29.6.21

Manajemen Agresifitas pada Pelajar dan Mahasiswa

 Manajemen Agresifitas pada Pelajar dan Mahasiswa

Perilaku agresif di kalangan remaja, khususnya pelajar sekolah menengah atas, dari tahun ke tahun semakin meningkat, baik dari jumlahnya maupun variasi bentuk perilaku agresif yang dimunculkan.  Psikolog sosial mendefinisikan agresi sebagai segala bentuk perilaku yang dimaksudkan untuk merugikan individu lain yang tidak ingin dirugikan (Baron & Richardson, 1994). Karena melibatkan persepsi niat, apa yang tampak seperti agresi dari satu sudut pandang mungkin tidak terlihat seperti itu dari sudut pandang lain, dan perilaku berbahaya yang sama mungkin atau mungkin tidak dianggap agresif tergantung pada niatnya. Namun, kerugian yang disengaja dianggap lebih buruk daripada kerugian yang tidak disengaja, bahkan ketika kerugiannya sama (Ames & Fiske, 2013).

Di Indonesia, fenomena perilaku agresif pelajar dan mahasiswa seringkali terjadi dan mendapatkan perhatian banyak pihak. Agresi merupakan perilaku yang dapat merugikan diri sendiri dan pihak lain, sehingga diperlukan upaya untuk mereduksi dan mengendalikan perilaku agresif. Emosi marah yang bersifat negatif dan meledak-ledak disertai dengan faktor eksternal seperti frustrasi dan provokasi, menyebabkan terjadinya proses penyaluran energi negatif berupa dorongan agresi yang akan mempengaruhi perilaku individu. Faktor eksternal berkontribusi terhadap perilaku menyimpang sedangkan faktor internal berkontribusi terhadap terjadinya perilaku menyimpang melalui pengalaman hidup individu dan turun temurun. Individu dengan tingkat kematangan emosional tinggi mampu meredam dorongan agresi dan mengendalikan emosinya, pandai membaca perasaan orang lain, serta dapat memelihara hubungan baik dengan lingkungannya, sehingga apabila individu memiliki kematangan emosi yang baik, maka individu tersebut mampu mengendalikan perilaku agresinya (Rahayu, 2008). Individu yang telah mencapai kematangan emosi dapat diidentifikasikan sebagai individu yang dapat menilai situasi secara kritis terlebih dahulu sebelum bertindak, tidak lagi bereaksi tanpa berpikir sebelumnya seperti anak-anak atau orang yang tidak matang emosinya (Hurlock, 1994).

Cara melakukan control terhadap tingkat agresifitas dapat dilakukan dengan psikoedukasi. Nelson dan Jones (dalam Sari, dkk, 2010) bahwa psikoedukasi memiliki makna antara lain adalah melatih orang mempelajari aneka life skills, pendekatan akademik atau eksperiensial dalam mengajarkan psikologi, dan pendidikan humanistik. Pemahaman psikoedukasi yang bertambah dapat menjadi langkah awal bagi peserta untuk melakukan perubahan yang lebih baik yaitu dengan cara bersikap dan berperilaku adaptif ketika menghadapi permasalahan. Hal ini sesuai dengan teori Bloom yang membedakan perilaku menjadi tiga domain perilaku yaitu: pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan tindakan (practice). Pengetahuan atau kognitif merupakan domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan seseorang. Cara kedua adalah dengan menanamkan prinsip Pollyana pada pelajar sedini mungkin. Pollyanna dengan kata sifat pollyannaish dan kata benda pollyannaism menggambarkan seseorang yang tampaknya selalu dapat menemukan sesuatu yang menyenangkan di balik setiap keadaan atau dengan kata lai menjadi orang yang optimis. Dia selalu berusaha mencari kebaikan dalam setiap situasi yang dihadapi bagaimanapun adanya. Pollyanna tidak hanya melihat sesuatu yang baik untuk dirinya, tetapi juga sesuatu yang baik untuk orang lain.



Sumber:

Atmawati, D. (2011). Prinsip pollyanna dalam wacana dakwah (Kajian pragmatik). Kajian Lingusitik dan Sastra. 23(1), Juni, 55-65. 

Shinta, A., Rohyati, E., Handayani, D. & Widiantoro, W. (2016). Maximizing the passive-aggressive employees performance. ASEAN Seminar, Psychology Faculty, Muhammadiyah University in Malang, February. Retrieved on June 27, 2021 from: https://mpsi.umm.ac.id/files/file/647-651%20Arundati%20Shinta,%20Eny%20Rohyati,%20Wahyu%20Widiantoro,%20Dewi%20Handayani.pdf

Siby, P.S. (2020). Perilaku agresif. Manado Post. 4 Nov. Retrieved on June 27, 2021 from: https://manadopost.jawapos.com/opini/04/11/2020/perilaku-agresif/ 

Guswani, Aprius Maduwita, dkk. (2011). Perilaku Agresi Pada Mahasiswa Ditinjau Dari Kematangan Emosi. Jurnal  Psikologi  Pitutur Volume I, No 2, Juni 2011.

Rahmawati, Adelina, dkk. (2017). Fenomena Perilaku Agresif Pada Remaja Dan Penanganan Secara Psikologis. Prosiding SEMNAS Penguatan Individu di Era Revolusi Informasi. ISBN: 978-602-361-068-6

Siddiqah, Laela. (2010). Pencegahan dan Penanganan Perilaku Agresif Remaja Melalui Pengelolaan Amarah   (Anger Management).  Jurnal Psikologi Volume 37, NO. 1, Juni 2010: 50 — 64

0 komentar:

Posting Komentar