29.6.21

GERAKAN STAINLESS UNTUK MENGURANGI SAMPAH PLASTIK DI INDONESIA

Tulisan ini dibuat untuk Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A

Oleh : Trias Sabila Rahmah/19310410036 

Sampah plastik adalah jenis sampah anorganik yang tidak dapat diuraikan begitu saja butuh waktu bertahun - tahun untuk dapat diuraikan. Plastik merupakan salah satu bahan penyumbang sampah terbesar di Indonesia. Shinta dkk (2019) menyebutkan bahwa sampah adalah permasalahan yang sangat serius dan Indonesia bahkan tercatat sebagai produsen sampah terbesar kedua di dunia sesudah China pada 2010.  Jumlah sampah plastik di Indonesia mencapai 175.000 ton/hari atau 0,7 kilogram/orang atau sekitar 67 juta ton/tahun (Kompasiana 25/3/2019).

(Sumber gambar : MajalahCSR.id)

Sampah plastik merupakan masalah yang sangat pelik. Hal ini karena sampah plastik membutuhkan waktu lebih dari 100 tahun untuk bisa terurai sempurna di alam. Ketika belum terurai sempurna, maka sampah plastik akan terus mencemari lingkungan (Shinta, 2019). Salah satu perilaku menyampah yang menjadi penyebab permasalahan penumpukan sampah plastik di Indonesia adalah penggunaan sedotan plastik, botol plastik, serta gelas plastik sekali pakai saat membeli minuman. Hal ini tentu saja membuat sampah plastik terus mengalami peningkatan. Tondok (2008) menyebutkan bahwa dalam perspektif behaviorisme, perilaku menyampah yang dilakukan ini termasuk perilaku menyampah yang sering terjadi di sekitar kita merupakan perilaku hasil pembiasaan. Jika permasalahan sampah ini tidak segera ditangani, dikhawatirkan pada tahun 2050 jumlah sampah akan melebihi jumlah ikan di perairan Indonesia (Kompas dalam Shinta, 2019). 

(Sumber gambar : Shopee)

            Salah satu cara untuk mengatasi kenaikan sampah plastik akibat penggunaan sedotan, botol, dan gelas sekali pakai adalah dengan menerapkan perilaku reuse. Perilaku reuse ini dapat dilakukan dengan menggunakan sedotan, botol, dan gelas berbahan stainless yang bisa digunakan berkali-kali. Hal ini dapat didukung dengan mengkampanyekan gerakan stainless. Gerakan stainless ini dimaksudkan agar masyarakat menggunakan sedotan, botol, dan juga gelas berbahan stainless ketika membeli minuman. Gerakan ini tentunya akan mengurangi peningkatan  jumlah sampah plastik yang diakibatkan oleh barang-barang sekali pakai yang berbahan plastik. Kampanye gerakan stainelss ini dapat dilaksanakan dengan cara memasang banner atau spanduk di jalanan atau menyebarkan poster digital di media sosial berisi anjuran untuk menggunakan sedotan dan botol pribadi berbahan stainless ketika membeli minuman.

          Jadi, dengan adanya gerakan stainless ini diharapkan masyarakat dapat turut serta berpartisipasi di dalamnya sehingga dapat membantu mengurangi peningkatan jumlah sampah plastik di Indonesia.

 

Daftar Pustaka :

Masalah Sampah Plastik Bagi Dunia https://www.kompasiana.com/mahardika17/5c98287c7a6d88571e4934f4/masalah-sampah-plastik-bagi-dunia (Diakses pada 28 Juni 2021)

Shinta, A. (Editor). (2019). Memuliakan Sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyaraka. Yogyakarta : Deepublish. https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli

0 komentar:

Posting Komentar