14.6.21

Olahraga yang Bermanfaat Bagi Lingkungan

 

Tugas Psikologi Lingkungan
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, MA
Oleh : Yudit Ilham Ramadhana
NIM : 19310410018
Fakultas Psikologi Universitas Ploklamasi 45
Yogyakarta

Olahraga merupakan suatu kegiatan jasmani yang dilakukan untuk memelihara kesehatan dan memperkuat otot – otot tubuh. Olahraga adalah cara alami menjaga kesehatan dan mencegah penyakit. Menurut Toho, Cholik dan Rusli Lutan menyatakan “olahraga ditilik dari asal katanya berasal dari bahasa jawa yaitu olah yang berarti melatih diri dan rogo (raga) berarti badan. Secara luas olahraga diartikan sebagai segala kegiatan atau usaha untuk mendorong, membangkitkan, mengembangkan dan membina kekuatan jasmani maupun rohani”.

Olahraga memiliki bermacam-macam bidang, berupa jogging, basket, futsal, volley dan sebagainya. Pada artikel kali ini saya akan membahas tentang olahraga jogging yang bermanfaat bagi lingkungan, yaitu plogging. Plogging berasal dari kata jogging dan sebuah istilah Swedia “plocka upp” yang artinya mengambil. Gabungan kedua kata ini kemudian menjadi konsep sederhana plogging, yaitu lari sambil memunguti sampah.

Pengetahuan saya tentang plogging bermula dari materi yang ada pada Psikologi Lingkungan. Pada materi tersebut saya mendapat pengetahuan yang sebelumnya belum saya ketahui. Berawal dari pengetahuan baru tersebut, saya mencoba untuk mengaplikasikannya pada hobi saya yaitu olahraga. Percobaan awal saya yaitu pada tanggal 7 Maret pada hari Minggu pagi dilapangan Sidoarum. Sebelum saya memulai untuk jogging, saya menyiapkan tempat sampah yang akan saya bawa berupa plastik kresek. Awal saya melakukan jogging sambil memungut sampah dirute yang saya lalui, saya merasa agak malu karena menjadi perhatian dikalangan orang-orang yang sedang berolahraga, tetapi saya tetap mencoba untuk memungut sampah yang ada disepanjang rute saya.


Plogging kedua saya lakukan pada tanggal 9 Maret pukul 06.00 di lapangan yang sama, yaitu lapangan Sidoarum. Sebelum saya melakukan olahraga, saya kembali menyiapkan plastik kresek sebagai tempat untuk saya memungut sampah disepanjang rute yang saya lalui. Pada plogging kedua kali ini terlihat lapangan agak sepi sehingga rasa malu saya berkurang, dan tentunya tidak hanya itu, tetapi sampah yang saya dapatkan pun juga sedikit karena berkuranganya pengunjung olahraga. Selesai melakukan plogging, saya didatangi oleh seolah pria yang ternyata pengurus lapangan tersebut. Orang tersebut bertanya tentang apa yang saya lakukan dan kemudian kita mengobrol tentang pengelolaan sampah pada lapangan tersebut.

Plogging ketiga saya lakukan pada tanggal 11 Maret pukul 07.00 dilapangan Sidoarum lagi. Kali ini terlihat pemandangan berbeda, terlihat disetiap sudut lapangan disediakan tempat pembuangan sampah. Melihat pemandangan ini pun perasaan saya antara senang dan sedih. Senangnya yaitu karena kali ini pengelolaan sampah pada lapangan sidoarum terlihat lebih terstruktur dengan disediakannya banyak tempat sampah. Sedihnya yaitu saya sangat sedikit mendapatkan sampah pada plogging ketiga, karena para pengunjung sudah mulai untuk membuang sampah pada tempat yang telah disediakan.

    Plogging keempat saya lakukan pada 13 Maret pada pagi hari. Plogging saya kali ini berada disekitaran lingkungan tempat tinggal saya dengan rute memutari perkampungan saya. Ketika saya sedang melakukan plogging, ada tetangga saya yang menyapa dan bertanya apa yang sedang saya lakukan, kemudian saya menjelaskan bahwa saya sedang melakukan plogging. Plogging memang belum banyak dikenal dikalangan umum, sehingga ini menjadi salah satu tugas saya untuk mengkampanyekan plogging, terutama pada orang-orang terdekat saya, agar dapat menjadi kebiasaan baru yang bermanfaat bagi lingkungan.

Plogging sudah saya lakukan sebanyak 4 kali dan saya menemukan berbagai macam sampah, mulai dari botol minum, bungkus rokok, plastic dan masih banyak lagi. Sampah yang saya temukan saat saya melakukan olahraga dilapangan dan disekitaran lingkungan rumah saya berbeda. Sampah yang ada dilapangan cenderung sampah berupa air mineral dan bungkus snack, sedangkan sampah yang saya temukan disepanjang rute plogging saya di lingkungan perkampungan meliputi bungkus rokok, makanan dan plastik kresek. Total sampah yang saya ambil selama melakukan plogging 4 kali sekitar 700gr, saya cenderung untuk mengambil sampah berupa bungkus makanan atau yang berbahan plastik.



Referensi :

Cholik,. Toho, dan Lutan, Rusli. (2001). Pendidikan Jasmani Dan Kesehatan. Jakarta : Depdikbud.

0 komentar:

Posting Komentar