29.6.21

Agen Perubahan : Generasi Milineal Berani Lakukan Perubahan Untuk Lingkungan


Ujian Akhir Semester Psikologi Lingkungan Semester Genap 2020/2021

Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, M.A.

Wahyu Hidayah ( 19310410052)

 Fakultas Psiklogi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta 


Sampah adalah barang atau benda yang telah habis nilai manfaatnya. Definisi ini menimbulkan kesan negatif yang menjadikan sampah dipandang sebagai benda yang harus segera disingkirkan dari halaman rumah apapun caranya namun masyarakat cenderung tidak peduli pada sampah yang bertebaran di luar halamannya sendiri (Shinta, 2019). Tentu paradigma tentang pengertian sampah ini harus diubah agar masyarakat memiliki kesadaran untuk mengelola sampahnya masing-masing sehingga permasalahan lingkungan karena sampah dapat terminimalisir. Masih buruknya manajemen sampah serta masih rendahnya kepedulian lingkungan yang dalam hal ini adalah pengelolaan sampah terutama pada generasi milenialnya sehingga Indonesia akan menjadi negara yang akan membangun negaranya di masa depan karena generasi mudanya akan mudah tertular penyakit (Shinta dkk, 2019).

https://www.google.com/url?sa=i&url=https%3A%2F%2Fwww.blitarkab.go.id%2F2018%2F05%2F08%2Fpemkab-blitar-masih-mencari-lokasi-pembangunan-tpa%2F&psig=AOvVaw0RTOQgT0wzxOBbGdh5LPYR&ust=1625058507918000&source=images&cd=vfe&ved=0CAcQjRxqFwoTCKjE-In1vPECFQAAAAAdAAAAABAD

Di Era globalisasi saat ini persoalan lingkungan dan sampah plastik menjadi isu global (mendunia), salah satu penyebab kerusakan lingkungan adalah pencemaran lingkungan yang disebabkan oleh limbah sampah plastik yang dihasilkan oleh manusia. Sampah plastik menjadi masalah yang perlu mendapat perhatian serius semua pihak di tanah air termasuk para generasi milineal. Peran generasi milenial dalam pengelolaan sampah plastik sangat dibutuhkan, generasi milenial harus menjadi pionir penyelesaian masalah sampah. Sehingga Indonesia dapat terbebas dari sampah dan masyarakatnya dapat hidup dengan bersih dan sehat. Mereka yang hidup di era digital ini mudah memberikan pengaruh untuk melakoni suatu perubahan salah satunya menyoal isu lingkungan yang berkaitan dengan pengurangan sampah atau gaya hidup minim sampah.

Sampah kebanyakan lahir dari ketidakmampuan manusia mengatakan cukup terhadap kebutuhannya. Dengan kata lain, sampah banyak yang tercipta dari gaya hidup (life style) manusia yang melampaui kebutuhannya (Tondok,2018). Maka perubahan gaya hidup harus digerakkan. Gaya hidup minim sampah atau zero waste merupakan salah satu langkah strategis untuk mengurangi produksi sampah akibat gaya hidup berlebihan manusia. Manusia pada dasarnya adalah makhluk menyampah. Tidak dapat dipungkiri, sampah adalah sesuatu yang melekat, tidak dapat dapat dilepaskan dari hidup manusia. Di mana ada manusia, di situ pasti ada sampah. Sampah merupakan konsekuensi hidup, karena setiap aktivitas manusia pasti menghasilkan buangan atau sampah (Tondok, 2008).


Mengapa generasi milenial sering di sebut-sebut dalam suatu perubahan? Sebab pada diri kaum muda banyak potensi yang bisa diharapkan. Generasi milenial menyukai tantangan baru sehingga fleksibel terhadap perubahan dan mampu melakukan perubahan. Generasi Milineal sebagai agent of change dapat melakukan perubahan-perubahan kecil mengurangi sampah dengan cara membawa tas sendiri sebagai cara mengganti kantong plastik saat akan berbelanja baik di pasar maupun swalayan, membawa botol minum sendiri selain mengurangi sampah juga bisa lebih hemat daripada membeli air minum kemasan, pakai lap kain dan sapu tangan sebagai pengganti tisu dapur dan penggunaan tisu pada umumnya. Lap kain dan sapu tangan bisa dicuci dan digunakan selain menimbulkan sampah penggunaan tisu juga boros, beralih menggunakan sedotan berbahan stainless yang bisa dicuci bersih sehingga dipakai berulang kali, untuk kaum perempuan bisa beralih dari penggunaan pembalut sekali pakai ke pembalut kain karena pembalut sekali pakai sama seperti popok sekali pakai, tidak bisa terurai.

Shinta, A. (Editor) (2019). Memuliakan sampah: Konsep dan aplikasinya di dunia pendidikan dan masyarakat. Yogyakarta: Deepublish. https://www.researchgate.net/publication/350466459_Memuliakan_Sampah_Konsep_dan_Aplikasinya_di_Dunia_Pendidikan_dan_di_Masyarakat. Diakses tanggal 29 Juni 2021


Shinta, A., Daihani, D.U. & Patimah, A.S. (2019). Friendly environment waste management based on community empowerment as the basis of the health national resilience. Proceeding Optimizing Public Health for Sustainable Global Prosperity Through Innovative Collaboration. 4th International Symposium of Public Health. Griffith University, Gold Coast Campus, Queensland, Australia, October 29th-30th, pp. 6-11. https://fkm.unair.ac.id/wp-content/uploads/2020/03/Proceeding-4th-ISoPH-2019-Unair.pdf. Diakses tanggal 29 Juni 2021


Tondok, M. S. (2008). Menyampah, dari perspektif psikologi. Harian Surabaya Post. 20 Juli.

 




0 komentar:

Posting Komentar