6.4.21

KURANGI SAMPAH DENGAN MENGURANGI PENGGUNAAN KANTONG PLASTIK SAAT BERBELANJA

                                                                

Tugas Essay Psikologi Lingkungan

Fakultas Psikologi

 Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta

 

                                                          

                                                               Nama        : Ganjar Dwi Lestari 

                                                          NIM               :19310410012

                                                        Mata Kuliah    : Psikologi LIngkungan

                                                    Dosen Pengampu: Dr. Arundati Shinta, MA.

 

Sampah akan terus diproduksi dan tidak akan pernah berhenti selama manusia tetap ada. Dapat dibayangkan bahwa jumlah sampah yang dihasilkan oleh penghuni bumi ini akan semakin meningkat. Sampah sendiri merupakan salah satu bentuk konsekuensi dari adanya aktivitas manusia dan volumenya berbanding lurus dengan jumlah penduduk. Apabila tidak ditangani secara efektif dan efisien, eksistensi sampah di alam tentu akan berbalik menghancurkan kehidupan sekitarnya.

Sumber sampah terbanyak adalah yang berasal dari pemukiman, komposisinya berupa 75% terdiri dari sampah organik dan sisanya adalah sampah anorganik. Sampah organik telah banyak dimanfaatkan sebagai bahan pembuatan kompos, briket serta biogas, tetapi sampah anorganik masih sangat minim pengelolaannya. Sampah anorganik sangat sulit didegradasi bahkan tidak dapat didegradasi sama sekali oleh alam, oleh karena itu diperlukan suatu lahan penumpukan yang sangat luas untuk mengimbangi produksi sampah jenis ini. Sampah anorganik yang paling banyak dijumpai di masyarakat adalah sampah plastik.

Berbagai industri di dunia menggunakan plastik untuk mengemas produk mereka. Industri makanan dan minuman instan misalnya, memilih plastik berlapis alumunium foil atau plastik multilayer sebagai kemasan karena dianggap aman dan dapat menjaga produk tetap layak dikonsumsi. Disamping itu, material pembungkus ini tidak membuat biaya produksi melonjak. Produsen tetap dapat menjual produk eceran dengan harga yang terjangkau. Hal yang sama juga dilakukan oleh produsen shampo, permen, susu dan obat-obatan. Plastik kemasan berlapis alumunium foil menggantikan kaca, kaleng, dan kertas sebagai material pengemas.

 

                                         

 

 

Pada saat yang sama, produk-produk hasil industri melimpah, kebutuhan manusia menjadi lebih kompleks, masyarakat terus berbelanja dan membutuhkan tas untuk membawa barang-barang mereka. Plastik kemudian menjadi jawaban bagi kebutuhan ini, murah, kuat, ringan, tidak berkarat, bersifat termoplastis, dapat diberi label dengan berbagai kreasi, selalu dapat dibuat menarik, dan bisa menjadi sarana branding yang efektif. Anda dapat menemukan plastik dengan merk perbisnisan tertentu di supermarket, toko buku, butik, toko alat elektronik sampai toko perlengkapan bayi.Maka dari itu mulai sekarang kurangi penggunaan kantong plastik dan ganti dengan tas belanja yang yang bisa digunakan berulang kali saat belanja.

Sejauh ini keterlibatan masyarakat dalam mengurangi pemakaian dan mendaur ulang plastik masih sangat minim. Biasanya plastik dibakar untuk memusnahkannya dari pandangan. Padahal, jika pembakaran plastik tidak sempurna (di bawah 8000C) dapat membentuk dioksin, yaitu senyawa yang dapat memicu kanker, hepatitis, pembengkakan hati dan gangguan system saraf (Sirait, 2009).

Penulis melihat terdapat potensi untuk memanfaatkan sampah plastik menjadi produk dan jasa kreatif dalam rangka mengelola sampah plastik dengan baik, sehingga plastik benar-benar mendukung kehidupan kita. Tidak hanya ketika kita gunakan namun juga setelah kita gunakan. Salah satu upaya untuk mengurangi dampak buruk sampah plastik bagi lingkungan adalah dengan melaksanakan prinsip 3R dalam kehidupan sehari-hari, yaitu pengurangan pemakaian (reduce), pemakaian ulang (reuse), dan pendaur ulang (recycle). 

 

Referensi:

Anonim. (2009). Sampah Plastik Jadi Limbah. didownload dari http://cetak.kompas.com/ read/xml/2008/08/06/00444748/80.persen.sampah.plastik.jadi.limbah

Ecoist. (2009). Produk Sampah Kemasan. didownload dari http://www.ecoist.com

Sirait, Mita. (2009). Sulap Sampah Plastik Lunak jadi Jutaan Rupiah. B-Frist. Yogyakarta.

 

 

                         

0 komentar:

Posting Komentar