14.6.21

PLOGGING : Hidup Bersih Dan Sehat Membuat Hidup Menjadi Tentram

 

PLOGGING : Hidup Bersih Dan Sehat Membuat Hidup Menjadi Tentram

TUGAS ESSAY PSIKOLOGI LINGKUNGAN

(BUTIR 7 :KEGIATAN PRO-LINGKUNGAN)

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Elvira Julia / 19310410075

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA

        Saat ini sampah masih jadi persoalan yang masih belum bisa tepecahkan baik itu di desa maupun perkotaan, karena kurangnya kesadaran dari masyarakat itu sendiri tentang arti kebersihan dan masih saja terlihat orang-orang yang membuang sampah sembarangan sesuai dengan kehendak mereka. Namun disini, penulis akan mencerita beberapa orang yang sadar akan pentingnya hidup sehat dan bersih serta terhindar dari penyakit akibat sampah. Seperti yang dilakukan oleh para ibu-ibu opsih yang terletak di daerah kota Bandung, Jawa barat.

        Opsih merupakan istilah yang digunakan para ibu-ibu di daerah Kp. Kendal gede Kel. Sukagalih Kec. Sukajadi Bandung, Jawa barat. Opsih sendiri merupakan singkatan dari operasi bersih, dimana kegiatan tersebut merupakan kegiatan rutinan yang dilakukan setiap seminggu sekali yaitu setiap hari jum’at pukul 08:00-10:00, ibu-ibu opsih tidak hanya sekedar bersih-bersih saja namun dibarengi dengan olagraga atau jogging lalu memunguti sampah yang berserakan dijalanan ataupun sampah yang dilihatnya atau kegiatan tersebut lebih sering dikenal dengan istilah plogging.

        Plogging sendiri merupakan trend olahraga terbaru yang terfokus pada Kesehatan dan kebersihan. Disini para ibu-ibu opsih diharapkan mengambil sampah dibeberapa tempat saat melakukan jogging. Selain itu, plogging juga di ambil dari kata pick up dan jogging sehingga menjadi plogging. Orang-orang yang terlibat dalam kegiatan tersebut pun sangat antusias dan banyak menerima respon yang baik dari masyarakat sekitar. Dan penulis pun waktu itu ikut serta dalam kegiatan opsih selama tiga minggu berturut-turut, hanya saja opsih yang dilakukan tidak ditempat yang sama dengan ibu-ibu opsi lainnya.

 


     Plogging pertama yang penulis lakukan yaitu pada tanggal 28 Mei 2021 dimana penulis melakukan jogging di sekitar rumah penduduk bersama saudara, ketika penulis sedang melakukan jogging terlihat beberapa sampah yang tercecar di dekat sebuah gang kecil yang dimana ada beberapa tanaman milik warga sekitar  dan penulis pun mengambil beberapa sampah tersebut. Terkumpul 2 kresek plastic sedang dan kecil yang didalamnya lebih banyak sampah-sampah minuman dan bekas bungkuan premen yang menyangkut di beberapa tumpukan batu yang ada tanamannya tersebut. 

 


        Lalu untuk plogging kedua yang dilakukan yaitu pada tanggal 4 Juni 2021 plogging yang keduanya penulis lakukan bersama saudara perempuan penulis, dimana ketika sedang melakukan jogging terlihat ada sebuah sumur yang sering digunakan oleh masyarakat sekitar ketika musim kemarau tiba. Namun sayangnya, disekitar sumur tersebut masi cukup banyak sampah yang berceceran seperti bekas sabun, odol, dan botol minuman. Hasilnya pun penulis dapat mengumpulkan sampah sebanyak 2 kantong plastic besar dan 2 kantong plastic kecil jika ditimbang mungkin bisa mencapai 1 kg.

        Selanjutnya pada plogging yang ketiga dilakukan pada tangggal 11 Juni 2021 dan tidak berbeda jauh dari plogging yang pertama dan kedua yaitu masih tetap dilakukan di daerah Kp. Kendal gede penulis memunguti sampah di gang-gang kecil namun gang kali ini lebih besar dari gang ketika plogging pertama dilakukan. Untuk plogging yang ketiga ini menghasilkan sampah plastic saja seperti sampah bekas ciki, sedotan untuk minuman dan beberapa kertas bekas tak terpakai sekitar 2 kantong kresek yaitu 1 kantong kecil dan 1 kantong  berukuran sedang.



        Untuk plogging yang terakhir yaitu dilakukan pada 13 Juni 2021 yang dilakukan di Pantai Pangandaran, alasan penulis melakukan plogging disini sekalian untuk berlibur juga jadi ketika keluarga yang lain pergi berenang di pantai penulis hanya berjalan sekitar pantai dan memunguti sampah yang berserakan. Disana penulis meminjam keranjang milik pedagang sekitar pantai, karena saat itu keranjang tersebut kosong maka penulis pinjam sebentar untuk memunguti sampah sekitar pantai pemungutan sampai dilakukan dimulai dari pukul 07:45-08-15.

        Disana banyak sekali jenis sampai ditemukan, mulai dari sampah organic ataupun anorganik ditemukan disekitar pantai sepeti dedaunan, masker yang mungkin sudah tidak terpakai, plastic bekas shampo, botol minuman, dan seteropom bekas mie instant. Mungkin sampah tersebut berasal dari para pengunjung yang lupa membuang sampah ke tempatnya, padahal disana telah disediakan tempat sampah. Dari hasil pemungutan sampah pada hari itu bisa menghasilkan sekitar 3 kg sampah yang ditemukan di pesisir pantai baik di sekitar parkiran, dan wc umum. 

        Ketika kita ingin merasa nyaman disuatu tempat maka bersihkanlah jika dirasa kotor, namun jika merasa nyaman ditempat yang kotor maka besar kemungkinan akan mudah terkena penyakit. Karena dampak lingkungan yang kotor tidak hanya berdampak untuk diri sendiri namun juga berdampak bagi orang lain. Alangkah indahnya jika kita sudah mulai membiasakan hidup bersih dan sehat dimulai dari hal-hal kecil diatas, karena selain mendapatkan kenyamanan dari lingkungan atau tempat tinggal kita, kita juga akan mendapatkan kehidupan yang sehat.

Referensi :

Adrian Syahminur dkk, Surabaya. 2018. Standarisasi Pelabuhan. Majalah Dermaga.

0 komentar:

Posting Komentar