5.4.21

MENGENAL METODE 3R DI SEKOLAH SEBAGAI UPAYA PENGELOLAAN SAMPAH YANG RAMAH LINGKUNGAN

 Mengenal Metode 3R di Sekolah 

Sebagai Upaya Pengelolaan Sampah yang Ramah Lingkungan

Tugas Psikologi Lingkungan Tahun 2020/2021

Fakultas Psikologi Universitas Proklamasi 45 Yogyakarta


Rifdah Nur Aqilah (19310410061)
Dosen Pengampu : Dr. Arundati Shinta, M.A.

Belakangan ini, lingkungan menjadi bahan perbincangan di berbagai negara terutama di Indonesia. Salah satu masalah lingkungan yang sejak lama belum terselesaikan dengan baik adalah sampah. Sampah merupakan hal yang sangat kecil namun begitu sukar dipecahkan. Menurut Undang-Undang No. 18 Tahun 2008 tentang Pengelolaan Sampah, sampah yaitu sisa kegiatan sehari-hari manusia atau proses alam yang berbentuk padat atau semi-padat berupa zat organik atau anorganik bersifat dapat terurai atau tidak dapat terurai yang dianggap sudah tidak berguna lagi dan dibuang ke lingkungan. Sedangkan menurut WHO, sampah adalah barang yang berasal dari kegiatan manusia yang tidak lagi digunakan, baik tidak dipakai, tidak disenangi, ataupun yang dibuang (Foresteract, 2019).

Bank Dunia dalam sebuah laporannya media September 2019 melansir data mengenai produksi sampah global. Lembaga Keuangan Internasional tersebut mengklaim bahwa pada 2016 terdapat 2,01 miliar ton sampah menumpuk di dunia. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) mengakui bahwa pada tahun 2020 total produksi sampah Indonesia telah mencapai 67,8 juta ton. Artinya, ada sekita 185.753 ton sampah setiap harinya dihasilkan oleh 270 juta penduduk atau setiap penduduk memproduksi sekitar 0,68 kilogram sampah per hari (Indonesia.go.id, 2021). Sampah menjadi masalah bagi setiap orang karena sampah yang menumpuk tanpa ada pengelolaan yang benar akan menimbulkan bibit penyakit, menghasilkan zat kimia berbahaya, dan dapat menyebabkan bencana alam seperti banjir.

Dalam permasalahan sampah ini, terlihat bahwa kurangnya kesadaran masyarakat Indonesia terkait pengelolaan sampah, serta kurangnya edukasi terkait pentingnya menjaga lingkungan hidup. Menyadari pentingnya menjaga lingkungan perlu diberikan edukasi atau pendidikan akan pentingnya lingkungan hidup. Pendidikan tentang peduli lingkungan hidup baiknya mulai ditanamkan sejak anak usia dini. Upaya penanganan sampah yang efektif dilakukan adalah dengan metode 3R (Reduse – Reuse – Recycle). Metode 3R (Reduse – Reuse – Recycle) perlu diterapkan pada jenjang pendidikan mulai dari SD, SMP, SMA, hingga Perguruan Tinggi. Alasannya, lingkungan sekolah merupakan satu lingkungan yang paling kondusif untuk membiasakan suatu rutinitas tertentu. Selain itu,  upaya tersebut mampu mendorong perubahan perilaku atau sikap dan pola pikir masyarakat Indonesia agar menjadi masyarakat yang ramah, peduli, dan cinta lingkungan.



Secara prinsip, 3R (Reduse – Reuse – Recycle) merupakan urutan langkah untuk pengelolaan sampah dengan baik. Reduce berarti mengurangi segala sesuatu yang mengakibatkan sampah. Reuse berarti menggunakan kembali sampah yang masih dapat digunakan untuk fungsi yang sama ataupun fungsi lainnya. Dan Recycle berarti mengolah kembali (daur ulang) sampah menjadi barang atau produk baru yang bermanfaat (Umumsetda, 2019). Jadi, pada prinsipnya sebagian produksi sampah memang harus dikurangi (Reduce), namun bila tidak bisa dihindari maka harus digunakan kembali (Reuse), dan bila ada sampah-sampah yang tidak bisa digunakan kembali bisa didaur ulang atau dibuat untuk kebutuhan lain (Recycle).

Lalu, seperti apa contoh dari 3R yang biasa ditemukan dilingkungan sekolah? Berikut ini ada beberapa contoh tindakan 3R yang bisa dilakukan di sekolah, antara lain:

1.       Membiasakan membawa alat makan sendiri. Biasanya anak-anak sekolah terutama usia SD senang membawa bekal dari rumah apalagi menggunakan kotak makan reuseable yang bervariasi lucu dan terlihat menarik. Selain itu, membawa bekal dari rumah bisa menghemat uang saku.

2.       Membiasakan untuk tidak membeli makanan dengan kemasan plastik. Biasanya anak-anak sekolah sangat senang jajan-jajanan yang ada dikantin sekolah. Misalnya, saat membeli batagor dikantin cobalah untuk membawa wadah sendiri, lalu meminta tolong kepada penjualnya meletakkan batagor ke dalam wadah sendiri sehingga tidak perlu pakai plastik.

3.       Menyediakan air minum isi ulang. Sekolah bisa menyediakan galon isi ulang agar para siswa tidak perlu membeli air minum berkemasan botol plastik atau es-es dalam plastik. Para siswa hanya perlu membawa botol minum sendiri (reuseable).

4.       Memanfaatkan barang bekas untuk dipakai kembali. Misalnya, plastik kresek digunakan sebagai tempat sampah, botol plastik digunakan untuk pot bunga, lampu hias, dan kerajinan tangan lainnya.

5.       Mendaur ulang barang bekas. Misalnya, mengubah sampah plastik menjadi souvenir, mengubah sampah kertas atau kardus menjadi kerajinan tangan atau mainan miniatur.

Dengan demikian, metode 3R dapat meminimalisir bahaya akibat sampah plastik secara optimal. Dan keberhasilan 3R ini tidak lepas dari kerjasama seluruh warga sekolah untuk menerapkan upaya pengelolaah sampah yang ramah lingkungan.

 

 

Referensi:

Foresteract.com. (2019, 7 Juni). Sampah: Pengertian, Jenis, Penyakit, Energi, dan Dampak Buruk. Diakses pada 5 April 2021, dari https://foresteract.com/sampah/

Indonesia.go.id. (2021, 23 Februari). Membenahi Tata Kelola Sampah Nasional. Diakses pada 5 April 2021, dari https://indonesia.go.id/kategori/indonesia-dalam-angka/2533/membenahi-tata-kelola-sampahnasional#:~:text=Kementerian%20Lingkungan%20Hidup%20dan%20Kehutanan,dihasilkan%20oleh%20270%20juta%20penduduk.

Umumsetda.bulelengkab.go.id. (2019, 8 Mei). 3R (Reuse – Reduce – Recycle) Sampah. Diakses pada 5 April 2021, dari https://umumsetda.bulelengkab.go.id/informasi/detail/artikel/3r-reuse-reduce-recycle-sampah-49


Referensi gambar:

Environment Indonesia. (2015, 5 November). 3R (Reuse reduce Recycle) Sampah. Diakses pada 5 April 2021, dari https://environment-indonesia.com/3r-reuse-reduce-recycle-sampah/ 


0 komentar:

Posting Komentar