pekerjaan si pemimpin. Nah mungkin itu saja, dan menurut saya berpikir positif tidak akan ada ruginya. Mari berpikir positif.

 

 

 

DAFTAR PUSTAKA

 

     Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65.

 

     Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from:

https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

 

     Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/

0 komentar:

Posting Komentar