Pengolahan
Sampah : Mensulap Tumpukan Sampah Menjadi Taman Sebagai Tempat Menyenangkan dan Edukasi
NIM : 19310410095
Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati shinta, MA
Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta
Tulisan Ini dibuat Untuk Ujian Akhir Psikologi Lingkungan
Sampah masih menjadi permasalahan bagi setiap negara yang harus
segera dituntaskan. Tumpukan sampah yang semakin banyak menjadi perhatian
masyarakat global terutama pada sampah plastik yang tersebar keseluruh penjuru
baik darat maupun laut. Sehingga, banyak mencemari ekosistem didalamnya.
Kebutuhan sampah plastik terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi.
Data BPS tahun 1999 (dalam Wanda, 2019) menunjukan bahwa volume perdagangan
sampah plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995
sebesar 136.122,7 ton, sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182. 532,6 ton
sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15% dan akan
terus bertambah setiap tahunnya.
Mulasar, 2012 (dalam Elamin, dkk 2018) Permasalahan sampah
meliputi tiga bagian yaitu bagian hilir pembuangan sampah yang terus meningkat.
Bagian proses keterbatasan sumber daya baik dari masyarakat maupun pemerintah.
Dan bagian hulu berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan
akhir. Kesadaran masyarakat akan pengolahan sampah terutama pada sampah rumah
tangga masih sangat rendah. Banyak dari masyarakat yang beranggapan bahwa
pengolahan sampah yang palimg simple dengan cara membakar sehingga banyak
menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.
Tondo, 2008 menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah
makhluk menyampah. Tidak dapat dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang melekat
dan tidak dapat dilepaskan dari hidup manusia. Di mana ada manusia, di situ pasti ada
sampah. Sampah merupakan konsekuensi hidup, karena setiap aktivitas manusia
pasti menghasilkan buangan atau sampah. Dengan kata lain, sampah sebenarnya
bukan musuh manusia. Karena kalau manusia memusuhi sampah, ia sebenarnya
memusuhi dirinya sendiri. selain itu peran
pemerintah juga menjadi hal yang sangat penting. Pemerintah harus melakukan
pemberdayaan kepada masyarakat dengan memanfaatkan peran kearifan dan budaya
lokal (Shinta, dkk 2019).
Ide-ide pengolahan sampah rumah tangga seperti botol plastik
ataupun sampah plastik lainnya, sebenarnya sudah banyak dikembangkan sehingga bernilai
jual. Namun, hal ini belum mampu mengurangi penumpukan sampah setiap harinya.
Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak ide untuk membantu pengurangan
penumpukan sampah plastik. Salah satu ide yang menarik yaitu dengan mensulap
tumpukan sampah plastik menjadi taman yang sangat indah. Di Indonesia sendiri
taman sampah baru ada dibeberapa daerah saja dan diharapkan setiap daerah bisa
mewujudkan taman sampah indah tersebut.
Seperti yang dikutip dari detikTravel, di Kabupaten Batang,
emak-emak berkreasi dari sampah plastik yang kemudian disulap menjadi taman PKK
yang indah. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi setiap daerah di Indonesia. Taman
sampah mungkin menjadi salah satu ide yang cukup berhasil bila diterapkan
disetiap daerah untuk mengurangi tumpukan sampah. Hal ini dikarenakan satu
taman sampah saja mampu menggunakan berton-ton sampah plastik.
Selain itu, terciptanya taman sampah yang indah mampu menjadi tempat piknik sekaligus edukasi bagi masyrakat khususnya anak-anak. Berkunjung dan bermain ke taman sampah, masyarakat akan memiliki pengetahuan menganai sampah sehingga mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan sampah dan mampu memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berharaga. Tondo (2008) menyatakan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang berbeda terkait dengan sampah, akan menghasilkan persepsi yang berbeda di antara individu, yang selanjutnya akan menghasilkan sikap dan perilaku yang berbeda terhadap sampah. Untuk itu, dalam pendekatan kognitif, hal yang terpenting dalam mengubah sikap dan perilaku menyampah adalah mengubah persepsi individu tentang sampah.
Referensi
Elamin, dkk. 2018.
Analisis Pengolahan Sampah pada Masyarakat Desa Disanah kecematan
Sreseh
Kabupaten Sampang. Jurnal Kesehtan
Lingkungan, Vol. 10(4), 368-375
https://travel.detik.com/kreasi-emak-emak-batang-taman-cantik-dari-6-ton-sampah-plastik
Shinta, A.
(Editor) (2019). Memuliakan sampah:
Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta:
Deepublish.
Shinta, A.,
Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management
based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for
Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th
International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast
Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.
Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.
Wanda. 2019. Upaya Indonesia Menaggulangi Limbah Sampah Plastik dari Belanda. JOM FISIP, Vol. 6, Edisi 1 Januari-Juni
0 komentar:
Posting Komentar