29.6.21

Peduli Sampah: Kegiatan Pengelolaan Anak Sekolah

Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan 

Genap 2020/2021

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M. A. 


Oleh : Risva Subekti 

NIM : 19310410063 

Peduli pada sampah merupakan perilaku yang jarang terlihat oleh masyarakat. Hal ini dapat dilihat dari fenomena kecil saja, misalnya orang membuang puntung rokok & membuang bekas tissue di jalanan. Fisik sampah ini memang terlihat kecil namun puntung rokok dan bekas tissue tetaplah sampah yang termasuk ke dalalm golongan sampah anorganik yang artinya tidak mudah membusuk atau terurai dalam waktu dekat. Sampah dinilai sesuatu yang buruk karena hal itu masyarakat tidak mau menyentuh, mendekat atau bahkan melihatnya. Tetapi tidak dapat dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang melekat pada manusia, Di mana ada manusia, di situ pasti ada sampah. Setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah. Dengan kata lain, sampah sebenarnya bukan musuh manusia (Tondok, 2008).

Memandang rendah sampah akan menghasilkan persepsi yang berbeda juga terhadap setiap individu. Pemulung yang selama ini bergaul dengan sampah juga dianggap sebagai profesi yang rendah. Mayoritas masyarakat akan menyetujui anggapan tersebut. Oleh karena itu bila ada warga yang peduli pada sampah, maka warga tersebut akan dianggap sebagai orang aneh (Shinta, Gaho, Nico, & Yohanes, 2019). Tetapi akan berbeda ketika sampah ini dilihat oleh orang yang kreatif serta inovatif, sampah akan dibuat menjadi sesuatu yang sangat berguna dan dapat digunakan ulang. Perilaku ini dapat diajarkan kepada anak-anak di sekolah agar timbulnya rasa peduli terhadap sampah.

Persoalan klasik yang berhubungan dengan masalah sampah adalah rendahnya kesadaran masyarakat untuk mengelola sampahnya sendiri, karena pemerintah dirasa kurang efektif untuk menangani masalah yang menggunung dikawasan masyarakat. Government has to empower people on managing their own waste. It is because people produce waste excessively. People should participate because they are not merely beneficiary but also able to solve their own problem. Strong commitmnet from community will lead to a sustain program on waste management (Shinta, Daihani, & Patimah, 2019). Idealnya, kita sebagai masyarakat harus sadar akan mengelola sampah sendiri sebagaimana menerapakannya kepada anak-anak didik agar terbiasa dengan olahan atau daur ulang barang-barang sampah.

Sumber : disdik.purwokarta.kab.go.id 

Jadi pertanyaan yang harus dijawab dalam tulisan ini adalah apa ide terapan / praktis untuk membuat Indonesia menjadi negara yang lebih bersih. Hal ini penting karena anak-anak sekolah terutama sekolah dasar belum memahami permasalahan sampah. Padahal pendidikan tentang pro-lingkungan hidup semenjak usia dini adalah sangat penting, karena anak-anak berada pada tahap pre-contemplation (pembentukan kemampuan untuk menimbang-menimbang tentang suatu perilaku) (Morris, Marzano, Dandy & O’Brien, 2012). Ide yang dapat diterapkan yaitu menerapkan ekstrakulikuler pendauran ulang sampah di sekolah sebagai salah satu kegiatan pilihan yang dapat diikuti siswa. Kegiatan ini dapat memberikan edukasi terhadap siswa serta kesadaran limbah sampah yang terus-menerus bertambah. Anak-anak cenderung memiliki sifat yang penurut untuk melakukan hal yang menarik, jadi kemungkinan besar ide ini berhasil diterapkan di sekolah.

Masalah sampah merupakan masalah yang membosankan karena terus dibahas disekitar kita, sama dengan hakikatnya bahwa sampah tidak bisa jauh dari manusia karena manusia adalah penghasil sampah. Sampah yang terus benumpuk memerlukan perhatian khusus dari diri kita sendiri dan harus dikelola oleh kita sendiri. Menanamkan pada diri sendiri dan menyadarkan mulai dari anak-anak akan membawa perubahan pada masalah sampah. 

Daftar Pustaka

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli. 

Cahyani, N. (2020). Siswa SDN 8 Kahuripan Praktek Daur Ulang Sampah. disik.purwakartakab.go.id (diakses pada 29 Juni 2021). 

0 komentar:

Posting Komentar