12.6.21

Memanfaatkan Air Got Untuk Dijadikan Kompos

 Mita Dwi Wijayanti (19.310.410.037)

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Psikologi Lingkungan

Dosen Pengampu: Arundhati Shinta


          Jika membicarakan tentang sampah memang tidak akan ada habisnya karena sejatinya kita hidup tidak terlepas dari menghasilkan sampah. Setiap hari secara sadar ataupun tidak sadar kita sering sekali menghasilkan sampah dari aktivitas kita. Azwar (1990), sampah adalah sesuatu yang tidak dipergunakan lagi, yang tidak dapat dipakai lagi, yang tidak disenangi dan harus dibuang, maka sampah tentu saja harus dikelola dengan sebaik- baiknya, sedemikian rupa, sehingga hal-hal yang negatif bagi kehidupan tidak sampai terjadi. Menurut Sejati (2009) sampah dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu :
1) Sampah organik atau basah
Sampah basah adalah sampah yang berasal dari makhluk hidup, seperti daun-daunan, sampah dapur, sampah restoran, sisa sayuran, sisa buah. Sampah jenis ini dapat terdegradasi (membususk atau hancur) secara alami.
2) Sampah anorganik atau kering
Sampah kering adalah sampah yang tidak dapat terdegradasi secara alami. Contohnya : logam, besi, kaleng, plastik, karet, botol, kaca.
3) Sampah berbahaya
Sampah jenis ini berbahaya bagi manusia. Contohnya : baterai, jarum suntik bekas, limbah racun kimia, limbah nuklir. Sampah jenis ini memerlukan penanganan khusus.

          Sampah yang paling banyak dihasilkan berasal dari sampah rumah tangga (Suwerda, 2012). Untuk itu apabila sampah tidak diolah dengan baik maka akan menjadi penyebab pencemaran pada lingkungan. Salah satu cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi pencemaran lingkungan adalah dengan mengolah sampah organik untuk dijadikan sebagai pupuk untuk tanaman atau kompos. Kompos merupakan jenis pupuk yang berasal dari hasil akhir penguraian sisa-sisa hewan maupun tumbuhan yang berfungsi sebagai penyuplai unsur hara tanah sehingga dapat digunakan untuk memperbaiki tanah secara fisik, kimiawi, maupun biologis (Sutanto, 2002). Kompos digunakan untuk tanaman dengan alasan kompos bisa menjaga kualitas air dan tanah. Kompos dapat memperbaiki struktur tanah dengan meningkatkan kandungan bahan organik tanah dan akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah. Selain itu, kompos juga bisa memberikan kesuburan pada tanah karena menyediakan unsur hara dan mineral, sehingga bisa menghasilkan tanaman yang baik dan subur.

          Mungkin sebagian orang mengira air comberan atau air got adalah sesuatu yang menjijikan, namun faktanya air got ini dapat menyuburkan tanaman. Bagaimana bisa?Bukankah air got termasuk kedalam limbah?Iya, benar jika air got merupakan limbah cair rumah tangga seperti bekas mandi dan cuci dapur. Kandungan oksigen terlarut dalam air cukup tinggi walaupun berakibat air menjadi berbau tak sedap. Kandungan oksigen yang tinggi dalam air ini tidak baik untuk ikan yang berada dalam perairan kotor, namun siapa sangka dibalik hal tersebut malah bermanfaat bagi tanaman. Saya mengetahui hal tersebut ketika melihat seseorang disekitar tempat tinggal saya mengambil air got untuk campuran menanam cabe dan ternyata tanaman mereka tumbuh subur karena hal tersebut. Bagaimana pengaplikasiannya? Yang saya lihat pertama mereka membuat lubangan kecil disawah mereka lalu mereka memasukkan bibit cabe kedalam lubang itu, setelah itu mereka isi dengan air comberan setengah lubang, dan terakhir mereka tutup dengan tanah. Karena saya masih penasaran akhirnya saya mencoba untuk searching apakah air got juga bisa digunakan sebagai bahan untuk membuat pupuk kompos?Dan ternyata saya menemukan di salah satu video di YouTube yang memanfaatkan air got untuk membuat kompos. Lalu saya mencoba untuk mempraktekkan hal tersebut untuk membuktikannya. Dengan bahan yang diperlukan yaitu: air got, tanah bekas pembakaran, sampah dedaunan kering, dan serbuk gergaji.
  • Karena saya membuat dalam jumlah kecil jadi yang harus dipersiapkan pertama adalah ember bekas cat.
  • Lalu bahan-bahannya yang terdiri dari air got, tanah bekas pembakaran, sampah dedaunan kering, dan serbuk gergaji. Jadi disini saya menggunakan tanah bekas pembakarannya itu dari bekas memasak menggunakan tungku. 


  • Setelah semua bahan siap, masukkan tanah bekas pembakaran, lalu sampah dedaunan yang telah dipotong kecil-kecil, serbuk gergaji, dan juga masukkan air got secukupnya. Dengan perbandingan 2:1:1 sedangkan untuk air gotnya itu secukupnya asalkan lembab.
  • Jangan lupa aduk-aduk hingga semua bahan tercampur rata, setelah semua bahan tercampur rata masukkan lagi tanah bekas pembakaran, sampah dedaunan yang telah dipotong kecil-kecil, serbuk gergaji, dan juga air got. Aduk kembali hingga tercampur rata.
  • Setelah itu tutup ember dengan rapat dan tunggu hingga kurang lebih 1-2 minggu. Dan pupuk siap untuk diaplikasikan pada tanaman. Karena, saya membuatnya dalam jumlah yang sedikit maka waktu yang diperlukan 1 minggu, namun ternyata akan lebih baik jika dibiarkan dalam waktu 2 minggu.

           Dalam pembuatan pupuk ini menggunakan tanah bekas pembakaran karena, ternyata tanah bekas pembakaran ini juga memiliki manfaat untuk tanaman. Tanah dari bekas pembakaran ini ternyata juga bermanfaat untuk menyuburkan tanaman sehingga cocok sekali untuk campuran pembuatan pupuk. Dan dirumah saya juga sering menggunakan tanah bekas pembakaran untuk menananm bunga dan hasilnya bunga dirumah saya tumbuh subur dan baik.


Referensi:
Azwar, A. 1990. Pengantar Ilmu Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Yayasan Mutiara.
Kuncoro Sejati. 2009. Pengolahan Sampah Terpadu. Yogyakarta: Kanisius.
Suwerda, Bambang. 2012. Bank Sampah. Yogyakarta: Pustaka Rihama.
Sutanto, R. 2002. Pertanian Organik: Menuju Pertanian Alternatif dan Berkelanjutan. Yogyakarta: Kanisius.


0 komentar:

Posting Komentar