Nama : Nurul
Khikmah
NIM : 19310410064
Dosen Pengampu
: Dr. Arundati Shinta. MA
TUGAS UJIAN MID PSIKOLOGI LINGKUNGAN
Air memiliki peranan sangat penting dalam berusahatani terutama bagi usahatani padi sawah. Tanaman padi merupakan tanaman yang sangat banyak membu tuhkan air khususnya pada saat tumbuh tanaman harus selalu tergenang air. Agar produktivitas padi cukup baik dan efektif dalam satuan luas lahan, maka dibutuhkan suplay air yang cukup melalui irigasi. Oleh karena itu untuk menunjang ketersediaan air bagi usaha tani padi haruslah dilakukan pengelolaan air secara kontinyu baik dari segi kuantitas maupun kualitas sehingga menjamin tanaman padi tidak mengalami kekurangan air yang berakibat akan menurunkan hasil produksi. Pembangunan bendungan beserta sarana-sarana pelengkapnya, jaringan atau salurannya dimaksudkan untuk kelancaran penyaluran air ke lahan secara lancar dan teratur dan dapat memuaskan semua pihak yang berkepentingan dengan air pengairan tersebut. Oleh karena itu diperlukan manajemen pengelolaan air yang baik yang meliputi semua rangkaian kegiatanyang terus-menerus secara terpadu yang dilakukan pada jaringan pengairan sejak kegiatan pengambilan dilanjutkan oleh pengaturan, pengukuran, penyaluran, pembagian, pemberian air pengairan yang aman sampai kepada pemakai air sampai di tingkat usahatani secara tepat waktu sehingga perkembangan tanaman yang dibudidayakan proses produksinya dapat terjamin.
Pembagian
Air Pengairan
Pembagian air pengairan
yaitu mengalirkan air pengairan ke saluran-saluran primer, sekunder sesuai
dengan peraturan dan atau ketentuan yang berlaku yang dalam pelaksanaannya ada
dalam pengawasan dinas terkait. Sedangkan pemberian air pengairan yaitu
penyaluran air pengairan dari jalur utama ke saluran tersier dalam petak
tersier dan selanjutnya memberikan air ke petak-petak sawah. Di tingkat ini
yang berperan adalah petugas desa terdiri atas ulu-ulu atau pembantu ulu-ulu
sebagai pelaksana teknis dalam hal pengaturan air pengairan di perdesaan. Kegiatan
untuk mencapai terlaksananya pemeliharaan jaringan pengairan, pembagian dan
pemberian air pengairan dalam lingkup rangkaian irigasi teknis dan setengah
teknis sederhana yang dikelola secara terpadu oleh petugas-petugas dinas
pengairan dan petugas desa. Semua kegiatan harus memperhatikan atas peratuiran
yang berlaku, maka air pengairan dapat dibagi dan diberikan dari sumbernya ke
petak-petak usahatani dengan baik.
Dalam hal
pengelolaan, pembagian dan pemberian air pengairan harus diperhatikan dan
ditetapkan agar satu sama lainnya sesuai dengan aspek-aspek teknis pengairan
irigasi di Indonesia yang memiliki musim hujan dan musim kemarau. Selayaknya
pemanfaatan air pengairan untuk lahan-lahan pertanaman dibagi dalam satu periode
pengairan musim penghujan dengan tanaman utama padi sehingga memperoleh
prioritas pertama yaitu pembibitan padi persawahan beserta persiapan penanaman
sampai pada periode pertumbuhan dan umur tertentu. Pada pengairan musim kemarau
dengan tanaman utama adalah palawija, sehingga yang memperoleh prioritas
pertama yaitu pembibitan padi gadu beserta persiapan pembibitan padi rendeng.
Kebutuhan
Air Tanaman Padi
Kebutuhan air
untuk tanaman padi sawah mencakup perhitungan air yang masuk dan keluar dari
lahan sawah. Air di petakan sawah dapat bertambah karena turun hujan, sengaja
diairi dari saluran irigasi dan perembesan dari sawah yang letaknya lebih
tinggi. Pada pertanaman padi terdapat tiga fase pertumbuhan yaitu fase
vegetatif (0-60 hari), fase generatif (60-90 hari), dan fase pemasakan (90-120
hari). Untuk mengetahui kebutuhan air yang harus disediakan untuk irigasi lahan
pertanian, informasi atau data kebutuhan air tanaman sangat diperlukan.
Kebutuhan air tanaman tergantung dari jenis dan umur tanaman, waktu atau
periode pertanaman, sifat fisik tanah, teknik pemberian air, jarak dari sumber
air pada lahan pertanian dan luas areal pertanaman yang akan diairi. Oleh sebab
itu agar penggunaan air irigasi lebih efesien dan efektif, maka sangat penting
mengetahui pemakaian air konsumtif tanaman.
Pada lahan
sawah kehilangan air dapat terjadi melalui evaporasi, transpirasi, dan
perlokasi dan sagat bervariasi. Kehilangan air pada lahan sawah beririgasi
bervariasi antara 5,6-20,4 mm/hari. Variasi kehilangan air yang paling sering
diamati berkisar antara 6-10 mm/hari (Yoshida 1981). Dengan demikian rata-rata
jumlah air yang dibutuhkan untuk memproduksi padi yang optimal adalah 180-300
mm/bulan. Dalam satu periode tanam bahwa kebutuhan untuk seluruh operasional
pengelolaan sawah beririgasi (pembibitan, persiapan lahan dan irigasi) adalah
1.240 mm. Hampir selama periode pertumbuhannya padi memerlukan kondisi lahan
yang jenuh air. Untuk efesiensi penggunaan air dapat ditingkatkan dengan sistem
Tabela yang hanya memerlukan penggenangan air 2-3 cm sejak umur 15-50 hari, dan
selanjutnya dengan macak-macak. Teknik tanpa olah tanah dikombinasikan dengan
selang irigasi 3 hari sekali atau interminten selama fase vegetatif dapat
menghemat air irigasi sampai 50% (Budi, 2000). Untuk memenuhi kebutuhan air
irigasi pada periode tanam sampai panen dengan umur tanaman 100 hari akan
memerlukan air 520-1.620 mm. Untuk padi umur 130 hari membutuhkan air sebanyak
720-2.160 mm. Penggunaan air irigasi juga sangat bervariasi atara musim
penghujan dan musim kemarau dan sangat tergantung pada tingkat pengelolaan
tanaman dan sistem pengelolaannya.
0 komentar:
Posting Komentar