6.4.21

MENGURANGI SAMPAH DENGAN MEMBUAT KOMPOS

 Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.
Psikologi Lingkungan Tahun 2020/2021
Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 
Yogyakarta
Novia Zahra Zakiah (19310410025)


 

            Lingkungan sangat penting dalam keberlangsungan makhluk hidup, terutama manusia. Salah satu permasalahan lingkungan yang masih menjadi perhatian serius yaitu sampah. Sampah menjadi masalah penting seiring meningkatnya populasi penduduk dan juga perubahan gaya hidup. Wardono (2013) menjelaskan bahwa pada kenyataannya, baik sampah organik maupun anorganik yang ada di Tempat Pembuangan Sampah (TPS) atau Tempat Pembuangan Akhir (TPA) memperlihatkan bahwa antara yang masuk dan yang diolah sangat tidak seimbang (Utami & Mardikanto, 2016).

            Menurut data Kementerian Lingkungan Hidup RI, pada 2012 volume sampah per tahun di Indonesia mencapai 178.850.000 ton setahun. Dari total sampah tersebut sekitar 60 persen merupakan sampah rumah tangga seperti sisa sayuran, nasi, buah dan lain sebagainya. Hanya kurang  0,5% sampah yang dikelola langsung oleh masyarakat (Widiyastuti & Kartono, 2019).

            Limbah rumah tangga yang berasal dari tanaman mengandung lebih banyak bahan organik yang mudah busuk, lembab, dan mengandung sedikit cairan. Salah satu alternatif pengolahan sampah adalah memilih sampah organik dan memprosesnya menjadi kompos atau pupuk hijau. kompos memiliki peranan sangat penting bagi tanah karena dapat mempertahankan dan meningkatkan kesuburan tanah melalui perbaikan sifat kimia, fisik, dan biologinya (Suprapto, Ali, & Nuryadin, 2017).

            Pengkomposan merupakan suatu teknik pengolahan limbah padat yang mengandung bahan organik biodegradable (dapat diuraikan mikroorganisme). Selain menjadi pupuk organik maka kompos juga dapat memperbaiki struktur tanah, memperbesar kemampuan tanah dalam menyerap air dan menahan air serta zat-zat hara lain. Pengkomposan alami akan memakan waktu yang relatif lama, yaitu sekitar 2-3 bulan bahkan 6-12 bulan. Pengkomposan dapat berlangsung dengan fermentasi yang lebih cepat dengan bantuan mikro organisme (Subandriyo, Anggoro, & Hadiyanto, 2012).

            Cara pengomposan sampah organik rumah tangga sebagai berikut : Mengumpulkan sampah organik dari hasil karakterisasi sampah organik rumah tangga. Jumlah sampah organik rumah tangga yang digunakan sebanyak 55 kg (13,93 kg sampah kebun, sampah dapur sebanyak 36,07 kg dan 5 kg serbuk gergaji). Kemudian dicacah dengan mesih pencacah hingga berukuran 2-3 mm. Lalu, dicampur dengan serbuk gergaji secara merata. Tambahkan larutan aktivator EM4 dan MOL sesuai rancangan percobaan pada media fermentasi yang telah disiapkan dengan cara disemprotkan dan diaduk supaya homogen. Melakukan fermentasi selama 16 hari, 22 hari dan 28 hari (diaduk-aduk setiap 3 hari). Pengomposan dihentikan saat kompos terlihat matang dengan parameter yang terlihat dari warna, tekstur, bau, suhu kompos, dan pH (Subandriyo, Anggoro, & Hadiyanto, 2012).

            Dengan cara pengomposan ini, setidaknya kit bisa mengurangi produksi sampah yang setiap harinya. Kita juga bisa menjadi contoh tetangga, teman atau bahkan orang lain agar bisa melakukan pengomposan juga. Sehingga produksi sampah pun berkurang. Terutama di masa pandemi seperti ini, orang-orang berlomba-lomba menanam tanaman. Dan pastinya pupuk sangat dibutuhkan. Jika pengomposan ini kita tekuni, maka bisa menjadi peluang usaha kita.

 

 

References

Subandriyo, Anggoro, D. D., & Hadiyanto. (2012). OPTIMASI PENGOMPOSAN SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA MENGGUNAKAN KOMBINASI AKTIVATOR EM4 DAN MOL TERHADAP RASIO C/N. Jurnal Ilmu Lingkungan, 10(2):70-75.

Suprapto, P. K., Ali, M., & Nuryadin, E. (2017). PROGRAM PENGENALAN DAN SOSIALISASI PENERAPAN TEKNOLOGI OLAH SAMPAH ORGANIK RUMAH TANGGA (OSAMA) DI KAMPUNG JATI KABUPATEN CIAMIS. Jurnal Pengabdian Siliwangi, 3(1): 180-181.

Utami, B. W., & Mardikanto, T. (2016). PENGELOLAAN LINGKUNGAN MELALUI PENGOLAHAN SAMPAH RUMAH TANGGA TERINTEGRASI. Inotek, 20(2): 159-164.

Widiyastuti, T., & Kartono. (2019). PENGELOLAAN SAMPAH RUMAH TANGGA UNTUK MENDUKUNG “PROGRAM KOTAKU” PADA KELOMPOK PKK PERUMAHAN GRIYA SATRIA BANCARKEMBAR KECAMATAN PURWOKERTO UTARA KABUPATEN BANYUMAS. Prosiding Seminar Nasional dan Call for Papers, 250.

 

 

0 komentar:

Posting Komentar