29.6.21

 



HIDUP BEBAS DARI SAMPAH ADALAH HIDUP SEHAT

Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Fakultas Psikologi

Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

 


Engelbertha Savsavubun/ 19310410015

 

Dalam kehidupan setiap hari baik di kota maupun desa, dimana orang hidup selalu menghasikan sampah. Dan samapa-sampah ini kalau tidak teratasi bisa berdampak buruk pada kesehatan manusia. Seperti dalam penelitian IPEN dan kawan-kawan tahun 2019 dari samaph kulit telur itu bisa menghasilkan berbagai macam firus atau bakteri yang mendatangkan penyakit kanker dll.

Sebenarnya masalah sampah ini dapat diatasi bila kita manusia memiliki kesadaran untuk tidak sembarang membuang sampah. Seperti yang di kemukakan Shinta A ( 2019) bahwa seorang yang moralnya verkembang secara optimal maka individu sangat peduli akan sampahnya. Seseorang peduli pada sampahnya karna alasan-alasan yang luhur. Artinya orang yang dengan kesadaran tinggi tidak sembarang membuang sampahnya. Sebaliknya orang yang moralnya berkembang tidak optimal membuang samaph di sembarangan tempat.

Seperti pernah penulis melihat disuatu tempat sampah-sampah dari minum ringan (ale-ale), sampahnya di buang di depan kios yang menjual minuman ringan tersebut. Disini bukan salah pembelihnya yang rata-rata yang masih usiah SD tetapi pemilik kios tidak punya kesadaran untuk menyiapkan keranjang di depan kios tersebut.

Dan yang sangat di sayangkan bahwa samapah dari minuman ringan tersebut bisa dibiarkan berhari-hari berserahkan di halam kuos tersebut. Ini karena secara moral pemilik kios punya moral yang tidak berkembang secara optimal sehingga mengabaikan aspek kebersihan lingkungan.

Bila kita lihat ada kota-kota yang diberikan penghargaan oleh pemerintah pusat karna unggul dalam kebersihan kotanya, ini karna pemerintah daerah tersebut mampuh menyadarkan masyarakatnya untuk pedulih terhadap lingkungan hidup yang bersih. Dalam arti hidup bebas dari sampah. Seperti saya sendiri yang mengamati di kota tual yaitu kota madya di MALUKU TENGGARA di mana kota ini sepanjang hari bersih dan indah. Karna setiap pagi rata-rata pukul 07:00 pagi semua petugas permbesih jalan dan lingkungan sudah beraktivitas membersihkan jalan dan lingkungan. bisa dilihat foto terlampir.



 


Dalam arti saya bukan melibih-lebihkan kota asal saya tetapi ini fakta berbicara. Sekalipun kota tual berada di wilayah indonesia paling timur tetapi budaya hidup besih lingkungan ( bebas dari sampah), ini dijalani oleh semua masyarakat dengan kesadaran.

Dengan melihat peristiwa ini, menurut saya ide untuk pedulih terhadap sampah itu di mulai dari kesadaran diri sendiri yang diajarkan oleh orang tua sejak seorang anak dalam perkembangan. Sebab dengan budaya hidup bersih, sejak usia anak-anak ini sangat berpengaruh pada perilaku seseorang dimasa dewasa. Selain itu pemerintah, dalam hal ini dinas kebersihan kota harus punya andil untuk memberi penyuluhan untuk sadar peduluh akan sampah. Sehingg kesadaran ditanamkan sejak usiah dini dan motivasi ekstrinsik tentang peduli lingkungan (sampah) dari dinas yang terkait maka bisa terjadi yang disebut sinergis akan kesadaran bersih lingkungan (hidup bebas dari sampah).

Sebab orang lain bisa hidup dengan kesadaran  peduli akan sampahnya maka kita yang lainpun bisa tergantung dari pendidikan tentang peduli terhadap lingkungan ( bebas dari sampah).

Oleh sebab itu pedulih akan sampah itu bagian dari pembelajaran hidup yang tidak boleh diabaikan. Dan ini tanggung jawab perorangan dan juga tanggung jawab masyarkat umum yang tentu tidak terlepas dari pengawasan pemerintah daerah setempat.

Dengan penjelasan di atas sebenernya belajar untuk hidup bersih itu tidak boleh diabaikan karna inj menyangkut kesehatan individu dan kesehatan masyarakat. Sebab hidup sehat itu ada hubungan dengan hidup bebas sampah.

Watson, dan kawan-kawan Harian Surabaya Post, 20 2008. Bahwa faktor eksternal yakni lingkungan ikut mempengaruhi perilaku (Behaviorisme) jadi lingkungn yang tidak sehat perluh diatasi agar tidak mempengaruhui kesehatan manusia dalam arti sampah-sampah yang berada di suatu tempat perluh di atasi.

 

Daftar Pustaka:

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish.

https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat

Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11.

          https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf

Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar