29.6.21

Pengolahan Sampah : Mensulap Tumpukan Sampah Menjadi Taman Sebagai Tempat Menyenangkan dan Edukasi

 

Pengolahan Sampah : Mensulap Tumpukan Sampah Menjadi Taman Sebagai Tempat Menyenangkan dan Edukasi


                        Nama : Maily Qisti Rofiq

NIM : 19310410095

Dosen Pengampu : Dr., Dra. Arundati shinta, MA

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Tulisan Ini dibuat Untuk Ujian Akhir Psikologi Lingkungan

Sampah masih menjadi permasalahan bagi setiap negara yang harus segera dituntaskan. Tumpukan sampah yang semakin banyak menjadi perhatian masyarakat global terutama pada sampah plastik yang tersebar keseluruh penjuru baik darat maupun laut. Sehingga, banyak mencemari ekosistem didalamnya. Kebutuhan sampah plastik terus bertambah seiring dengan perkembangan teknologi. Data BPS tahun 1999 (dalam Wanda, 2019) menunjukan bahwa volume perdagangan sampah plastik impor Indonesia, terutama polipropilena (PP) pada tahun 1995 sebesar 136.122,7 ton, sedangkan pada tahun 1999 sebesar 182. 532,6 ton sehingga dalam kurun waktu tersebut terjadi peningkatan sebesar 34,15% dan akan terus bertambah setiap tahunnya.

Mulasar, 2012 (dalam Elamin, dkk 2018) Permasalahan sampah meliputi tiga bagian yaitu bagian hilir pembuangan sampah yang terus meningkat. Bagian proses keterbatasan sumber daya baik dari masyarakat maupun pemerintah. Dan bagian hulu berupa kurang optimalnya sistem yang diterapkan pada pemrosesan akhir. Kesadaran masyarakat akan pengolahan sampah terutama pada sampah rumah tangga masih sangat rendah. Banyak dari masyarakat yang beranggapan bahwa pengolahan sampah yang palimg simple dengan cara membakar sehingga banyak menimbulkan dampak negatif bagi lingkungan.

Tondo, 2008 menyatakan bahwa manusia pada dasarnya adalah makhluk menyampah. Tidak dapat dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang melekat dan tidak dapat dilepaskan dari hidup manusia. Di mana ada manusia, di situ pasti ada sampah. Sampah merupakan konsekuensi hidup, karena setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Dengan kata lain, sampah sebenarnya bukan musuh manusia. Karena kalau manusia memusuhi sampah, ia sebenarnya memusuhi dirinya sendiri. selain itu peran pemerintah juga menjadi hal yang sangat penting. Pemerintah harus melakukan pemberdayaan kepada masyarakat dengan memanfaatkan peran kearifan dan budaya lokal (Shinta, dkk 2019).

Ide-ide pengolahan sampah rumah tangga seperti botol plastik ataupun sampah plastik lainnya, sebenarnya sudah banyak dikembangkan sehingga bernilai jual. Namun, hal ini belum mampu mengurangi penumpukan sampah setiap harinya. Oleh karena itu, dibutuhkan lebih banyak ide untuk membantu pengurangan penumpukan sampah plastik. Salah satu ide yang menarik yaitu dengan mensulap tumpukan sampah plastik menjadi taman yang sangat indah. Di Indonesia sendiri taman sampah baru ada dibeberapa daerah saja dan diharapkan setiap daerah bisa mewujudkan taman sampah indah tersebut.

Seperti yang dikutip dari detikTravel, di Kabupaten Batang, emak-emak berkreasi dari sampah plastik yang kemudian disulap menjadi taman PKK yang indah. Hal ini, bisa menjadi contoh bagi setiap daerah di Indonesia. Taman sampah mungkin menjadi salah satu ide yang cukup berhasil bila diterapkan disetiap daerah untuk mengurangi tumpukan sampah. Hal ini dikarenakan satu taman sampah saja mampu menggunakan berton-ton sampah plastik.

Selain itu, terciptanya taman sampah yang indah mampu menjadi tempat piknik sekaligus edukasi bagi masyrakat khususnya anak-anak. Berkunjung dan bermain ke taman sampah, masyarakat akan memiliki pengetahuan menganai sampah sehingga mampu menumbuhkan kesadaran masyarakat akan sampah dan mampu memanfaatkan sampah menjadi sesuatu yang berharaga. Tondo (2008) menyatakan bahwa pengetahuan dan pengalaman yang berbeda terkait dengan sampah, akan menghasilkan persepsi yang berbeda di antara individu, yang selanjutnya akan menghasilkan sikap dan perilaku yang berbeda terhadap sampah. Untuk itu, dalam pendekatan kognitif, hal yang terpenting dalam mengubah sikap dan perilaku menyampah adalah mengubah persepsi individu tentang sampah.


Referensi 

Elamin, dkk. 2018. Analisis Pengolahan Sampah pada Masyarakat Desa Disanah kecematan

Sreseh Kabupaten Sampang. Jurnal Kesehtan Lingkungan, Vol. 10(4), 368-375

https://travel.detik.com/kreasi-emak-emak-batang-taman-cantik-dari-6-ton-sampah-plastik

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

Wanda. 2019. Upaya Indonesia Menaggulangi Limbah Sampah Plastik dari Belanda. JOM FISIP, Vol. 6, Edisi 1 Januari-Juni

 

0 komentar:

Posting Komentar